Ada yang nunggu update?
Diwajibkan untuk vote & komen, sebagai bentuk menghargai usaha penulis!
Spam komen di setiap paragraf!
(Happy Reading)
•••
Seorang laki-laki berparas tampan dengan tas ransel di pundaknya, berjalan melewati ujung koridor sekolah dengan tatapan datar. Berjalan sambil memperhatikan sesuatu di ponselnya, foto dirinya dan gadis yang dicintainya yang diambil beberapa hari lalu. Laki-laki itu tidak fokus hingga akhirnya menabrak gadis cantik yang berpapasan dengannya.
"Aduhh pantat gue!" ringis gadis itu setelah terjatuh. Wajahnya tertekuk kesal.
"Astaga... sakit banget!" marah gadis itu dengan alis berkerut, lalu menatap cowok yang menabraknya.
"Bantuin kek, jangan bengong aja!" sindir Alora berusaha berdiri, membersihkan belakang rok sekolahnya.
Alora menatap cowok itu yang masih setia memperhatikan ponselnya. Mengamati baik-baik wajah tampan cowok itu, sangat sempurna sekali. Entah mengapa hatinya berdesir tidak karuan. Ia dibuat tergugup.
"Gue gak kalah menarik sama hp lo itu," kata Alora, tapi cowok itu menulikan pendengarannya.
Tanpa menoleh sedikitpun, cowok itu kembali berjalan, melewati Alora yang menatapnya tidak percaya. Bagaimana bisa gadis secantik dirinya diacuhkan begitu saja? Batin Alora tidak terima.
"Gue pastiin kita ketemu lagi!" Alora berteriak kegirangan. Ia memegangi dadanya yang berdegup kencang. "Ya Tuhan, ganteng banget, gak kuat!!" lanjut Alora berlari kencang ke kelasnya.
•••
"SHENA!! Aku datang!!" Alora berlari menghampiri sahabatnya yang sedang duduk di kelas, sembari membaca buku.
"Astaga masih pagi udah belajar aja. Belum juga dateng gurunya," oceh Alora menaruh tas nya, kemudian duduk di samping Shena Anala, gadis pintar, yang notabene nya adalah sahabat perempuan satu-satunya yang Alora punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Asmara
Teen Fiction[PRIVAT ACAK - FOLLOW SEBELUM BACA] - OBSESI, HUBUNGAN TERLARANG, PERSAINGAN BISNIS, PERSAHABATAN, TOXIC RELATIONSHIP, FRIENDZONE. Ini tentang para tokoh di dalam cerita, dengan segala caranya untuk bisa mendapatkan pujaan hati mereka, meski harus m...