35. HANYA PELAMPIASAN?

35.4K 2.7K 3K
                                    

Follow terlebih dahulu akun di bawah ini;
Instagram: wattpad.aii
Tiktok: wattpad.ai & wattpad.ay

Diwajibkan untuk vote dan komen sebelum membaca cerita ini!

Jangan lupa komen di setiap paragraf!

Ramaikan cerita ini ke teman-teman kalian dan sosmed kalian dengan memakai hastag #obsesiasmarawattpad #bianastara #aloraaleandra

Setelah jam pelajaran selesai, Gaska dan Darren langsung menyeret Bian agar mengikuti mereka ke samping perpustakaan yang tempatnya sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah jam pelajaran selesai, Gaska dan Darren langsung menyeret Bian agar mengikuti mereka ke samping perpustakaan yang tempatnya sepi.

Kedua cowok itu sudah berhari-hari menahan diri agar tidak bertanya apa yang sebenarnya terjadi, tapi pada akhirnya mereka tidak bisa untuk tidak bertanya. Jadilah sekarang mereka bertiga berkumpul di tempat yang sepi itu supaya lebih leluasa berbicara.

"Lo berdua apa-apaan sih! Gue mau ke kantin bareng Alora bukannya malah ke sini," kesal cowok itu karena Gaska dan Darren yang tiba-tiba membawanya.

"Sabar dulu mas bro, kita ada pertanyaan urgent, makanya gak bisa ditunda lagi," ucap Gaska mencairkan suasana.

"Alora mulu lo, dulu pas sama Citra gak begini deh, kenapa sekarang kaya perangko yang gak bisa lepas?" Darren juga merasa Bian banyak berubah.

"Jomblo dilarang berkomentar," sela Bian.

Darren mengumpat. "Sialan lo."

"Ribut kan, ribut deh terusin, cuekin aja gue," sindir Gaska agar mereka berdua berhenti.

"Yaudah buruan makanya, nanya apaan sih? Sok penting banget," tanya Bian karena tidak mau berlama-lama.

Citra yang tidak sengaja melihat mereka bertiga pun akhirnya bersembunyi tidak jauh dari tempat mereka, berniat ingin menguping pembicaraan ketiganya.

"Lo sakit? Kenapa tiba-tiba nembak Alora di depan umum? Lo gak mau macem-macem sama dia, kan, Bi?" Gaska mengutarakan pertanyaan yang selama ini bersarang di benaknya.

"Menurut lo?"

"Jangan nanya balik bangke! Buruan jawab aja."

"Berani ya lo ngatain gue?" desis Bian.

Gaska langsung tertawa hambar. "Makanya jawab aja. Jawab yang sebenar-benarnya."

"Lo gak jadiin Alora pelampiasan, kan?" Darren ikut bertanya. Ia juga penasaran.

Mendengar hal itu Citra langsung berbinar dan mengambil ponselnya, bersiap untuk merekam pembicaraan mereka sebagai bukti nantinya, karena ia yakin Bian memacari Alora untuk main-main saja.

Wanita itu mengarahkan ponselnya dan merekam semua percakapan mereka bertiga.

"Bener... Bener banget kata lo, gue cuma jadiin Alora pelampiasan karena gue marah dan emosi waktu tau Citra selingkuh sama si Ergi. Gue asal nembak dia dan gak mikir konsekuensi ke depannya gimana," jelas Bian dengan suara lantang membuat kedua cowok itu terperangah karena saking terkejutnya.

Obsesi AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang