⚘ - 33 (revised)

947 118 4
                                    

The Present (Future)


"Anda pulang lebih cepat, dok?"

Jeongin pasang senyum, sambil tangannya tetap gesit ngerapiin meja, pria itu sahut, "Iya, ada janji nih- oh dokter? Saya nggak sadar kalau itu anda"

"Lagian serius banget beresinnya", Balas Yuri sambil melangkah masuk ke dalam ruang kerja milik Dokter Hwang. Wanita itu duduk di salah satu kursi yg kosong.

"Anda lembur lagi malam ini?"

"Iya, ada banyak jadwal check-up dan pemeriksaan. Kelihatannya Dokter Dae-Jung juga bernasib sama sepertiku", Wajahnya meringis, dia rasanya pengen langsung geletakkin badan di lantai dan langsung tidur atau berlagak pingsan barang bisa terlelap sebentar.

"Kelihatannya janji anda dengan putra anda menyenangkan sekali ya, daritadi gak berhenti senyum", Celetukan Yuri buat Jeongin sedikit melebarkan mata, malu kedapatan senyum-senyum sendiri.

"Keliatan sekali, ya dok?" Wajah pria Hwang itu memerah sedikit.

Yuri ketawa, lucu ngeliat ekspresi malu-malu yg dipasang oleh lawan bicaranya itu, "Gak apa-apa, aku biasanya begitu tiap mau ketemu dengan keponakan, gak sabar mau liat wajahnya yg lucu- duh, dokter jangan bikin aku ingin pulang sekarang dong"

Gantian Jeongin yg lempar tawa.

"Soal dokter Dae-Jung, beliau masih di ruangannya? Ada yg ingin saya tanyakan"

"Kalau itu anda bisa datang ke ruangannya langsung, aku belum ada ketemu dengannya- eh, seingatku beliau ada di ruang bersalin. Tadi kudengar dari beberapa perawat ada salah satu pasien yg mulai pembukaan terakhir", Tangannya ditepuk saat teringat obrolan singkat dengan perawat di lorong sebelum Yuri ngelewatin ruangan Jeongin.

Pria itu ngangguk mengerti. Kalau gitu, besok saja dia akan menemuinya.

"Pasti anda mau nanyain soal-"

"Kak Felix"

Raut Yuri berubah khawatir, "Kenapa dok? Pasca operasi ada efek samping?"

"Nggak eh maksudnya ada cuma nggak parah, saya cuma mau tanya hasilnya pemeriksaan kondisi. Yaah, mana tau masih ada... um, kemungkinan-kemungkinan?"

Yuri sejenak diam, kemudian balik tatap Jeongin, "Pak Felix posisinya menerima, bukan memberi. Jaraknya masih belum lama sama kejadian hari itu. Bisa dok, dia bisa memberikan kandungan tapi belum tentu bisa sebagai pihak yg mengandung"

Heran Yuri bertanya,
"Anda gak tau soal ini, dokter Hwang?"

Kepala Jeongin sahut dengan gelengan, "Saya tau, cuma... ingin memastikan. Mana tau ada keajaiban datang, hehe"

Beberapa tahun belakangan, baru ditemukan fakta lainnya mengenai male-pregnant yg pelan-pelan bukan lagi sesuatu yg jarang ada.

Bahwa, laki-laki dengan kemampuan tersebut, menurut standar medis, hanya diperbolehkan hamil pada usia 22 tahun ke atas. Dibawah itu segala macam resiko bisa terjadi. Mulai dari keguguran, lahir dengan kekurangan dan hambatan atau malah ayahnya bisa meregang nyawa saat proses bersalin.

Itupun, setelah melahirkan baru boleh mengandung lagi setelah sekian waktu yg ditentukan oleh dokter. Tergantung hasil dari pemeriksaan pasca kelahiran. Karena berbeda dengan wanita, rahimnya lebih rentan dan mudah lemah.

Tidak heran jika laki-laki m-preg jarak antara anak yg satu dan yg lain sangat jauh. Alasan utamanya jelas menghindari hal yg tidak diinginkan.

"Itu sebenarnya rahasia umum kan?
Sengaja tidak diberitahukan bagi laki-laki dengan genetik m-preg karena ya mungkin bagi mereka rasanya gak adil. Banyak kasus keguguran karena stress, perceraian dan lainnya setelah pasangan tau fakta ini. Makanya kalian hanya bisa menekankan penyuluhan lebih dalam dan rutin"

raison d'être ⚘ | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang