24 - ⚘

968 219 20
                                    


Minho ngerasain getaran di saku celananya tepat waktu motornya sudah terparkir dengan rapi. Sambil sibuk ngerapiin tiap helai rambutnya di kaca spion, cowok itu ngambil hpnya dan langsung geser ikon yg tertera ke arah ikon warna hijau untuk terima incoming call.

"Halo? Dengan siapa?"

Minho ngernyit, kok gak di sahut apa-apa?

"Halo ini siapa?"

Hpnya dijauhin dari telinga. Minho sekarang bisa baca siapa yg nelpon dia sekarang ini.

"Kenapa nih anak-Halo? Bin? Haloo Changbin? Gue gebuk juga lo ye, buruan ngomong gue bentar lagi ada rapat", Oktaf suaranya dinaikin, Minho kira jaringan di apartemen Changbin lagi jelek makanya suaranya gak sampai ke seluler seberang.

"Anjir, jawab weh? Gue tutup-"

"......"

"Bin?"

Setelah dengar sepatah-duapatah kata jawaban dari seberang, Minho langsung naik lagi ke kendaraan roda dua punya dia,
"Lo lagi gak beres, gue samperin sekarang, jangan kemana-mana"

Telpon diputus sepihak sama Minho. Dia raih helm yg digantung di stang motor lalu segera di pakai. Kepalanya sibuk liat ke berbagai arah nyariin sosok siapapun yg di kenal sambil berusaha pasang kaitan helm.

Begitu ngeliat sosok Donghyun lewat di pinggiran parkiran, kedua mata Minho auto melebar.

"DONGHYUN! DONGHYUN NOTIS GUEEE!"

Demi teriakan keras Minho, otomatis cowok yg dipanggil langsung noleh karena kaget.

"APAAN?"

"LO MAU KEMANA? TITIP HAKNYEON GUE GAK IKUT RAPAT"

Butuh waktu beberapa detik buat paham apa yg diminta Minho, sementara Minhonya sendiri sibuk ngangguk-ngangguk lengkap acungan jempol dan senyum lebar. Tanda kalau dia ngucapin makasih.

"TOLONG YA HYUN!" Tanpa nunggu balasan Donghyun, motor Minho sudah lebih cepat ngelaju keluar parkiran. Dalam satu kedipan cowok itu sudah hilang dari pandangan.

"Dia nitip Haknyeon karena gak ikut rapat? Haknyeon dititip? Hah anjir apaan?"

Donghyun ngerang pelan. Nambah-nambahin stress aja si Minho.
































Sebentar saja dia sudah sampai di gedung apartemen bercat putih polos ini, hanya dalam beberapa menit Minho sudah tiba di depan unit milik Changbin yg pintunya masih dibiarkan membuka lebar. Ngakibatkan rasa khawatir Minho makin penuhin isi kepalanya.

"Bin?" Minho masuk kedalam unit, nyariin ke sekeliling ruangan gak lupa nutup pintunya lagi. Setelah ngira-ngira sebentar, kakinya segera ngelangkah menuju kamar cowok itu.

Berbanding terbalik sama kondisi pintu utama, pintu kamar Changbin malah tertutup rapat.

Gagang pintu diputar, lantas didorong perlahan, "Anjir kenapa dingin amat?" Sedikit celah pintu yg terbuka bawa keluar suhu dalam ruangan yg turun jauh. Bulu kuduk Minho sampai meremang sebadanan.

"Changbin-"

Selain kaget liat barang-barang di kamar berserakan dimana-mana, suhu yg terlampau dingin, juga kamarnya terlalu redup, Minho membeliak ngedapetin Changbin terduduk kaku di samping nakas. Gak bergerak sedikitpun.

Dia merangsek maju.

"Bin, ini gue Minho", Panggil yg lebih tinggi, tepuk pelan bahu cowok Seo.

Changbin noleh kearahnya, tanpa ekspresi. Pucat.

raison d'être ⚘ | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang