Kali ini posisi duduk sama seperti introgasi malam lalu. Bedanya sekarang di meja counter dapur dan pembatasnya plastik putih berisi beberapa cup ramen yg baru aja dibeli sepulang tadi.Changbin naikin sebelah alisnya, "Deal?"
Dalbin ngangguk cepat.
"Buat apa deal segala? Gue kira lo udah nyadar kalau gue gak bisa bantu sama sekali soal ini", Balas Changbin menghela napas berat tanda 'keberatan'.
"50:50 jadi gak ada yg gak sepadan", Kata Dalbin gak peduli dengan pengusiran halus Changbin entah sudah yg keberapa kali, "Aku pastiin ini sama rata dan gak cuma nguntungin satu orang aja"
"Maksudnya aku gak akan ambil keuntungan sendiri", Tambah Dalbin setelah ngeliat Changbin tetap no comment.
"Gue tetep pastiin gue gak bisa bantu", Changbin ngebalas tenang.
"Ini deal pembuktian. Kalau aku bener berarti daddy bantuin aku, kalau aku salah daddy bisa nuntut aku"
Yg lebih tua natap Dalbin dan mereka saling tatap dengan pandangan yg masing-masing berusaha nyari celah buat 'bisa menangin' perdebatan hari ini.
Walaupun sulit.
"Gue mau nebak. Pasti tes DNA kan?"
Anggukan ragu Dalbin terlihat.
"The only option we have", Kata cewek itu pelan.
"Gue nolak"
Mata lawan bicaranya kontan membulat,"Kok-"
Padahal Dalbin belum ngeluarin alasan kenapa dia ngajuin deal buat tes DNA ini tapi Changbin sudah lebih dulu nolak.
Bahkan nolaknya di satu tarikan napas.
Tanda kalau cowok itu emang gak setuju dan milih nolak mentah-mentah.
"Buang-buang uang dan gue gak yakin lo gak ada rencana aneh lain setelah ini", Kata Changbin beranjak buat ngambil minum di dispenser belakangnya.
"Rencana aneh? Daddy pikir aku mau nyogok petugas rumah sakit buat manipulasi hasil tes?" Dalbin hampir naikin suaranya beberapa oktaf.
"Bisa jadi"
"Atau lo malah mau ngelakuin lebih dari itu", Lanjut Changbin angkat bahu.
Hampir Dalbin ngebantah yg lebih tua pakai bentakan tapi mulutnya berhasil ngatup tertahan lebih cepat.
Dalbin narik napas panjang. Nelan semua sumpah serapah kesalnya. Hampir kesembur tanpa saringan tadi.
Changbin masih ayahnya, walaupun posisinya disini mereka nyaris seumuran. Walaupun juga Changbin selalu ngajak ribut karena susah diajak kerja sama.
Makanya Dalbin juga gak mau kalah.
Dia harus tau. Alasan kenapa Changbin enggan bantu dia, selalu ngindar berakhir gak dapat jawaban apapun.
Sebentar...
Masih ayahnya?
Buat sekarang mungkin masih.
Iya, cewek itu ragu. Seharian duduk buat mikirin ide soal ini nimbulin banyak spekulasi dan kemungkinan-kemungkinan lain.
Dan bisa jadi itu semua benar.
Mungkin gak seharusnya cara ini dipakai.
Bisa jadi yg berubah masa depan bukan masa ini.
Bisa jadi ayahnya sendiri yg ngerubah semuanya di masa depan, masa Dalbin yg seharusnya-
KAMU SEDANG MEMBACA
raison d'être ⚘ | changlix
Acakcover: amerihanknow from twitter Changbin bangun lebih pagi dari biasanya hari itu, kaget mendapati sesosok cewek asing berdiri di sudut kamar apartemennya. "What the-" "POKOKNYA DADDY ABIN HARUS BAIKAN SAMA PAPA FELIX!!!" "-actual fuck?!" ◈ ━━━━━...