And the Reason Why

503 110 16
                                    

warning! mentioning of bleeding condition, early age mpreg, non-plot underage sex, abortion.




































Entah kenapa- kenapa harus Changbin bertemu dengan orang-orang ini di masa SMA-nya.

Kenapa harus berteman dengan mereka?

Minggu-minggu pertama masuk sekolah, dia sudah diajak buat bolos. Kadang melanggar aturan sekolah atau ngelakuin sesuatu yg bikin guru tak habis pikir. Kadang, secara gak sengaja Changbin terseret, kadang juga karena memang anak itu yg mau.

Ketiganya tau kalau Changbin tinggal di rumah dengan peraturan strict. Mereka ngejadiin itu sebagai alasan supaya Changbin mau ikut mereka berbuat nakal. Didoktrin begitu sedikit demi sedikit, dia mulai terikut.

Tolong ingat, Changbin ngelakuin berdasar tanda membantah pada ayahnya.

Berbuat hal nakal- bolos, ngebantah dan ngelawan, langgar peraturan dan lainnya adalah bentuk lain Changbin lampiaskan rasa bencinya.

"Lo cobain dah ngerokok"

Changbin yg disodorkan tabung berukuran sekelingking itu, kontan nolak, "Hell no, kalian aja"

"Yah gak asik lo. Nakal kok setengah-setengah, banci namanya"





Orang tuanya nggak pernah ngajarin dia kalau cowok nolak sesuatu bukan banci, bukan cemen. Itu hak dan nggak salah. Dia nggak tau.

Yg Changbin tau, kalau dia nolak bakal dimarahin, diusir dan dikata-katain.






"Sini, kasih gue satu"

Adalah contoh kecil dari pertemanan nggak baik mereka.
















"Lo bau rokok, buruan mandi di wc sekolah. Bahaya misal ketahuan".
Changbin diam. Noleh ke sumber suara, dapetin sosok cowok berhidung mancung dan bangir- yg Changbin nggak tau bakal jadi seorang temen paling baik yg dia punya nanti.

"Hah? Anjir", Diendus, "Astaga, thanks, kalo lo gak ngasih tau gue gak bakal sadar"

Itu pertama kali keduanya bicara.

Namanya Minho.

Dia nggak punya teman.

Dan Changbin, adalah orang pertama mau respon dan ajak Minho balik berbicara, tanpa sedikitpun lempar dia pake kata-kata jahat.





















"Temen main lo bukan anak baik"

Adalah satu dari beberapa kali keduanya berinteraksi di sekolah. Changbin sudah gak kaget waktu papasan sama Minho dan yg lebih tinggi suka nyeletuk tanpa tedeng aling-aling.

"Ya?"

"Nggak, mereka bukan temen main yg bagus buat lo. Just info", Kayak biasa, Minho tambah ketawa garing di akhir kata.

"Gue tau tapi menurut gue mereka kayak gitu karena ada alasan tersendiri"

"Lo ada alasan?"

"Gue ada"

Minho senyum ngasal, "Mungkin lo punya tapi mereka nggak, darisananya sudah nakal dan gak ada niat berubah", Tangannya nunjuk sekilas ke lawan bercakap, "Mending, lo mulai jaga jarak aja. Kalo boomerang ke diri lo sendiri doang kan gimana ya, yg rugi lo sendirian"

raison d'être ⚘ | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang