The Present (Future)
Beberapa pasien lewat di depan mata keduanya. Gak jarang juga 3-4 dari mereka papasan-saling sapa-kemudian lanjut lagi sama kegiatannya. Sore hari ini kelewat cerah, ngebuat banyak pasien mutusin untuk habiskan waktu di luar ruangan. Gak heran, lama-lama pasti bosan harus liat dinding putih warna jenuh itu terus-terusan.Jeongin jujur dia bosan lihat warna dinding ruangannya sendiri.
Makanya, dia ajak Seungmin buat ketemu disini.
Sekalian ringanin pikiran mereka yg sumpek. Ngobrol dalam ruangan yg ada jadi makin suntuk. Bisa-bisa topik yg mau dibahas malah buyar duluan.Ada satu robot perawat lewat, jalan nuju ke salah satu pasien berkursi layang magnetik di pilar gak jauh dari posisi Seungmin berdiri.
"Dulu rasanya robot perawat baru rencana, awang-awang yg gak tau bakal terlaksana kapan. Penemuan yg paling baru pun robotnya sekedar cek darah dan suhu lewat pindai X-ray ", Pembicaraan dibuka, telunjuk Seungmin ngarah ke robot yg barusan lewat tadi, "Waktu itu aja belum tentu akurat"
"Kamu inget gak, banyak juga dokter yg nyaris malapraktik gara-gara robot perawat yg salah pengukuran data", Jeongin senyum, ngebalas sapaan salah satu dokter.
"Gila sih", Kekehan oknum sebelahnya kedengaran, "Produksinya dulu mau dihentiin, pro-kontra, beritanya kemana-mana. Keluarga dari korban buka suara, ilmuwan di salahkan, kacau banget"
"Gilanya lagi, dalam waktu sesingkat itu keadaan langsung kayak meja dibalik. Kekurangan yg dulu ada seketika hilang, robot perawat luncuran paling baru sukses besar, ngembaliin kepercayaan semua orang", Siku Jeongin senggol lengan Seungmin, "Ayah mu kan?"
Senyum penuh arti kepasang di wajah Seungmin.
Mungkin banyak yg gak tau soal ini. Seungmin Bang adalah putra tunggal dari tokoh pembaharuan temuan robot perawat, yg berhasil menyelamatkan ilmuwan dan profesor dari pandangan sebelah mata banyak pihak.
Beliau memang sedikitpun gak pernah ekspos keluarganya, sengaja.
"Robot perawat kak Felix baru aja ngasih laporan pemantauan tadi pagi"
"Oh Jeongin? kamu pegang alih penanganan Felix?"
"Gak sepenuhnya, karena masih dipegang dokter kandungannya kak Felix, katanya kondisinya masih harus diamati lebih lanjut", Jeongin anggukkan kepala, balas sapaan seorang suster yg lewat, "Kalau aku masih harus pantau keadaan kak Felix setelah operasi hari lalu"
"Gimana keadaannya?"
"Baik, baik banget malah. Makannya banyak, minumnya cukup, istirahat apalagi. Gak heran, hampir tiap saat kak Changbin yg urus dan jagain", Mereka berdua berhenti di salah satu bangku taman, mutusin berhenti dan duduk disana.
Seungmin mengangguk paham. Dalam hati bersyukur Felix masih mau makan dan istirahat teratur.
"Jadwal operasi kamu jam berapa?"
Mata Jeongin melirik hologram waktu yg mengambang di puncak kolam pancuran, menghitung sebentar, "Jam 8, masih ada 4 jam kurang lagi"
Lebih dari cukup.
Tanpa basa-basi, Seungmin buka topik pembicaraan yg jadi alasan kenapa dia harus ketemu dengan Jeongin sekarang ini,
"Ini soal Changbin dan Felix"Raut Jeongin berubah serius.
"Kak Changbin bilang begitu? Beneran kak Felix minta gitu juga?"
"Iya"
Pria marga Hwang itu gigit bibir bawahnya sebelum lanjutkan kalimat, "Bukannya mereka berdua tau cara itu akibatnya jauh lebih fatal lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
raison d'être ⚘ | changlix
Acakcover: amerihanknow from twitter Changbin bangun lebih pagi dari biasanya hari itu, kaget mendapati sesosok cewek asing berdiri di sudut kamar apartemennya. "What the-" "POKOKNYA DADDY ABIN HARUS BAIKAN SAMA PAPA FELIX!!!" "-actual fuck?!" ◈ ━━━━━...