19. PERTEMUAN KEDUA

37.9K 3.1K 1.2K
                                    

Follow semua akun di bawah ini;
@wattpad.ayay
@bian.astara
@alora.aleandra
@shena.anala

Diwajibkan untuk vote dan komen sebelum membaca cerita ini!

Yeay! Finally ada tokoh baru😘🤪

Ada yang bisa tebak cowok itu siapa?

(Happy Reading)

"Siapkan barang-barang kamu karena kita akan berangkat besok siang," ucap Aslan saat Bian hendak naik ke atas setelah makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapkan barang-barang kamu karena kita akan berangkat besok siang," ucap Aslan saat Bian hendak naik ke atas setelah makan malam.

"Mau kemana?" tanyanya.

"Kamu ikut Papa ke pertemuan bisnis."

"Nggak. Aku gak mau," tolak Bian mentah-mentah.

"Tidak ada bantahan," kekeh Aslan tetap pada pendiriannya.

"Kenapa harus ngajak aku? Aku gak tau apa-apa tentang bisnis," sanggah Bian berasalan.

Aslan berdiri dan menatap anaknya itu. "Mau tidak kamu harus belajar berbisnis, karena suatu saat nanti kamu yang akan menggantikan Papa mengurus perusahaan."

"Ada Ergi, suruh aja dia," ucap Bian berani.

"Bian, sekali aja kamu nurut, bisa kan? Ini demi masa depan kamu. Demi kelangsungan hidup kamu kedepannya. Apa kamu mau hidup miskin? Papa rasa kamu gak akan bisa," ujar Aslan memancing Bian. Sedari dulu Bian memang sudah hidup serba mewah.

"Tapi aku masih sekolah, gimana caranya aku ngurus perusahaan." Bian masih mengutarakan pendapatnya.

"Maka dari itu, mulai dari sekarang kamu harus belajar, agar nanti kedepannya kamu sudah harus bisa."

Cowok itu tampak menghela napas pasrah.

"Ingat, kamu itu penerus perusahaan keluarga Astara. Kamu yang akan memegang kendali perusahaan jika Papa sudah pensiun." Beritahu Aslan.

"Tap---."

"Nggak ada tapi tapian, kalo kamu masih gak mau. Papa akan cabut semua fasilitas kamu. Black card, mobil, hp, dan semua kartu ATM kamu."

"Oke-oke fine. Fine aku mau, tapi jangan lama. Aku gak bisa jauh-jauh dari Citra," balas Bian.

"Citra lagi Citra lagi, apa hebatnya gadis itu buat kamu? Matre, cuma manfaatin uang kamu. Masih kamu pertahankan?"

"Pa...."

"Ucapan Papa benar. Kalo kamu mau Papa bisa carikan gadis yang lebih cantik dan tentunya lebih baik dari dia. Kamu mau yang seperti apa? Tinggal bilang," ujar Aslan perhatian. Mau bagaimanapun juga Bian tetaplah anaknya, dan ia tidak mau Bian terus dimanfaatkan oleh wanita itu.

Untuk waktu yang lama tidak ada jawaban dari Bian. Rasanya malas membicarakan Citra, ia jadi teringat kejadian kemarin yang sudah melukai Citra.

"Atau kamu mau Papa kenalin sama anak temen Papa? Pastinya cantik, beda jauh sama gadis itu," tawar Aslan lagi.

Obsesi AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang