6

57K 459 1
                                    

Elena Bexxa tidak bisa bersuara, Selain mendengar suara pintu kamar di tutup oleh William Clanton.
Dengan nafas tersengal-sengal, Elena Bexxa memilih memejamkan kedua matanya. Ia berharap semua itu adalah mimpi.
Mimpi  tentang William Clanton merebut kehormatan yang ia jaga baik selama ini.
"Ini pasti mimpi," gumam Elena Bexxa dalam hati berulang-ulang kali untuk menyakinkan dirinya. Sebelum ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang berkeringat dengan bagian bawah berdenyut.
***
Pagi hari datang lebih cepat dari biasanya.
Elena Bexxa membuka kedua matanya yang lengket dan lelah. Ia merasa tubuhnya di bagian bawah terasa perih dan tidak nyaman sama sekali. Ketika akan mengerahkan kedua kakinya untuk turun dari atas ranjang.
Dengan jemari lentik, Elena Bexxa menyentuh bagian bawahnya yang terasa pedih dan basah. Seketika keningnya berkerut dalam mengingat apa yang terjadi semalam di tambah dengan tubuhnya yang masih polos tanpa sehelai benangpun yang menutupi.
"Ternyata bukan mimpi," umpat Elena Bexxa yang memaki William Clanton yang telah menyetubuhi dirinya semalam. Hingga menyebabkan celah intinya terasa sakit di pagi hari.
Dengan susah payah, Elena Bexxa  berusaha untuk turun dari atas ranjang yang sudah tidak berbentuk lagi.
Klekk
Pintu kamar terbuka secara mendadak.
Kedua mata William Clanton menatapi Elena Bexxa yang duduk di pinggiran ranjang yang tidak berbentuk lagi dengan tubuh polos yang seakan mengoda dirinya untuk kembali menjamah tubuh tersebut.
Kedua mata Elena Bexxa menatapi siapa yang masuk ke dalam kamarnya dan tidak mengeluarkan suara.
Kedua mata William Clanton masih tiada henti-hentinya menatapi tubuh Elena Bexxa. Seketika gairah di dalam tubuhnya langsung mendidih tinggi, Melihat Elena Bexxa duduk dengan tubuh polos di pagi hari yang menampakkan semua keindahan lekuk tubuhnya.
Pemandangan yang benar-benar gila bagi William Clanton di pagi hari dengan tubuh yang masih bergairah.
"Ini oleh-oleh untuk mu, Siapkan dirimu untuk pindah hari ini. Mulai hari ini sampai ke depannya kau akan tinggal bersama dengan aku," ucap William Clanton yang melemparkan satu chip ke atas ranjang dengan kedua mata yang masih menatapi kedua dada Elena Bexxa yang ingin ia jamah dan remas dengan kedua tangan.

Elena Bexxa melirik chip yang di atas ranjang. Tanpa melihat isinya. Elena Bexxa sudah dapat menebak apa isi di dalam chip tersebut. Jika bukan hubungan intim mereka berdua semalam yang di rekam dan di edit  seperti jalur cerita.
"Aku tidak mau pindah," tolak Elena Bexxa dengan sikap tegasnya. Apalagi harus tinggal satu atap dengan William Clanton. Hal ini semakin di benci oleh Elena Bexxa, Mengingat kedepannya William akan melakukan hal tidak senonoh lagi pada tubuhnya.
William Clanton memperlihatkan senyuman miring. Atas penolakan Elena Bexxa yang di anggap telah menentang dirinya.
"Suka tidak suka kau harus ikut aku," ucap William Clanton yang masih berdiri menatapi Elena Bexxa dengan tatapan bernafsu yang tidak terkendali. Ketika melihat tubuh polos elena Bexxa yang duduk di pinggiran ranjang dengan tangan bersedekah di bawah dada berisi yang mengoda.
"Atau kau ingin merasakan bagaimana rasanya di sentuh di pagi hari?" tawar William Clanton dengan mengedipkan salah satu matanya.
Kemarahan Elena Bexxa memuncak, Ia bukan wanita lemah yang hanya menagis atau menyesali apa yang terjadi.
Elena Bexxa meraih lampu di atas nakas, Lalu melemparkan ke arah William Clanton.
"Keluar dari kamar aku," pekik Elena Bexxa dengan suara nyaringnya.
William Clanton yang berhasil menghindar dari kemarahan Elena Bexxa yang melemparkan dirinya dengan lampu.
"Kau perlu di kasih pelajaran di pagi hari, Agar kedepannya menjadi wanita penurut dan tidak semasar ini?" seru William Canton yang berjalan mendekati Elena Bexxa dengan cara mendorong tubuh Elena Bexxa hingga terlentang di atas ranjang.
Elena Bexxa  gemetar merasakan tangan kasar William Clanton mengusap pahanya dan semakin naik ke atas hingga menyelinap masuk ke dalam celah intinya.
"Ahhhh ... Tolong hentikan," pekik Elena Bexxa yang berusaha menyingkirkan tangan William Clanton yang berada di area celah intinya.
"Kau basah," ucap William Clanton yang menahan kedua tangan Elena Bexxa di atas kepala.
"Ahhh...." pekik Elena Bexxa yang mengerakkan bokongnya saat jemari tangan William Clanton semakin bergerak liar di dalam celah intinya.
William Clanton yang tidak ingin suara desahan Elina Bexxa terdengar oleh para pembantu yang kini sedang berberes-beres rumah yang di suruh oleh pihak bank. Ia langsung membungkam mulut Elena Bexxa dengan kecupan. Sedangkan kedua jemarinya masih mengaduk-aduk celah inti Elina Bexxa dengan gerakan bebas.
"Nggghhh..."
Elina Bexxa mengeliat dan tanpa sadar mulai membuka kedua kakinya semakin lebar. Di mana William Clanton menerobos miliknya semakin dalam dengan gerakan jari-jari yang semakin lincah.
Bibir dan area bawah di serang secara bersamaan oleh William Clanton dan hal ini membuat Elena Bexxa tersiksa dengan rasa aneh yang mengalir di dalam tubuhnya.
"Ah .. udah Will, Aku tidak mau lagi....." desah Elena Bexxa kembali datang. Saat bibir William Clanton beralih turun ke lehernya di sertai dengan cumbuan yang dalam.
"Argh... God dammm, Kau membuat aku kecanduan. Elina," William Clanton kali ini mengerang. Padahal hanya jemarinya yang masuk ke dalam celah inti Elena Bexxa. Belum rudalnya yang meleset masuk ke dalam untuk menyemburkan cairan perlepasan.
Elena Bexxa menatapi wajah William Clanton di antara kabut gairahnya yang telah memuncak karena celah intinya yang tidak berhenti di serang oleh jemari William Clanton.
"Aku tahu kau sudah akan mendapatkan perlepasan sebentar lagi," cibir William Clanton dengan tatapan nafsunya.
Elena Bexxa tidak menjawab. Ia memilih untuk bungkam dengan mengigit bibir bawahnya.
"Keluarkan semuanya!" perintah William Clanton yang semakin bernafsu mengaduk isi liang celah inti Elena Bexxa dengan sengaja mempercepat gerakan jemarinya.
Elena Bexxa yang tidak berdaya, Hanya bisa mengeluarkan suara merdu yang di sertai dengan desahan.
Berapa detik kemudian, William Clanton merasakan aliran deras dan hangat yang keluar dari celah sempit Elena Bexxa.
William Clanton merasakan asetnya berkedut dan meronta untuk memasuki tubuh Elena Bexxa, Namun bersama itu terdengar suara keras dari salah satu cleaning servis dari pihak bank yang di lantai bawah.
"Kalian harus meninggalkan rumah ini 30 menit lagi," teriak kepala cleaning service dari lantai bawah.
"Sial," umpat William Clanton yang tidak ikhlas menyudahi permainan singkatnya.
Elena Bexxa masih terbaring terlentang dengan nafas tersengal-sengal dan wajah merah merona.
Tidak ingin membuat waktu, William Clanton memilih mengunci pintu kamar Elena Bexxa. Kemudian ia meloloskan celana jeans beserta dalam untuk menuntaskan gairah yang sudah sampai ubun-ubun kepala.

Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang