17. HOTEL PRIMLAND

43.2K 2.9K 914
                                    

Follow semua akun di bawah ini;
@wattpad.ayay
@bian.astara
@alora.aleandra
@shena.anala

Diwajibkan untuk vote dan komen sebelum membaca cerita ini!

(Happy Reading)

Satu Minggu berlalu setelah kejadian Bian mengancam Citra menggunakan pistol miliknya, juga kejadian Citra yang hampir saja di perkosa oleh preman itu, tapi sepertinya tidak membuat Citra takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu Minggu berlalu setelah kejadian Bian mengancam Citra menggunakan pistol miliknya, juga kejadian Citra yang hampir saja di perkosa oleh preman itu, tapi sepertinya tidak membuat Citra takut.

Buktinya saat ini, gadis itu tampak sangat menikmati semua hidangan yang disajikan di sebuah restoran mewah. Tentunya atas ajakan Ergi, yang memang ingin dekat dengan Citra.

Kondisi Citra juga sudah baik-baik saja. Dia sudah beraktivitas kembali seperti semula. Citra memilih untuk tidak memberitahu Bian tentang kejadian itu, lagi pula menurutnya, Bian tidak akan bisa melakukan apapun, malah Ergi yang menolongnya.

Ergi sengaja mendekati Citra dengan cara seperti ini. Beberapa hari yang lalu, dia tidak sengaja mendengar percakapan antara Citra dan Bian, yang mana Bian mengatakan baru saja mengirimkan uang untuk Citra. Dari situlah Ergi paham kalau Citra tipikal gadis yang gampang didekati hanya dengan memberi uang.

Itu semakin mempermudahnya untuk mendapatkan Citra. Walaupun uang yang Ergi miliki tidak sebanyak milik Bian, setidaknya untuk beberapa hari ke depan Ergi bisa menjebak Citra menggunakan uang itu.

Tidak apa, berkorban sedikit asal hasilnya nanti membuatnya sangat puas.

"Hei! Kenapa sih?" Citra berhenti makan dan menatap Ergi yang senyum-senyum sendiri.

"Uh… gue… seneng aja, akhirnya lo gak canggung lagi," katanya berbohong.

Citra tersenyum malu. "Kalo di pikir-pikir ternyata lo asik juga, nggak seseram yang gue bayangin."

"Emang lo bayangin gue kenapa?"

"Umm… gu---."

"Karena gue berandalan, makanya lo takut?" sela Ergi sebelum Citra bisa menjawab.

"Eh… enggak kok, bukan gitu maksud gue."

"Terus?"

"Ya… lo asik aja, gak kaya Bian yang selalu ngekang gue. Lo juga udah nolongin gue, jadi beberapa hari ini bareng sama lo gue merasa bebas."

Perkataan Citra mampu membuat Ergi terbang saat itu juga. Secara tidak langsung gadis itu mengatakan kalau dia lebih nyaman bersama dirinya dibandingkan dengan Bian, Bukan? Itulah maksud Citra.

Yang dikatakan Citra tidak salah, karena jika bersama Bian, ia tidak bisa melakukan hal bebas. Misalnya berbelanja, atau makan dengan siapa yang dia mau. Semua akan diatur oleh cowok itu, berbeda saat bersama Ergi, Citra bisa menjadi dirinya sendiri.

Bian membatasinya berteman dengan laki-laki. Dan juga selalu memerintahkannya untuk memberi kabar setiap saat, dan itu membuat Citra semakin tidak nyaman. Tapi, Citra juga tidak bisa melawan, karena dia masih membutuhkan Bian untuk hidupnya.

Obsesi AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang