39. PENCULIKAN

17.9K 1.5K 1.1K
                                    

Follow terlebih dahulu akun di bawah ini;
Instagram: wattpad.aii
Tiktok: wattpad.ai & wattpad.ay

Diwajibkan untuk vote dan komen sebelum membaca cerita ini!

Jangan lupa komen di setiap paragraf!

Ramaikan cerita ini ke teman-teman kalian dan sosmed kalian dengan memakai hastag #obsesiasmarawattpad #bianastara #aloraaleandra

Alora sudah berangkat sejak beberapa jam lalu tepatnya pada pukul satu malam karena dia mengambil penerbang paling malam, tapi sampai siang ini orang yang ditugaskan menjemput Alora di bandara mengabarkan bahwa Alora tidak datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alora sudah berangkat sejak beberapa jam lalu tepatnya pada pukul satu malam karena dia mengambil penerbang paling malam, tapi sampai siang ini orang yang ditugaskan menjemput Alora di bandara mengabarkan bahwa Alora tidak datang.

Laki-laki itu ditugaskan Jovan untuk menjemput putrinya di bandara, walaupun Jovan membiarkan Alora pergi sendiri tetapi ia tetap mengawasi putrinya itu dengan menyuruh seseorang.

"Tidak becus! Cepat cari putri saya sekarang!" Jovan mematikan panggilannya sepihak dengan napas memburu. Tak lama setelahnya pria paruh baya itu menelepon seseorang.

"Cepat cari Alora di bandara dengan penerbangan tadi malam ke Dubai. Saya tidak mau tau temukan dia secepatnya!" Jovan benar-benar emosi mengetahui Alora belum sampai di Dubai.

Lalu kemana menghilangnya Alora? Bodoh. Jovan benar-benar bodoh karena membiarkan Alora pergi sendiri. Jovan terlalu menggampangkan situasi saat ini, padahal ia sendiri tahu bahwa di luar sana banyak sekali musuhnya yang mengincar Alora.

Pintu ruangan Jovan terbuka dan menampilkan istrinya di sana dengan membawa tentengan di tangannya.

"Mira, ngapain kamu di sini?" pasalnya Mira jarang sekali datang ke kantornya seperti ini.

"Salah kalau aku mengunjungi suamiku sendiri?" tanya wanita itu sembari berjalan ke arah Jovan.

"Kamu merindukan aku?" tanya Jovan berusaha untuk tidak terlihat khawatir tentang Alora, ia takut Mira menyadari perubahan suasana hatinya.

"Ada apa? tanya Mira meletakkan masakan yang ia bawa di meja kerja Jovan. "Kamu terlihat tegang dan pucat." Mira menyentuh pipi suaminya.

Jovan menggeleng cepat. "Nggak. cuma banyak masalah di kantor," katanya mengelak.

"Udah makan siang?" tanya Mira.

"Belum, pekerjaan aku banyak sekali."

Mira terkekeh lalu mengambil paper bag yang ia bawa menuju sofa panjang di ruangan itu. "Aku membawa makan siang untukmu, duduklah dan makan dulu jangan sampai kamu telat makan."

Jovan menurut dan duduk di sebelah istrinya, ia menahan tangan Mira yang sedang menyiapkan makanannya. "Tetaplah di samping ku, Mira… aku tidak ingin kehilanganmu."

Melihat raut wajah suaminya membuat Mira berhenti melakukan kegiatannya. Dia mendekat dan memeluk Jovan. Menepuk pelan punggung kokoh itu. "Aku di sini. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu dan juga putri kita… aku sudah melupakan masa lalumu," kata Mira melirih di akhir kalimatnya.

Obsesi AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang