4 - ⚘

2.1K 386 11
                                    


Tuk!

"Aduh!"

"Lo pikir dengan ngeliat muka lo aja gue bisa kenal itu dari gen siapa?"

Changbin nyentil kening Dalbin sampai mental ke belakang beberapa senti.

"Dah ah, lo boleh tidur di kamar sana. Gak gue kunci", Tunjuk Changbin ke arah pintu di samping lorong kecil menuju dapur.

"Loh tapi pembicaraannya kan-"

"Gue mau nugas. Besok di kumpul jadi kudu ngebut", Balas Changbin sambil nunjuk ke arah jam pakai dagunya.

Sudah jam 11 lebih.

Soal nugas, tipu sih, padahal ppt sama makalah masih lusa. Cuma dia harus ngerjain dari sekarang apalagi makalah gak segampang gambar gajah pas jaman SD.

Jaman SD mah, mau gambar nyamuk abnormal juga dibilang bagus.

Kalau buat presentasi besok itu tugasnya dia cuma geser-geser slide sama bantu peragain. Akibat gak ikut pas pembuatan materi mana tau harus jelasin apaan.

Pantas Hyewon sensi sama dia.

"Sana lo, gue mau nugas", Changbin ngambil tasnya di sofa satunya.

Dalbin diam ngeliatin 'ayah'nya ngeluarin laptop dan berlembar-lembar kertas penuh tulisan. Sebenarnya masih banyak yg mau dia tanyain dan tentunya dia harus tau. Tapi ngeliat muka frustasi yg lebih tua, akhirnya Dalbin mutusin buat nurut.

Cewek itu beranjak dari sofa terus jalan ke arah kamar yg di maksud tadi.

"Malam dad", Katanya riang sebelum masuk ke dalam kamar.

Changbin gak balas apa-apa. Tetap fokus sama layar silau di depannya.

Gak nyampe berapa detik, dia hembusin napas kasar. Ngalihin pandangannya ke arah pintu yg dimasukin Dalbin.

Semakin dia natap ke sana, banyak kilasan aneh berebut masuk kepalanya.

Dan rasanya ganjal, gak nyaman.

Changbin masih gak bisa sepenuhnya percaya sama cerita Dalbin, tapi entah ada apa dalam badannya yg justru malah ngeiyain semua tentang cewek itu.

"Haahhh...", Tubuh yg lebih tua jatuh baringan di sofa.




"Dallie..."

"Fellie-"




Dia langsung melonjak bangun. Dengan muka yg gak bisa di kondisikan ekspresinya. Antara kaget sama yg keluar dari mulutnya barusan atau baru sadar sama nama yg disebutnya.

"-shit "

-

























"Pagi daddy!" Sapa Dalbin tepat pas Changbin masuk ke dapur.

"HEANJER KENAPA LO ADA-"

"Dad, gak usah mulai deh. Masih pagi", Gerutu Dalbin sambil ngeletakin piring berisi roti panggang beserta selai di mangkuk lainnya.

Changbin megang kepalanya, berusaha tenang dan ngingat ada kejadian apaan kemarin. Begitu ingat dia nepuk kening.

"Lo gak masukin aneh-aneh di sarapan gue kan?"

"NGGAK IH!"

Dalbin duduk di counter sambil minum tehnya pelan. Natap datar Changbin yg masih ragu sama suguhan di depannya.

"Ini aku ikutan makan, kalau aku gak apa-apa berarti aman kan?" Tangannya ngambil satu roti dan di olesin ke selai, setelahnya langsung dimakan.

Tau ah, Changbin masih cari aman. Dia jalan ke arah mesin kopi dan ngebuat 1 mug penuh sebagai ganti sarapan.

raison d'être ⚘ | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang