31. TANDA-TANDA MULAI BUCIN?

38.1K 2.6K 2.1K
                                    

Follow terlebih dahulu akun di bawah ini;
Instagram: wattpad.ayay
Tiktok: wattpad.ai & wattpad.ay

Diwajibkan untuk vote dan komen sebelum membaca cerita ini!

Jangan lupa komen di setiap paragraf!

Ramaikan cerita ini ke teman-teman kalian dan sosmed kalian dengan memakai hastag #obsesiasmarawattpad #bianastara #aloraaleandra

Ramaikan cerita ini ke teman-teman kalian dan sosmed kalian dengan memakai hastag #obsesiasmarawattpad #bianastara #aloraaleandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kemana, Pa?" Dewi menghentikan Antonio.

"Saya ada urusan." Antonio menjawab singkat.

"Ini hari libur kenapa kamu mau keluar?"

"Dewi, urusan saya banyak, apa perlu saya menjelaskan semuanya pada kamu?"

Dewi berdiri dan menghampiri Antonio yang berada di ujung tangga. "Hampir setiap hari kamu keluar, Pa. Tolong untuk hari libur seperti sekarang luangkan waktu kamu untuk berada di rumah."

"Sebenarnya apa mau kamu? Kenapa kamu menghentikan saya?" tanya Antonio geram.

"Aku cuma mau kamu berada di rumah, bersama dengan kita."

"Saya tidak bisa, saya sibuk." Antonio hendak melewati Dewi, tapi wanita itu menahannya.

"Sibuk sama wanita lain?"

"Jangan bicara sembarangan."

"Aku tau semuanya. Selama ini aku diam hanya karena menghargai keberadaan Nevan."

Antonio tergelak. "Bagus kalau kamu tau, supaya saya tidak susah payah menutupinya lagi."

"Kapan kamu bisa berubah, Pa? Kapan kamu bisa punya waktu untuk kita?"

"Saya tidak punya kewajiban untuk itu."

"Kenapa kamu berbicara seperti itu?" Dewi sedikit meninggikan suaranya.

"Dewi… kenapa kamu tiba-tiba mengoceh?" tanya Antonio heran. Selama ini dia tidak pernah menanyainya yang macam-macam.

"Nevan itu anak kita, dia juga butuh peran kamu sebagai Ayahnya."

"Anak kamu! Bukan anak saya!" bentak Antonio kemudian meninggalkan Dewi.

Wanita itu terjatuh ke lantai dengan berderai air mata setelah ucapan Antonio yang menusuk hatinya. Sakit sekali saat Antonio begitu tega kepadanya. Apakah semua perjuangannya selama ini sama sekali tidak terlihat di mata Antonio?

Tidakkah hati Antonio tergerak sedikit saja untuk bisa menyayangi Nevan?

Sedangkan orang yang mereka ributkan sudah mendengar dan melihat semua itu. Ia melihat bagaimana kasarnya sikap Antonio pada Dewi.

Satu hal yang masih tidak ia mengerti, kenapa Antonio mengatakan ia bukan anaknya?

Apa maksud perkataannya?

Obsesi AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang