Changbin mijat pangkal hidungnya dengan kening penuh kerutan. Dia mastiin penglihatannya sekali lagi sebelum benar-benar nyerah karena apa yg di depannya sekarang ini bukan karena ngigau atau mimpi.DEMI NEPTUN, SIAPA BOCAH GILA INI?!
Baru kali ini jantung Changbin berasa di teriakin pakai megaphone-rasanya mau meledak.
Kaget bukan kepalang lagi, kaget sekaget-kagetnya kaget.
Bayangin aja masih setengah sadar, nyawa setengah entah ada dimana, tiba-tiba di sambut orang antah berantah di kamar sendiri?
Mana diteriakin hal absurd pula.
"Heh!" Serunya pada cewek berambut dirty blond yg lagi sibuk touring di ruang tamunya.
"Aku kira daddy bohong waktu cerita punya apartemen sendiri, ternyata no tipu-tipu", Cewek itu ngangguk-ngangguk bangga, terus noleh ke arah Changbin.
"Heh, bocah-"
"Siapa yg bocah ih? Daddy mawut!"
Mata Changbin membulat sempurna, "Apa? Lo manggil gue apa? Siapa dad-"
Tangan yg lebih muda nunjuk ke arah dadanya, "Daddy kan?"
"Situ yg mawut, ngapain lo manggil gue daddy?" Sembur Changbin kesal.
"Habis daddy gak mau di panggil papa atau ayah, makanya aku-"
Arrrghhhh!
Changbin ngusak kepalanya frustasi. Kepalanya masih cenat-cenut efek hangover semalam, apalagi dia bangun lebih pagi hari ini. Sudah kurang tidur pula.
Malah tiba-tiba ada tuyul bule masuk tanpa izin ke unit apartemen miliknya.
"Denger ya, lo nyasar. Gue bukan daddy lo atau apa lah itu, jadi mending sekarang lo pulang", Kata Changbin setelah ngatur kalimat yg pas buat bocah di hadapannya ini.
Cewek itu masang ekspresi heran lengkap dengan kening berkerut, " Lah kan rumah aku disini, aku pulang kemana lagi memang?"
"Ke rumah lo anjir. Udah sana-"
"Ih tapi kan-"
"Atau gue laporin ke petugas gedung?"
Cewek itu merengut, kemudian berlari ke arah kamar Changbin dan ngebanting pintunya pakai tenaga jumbo.
"Anjir-WOI LO MAU GUE LAPORIN BENERAN?"
"LAPORIN AJA! DADDY JAHAT!"
"PULANG LO BOCAH- AARRGHH!"
-
Selepas mandi, Changbin masuk ke kamar dan langsung masuk ke walk-in closet. Bodo amat dia cuma handukan lagian bocah tadi gak nunjukin ketertarikan sama badan kekarnya.
Dia malah sibuk ngegulung badannya dalam selimut, tanda kalau dia nolak buat angkat kaki.
Sekarang masih jam 6 kurang, tapi Changbin mutusin berangkat kuliah lebih cepat juga.
Sekalian geret anak itu keluar dari sini.
"Heh"
"Bangun lo, udah naik kasur orang sembarangan gak tau diri pula", Changbin narik selimut yg nutupin seluruh badan cewek itu.
Dalam hati Changbin agak was-was, gimana kalau anak ini percobaan dari suatu penelitian yg ngebuat virus menular berbahaya dan dia jadi korban pertama dan gak lama habis ini dia bakal koid dan ternyata itu bertujuan supaya mereka bisa ngerampok rumahnya terus jadiin dia sandera karena ternyata cuma pingsan bukan koid dan malak keluarganya-
Lebay.
"Gak mau- Oh? Daddy mau kemana?"
"Kuliah. Bangun cepat"
Changbin ngambil tas di atas meja lalu turun duluan. Lagian pasti anak itu bakalan nyusul. Sambil nunggu dia ngirim dm ke temannya, ngasih tau kalau dia berangkat cepat.
"Pulangnya jam berapa?" Cewek itu nyusul kebawah 5 menit kemudian.
"Mau tau aja lo. Udah sana pulang", Changbin beranjak buat buka pintu lebar-lebar.
Secara halus ngasih kode agar anak itu cepet angkat kaki.
Wajah yg lebih muda cemberut.
"Kenapa aku di usir?"
"Tau aja. Buruan dah"
"TAPI KAN-"
Changbin melangkah mendekati cewek itu-yg tingginya cuma mencapai bahu, lalu menarik sweaternya dan nyeret keluar dari unitnya.
Piip!
Sambil jalan ke arah lift, Changbin sadar cewek itu ngekorin dia di belakang.
Mungkin karena gak hapal denah apartemen makanya bener-bener ngikutin, apalagi punya Changbin ada di lantai atas.
Daritadi yg lebih tua sengaja ngambil langkah besar-besar dan bikin cewek yg lebih kecil darinya itu kewalahan nyamain langkah.
Sesampainya di parkiran, Changbin ngebuka lock mobilnya dan langsung masuk.
Wajah anak itu cemberut.
"Pulang sana, bandel bener masuk-masuk apartemen orang gak izin. Dicariin ortu lo nanti loh", Kata Changbin sambil masang seatbelt.
"Terus daddy gimana?"
"Ya gue kenapa? Dah ah sana balik, di cariin lo nanti. Jangan bikin repot orang rumah pagi-pagi"
"Satu lagi gue bukan daddy lo, gak paham lagi gara-gara mirip atau lo kangen, tapi gue bukan. Oke?"
Mobilnya tak lama melaju meninggalkan area parkir dengan kecepatan sedang, sebelum berbelok keluar dan melaju di jalan raya.
Cewek itu masih cemberut di tempat. Natap gak terima ke arah jalan yg tadi di lewatin oleh 'daddy' nya.
"Yah disuruh balik kan?"
Mulut manyun nya berubah jadi cengiran lebar.
-
"Tumben pagi, bukannya semalam minum paling banyak? Ngaco gitu ngomongnya-"
"Bacot, nanti kalo ada dosen masuk spam gue ya. Mau tidur", Changbin naik turunin alisnya.
"Bangsat", Minho ngegebrak tasnya ke atas meja, sebagai bentuk protes.
"Lo nyepam gue nyuruh datang pagi buat jadi asisten telpon doang?"
Changbin nyengir, "Lo kan gak ada minum, tidurnya pasti sesuai porsi"
"Dih parsa-porsi. Penyalahgunaan hak tidur ini namanya", Minho balas gak santai.
"Gaya lo penyalahgunaan segala, tai-"
"Bodo amat pendek, sana tidur! Gak usah bangun lagi kalo bisa-"
"Sialan. Awas pura-pura lupa"
Minho ber-hmm keras saja. Sambil duduk di mejanya dan memainkan hpnya. Lumayan wifi gak banyak yg pakai jadi lancar jaya. Kelas juga baru mulai jam 8 nanti.
Masih 1 jam setengah.
Changbin segera menuju perpustakaan. Daripada waktu terbuang sia-sia mending dia langsung ke sana.
"Ah iya, bentar pulang kudu ke petugas apart. Jangan-jangan pintu gue kena bobol"
----
Ⴆσυϝϝéҽ • ᐠ( ᐛ )ᐟ
KAMU SEDANG MEMBACA
raison d'être ⚘ | changlix
Randomcover: amerihanknow from twitter Changbin bangun lebih pagi dari biasanya hari itu, kaget mendapati sesosok cewek asing berdiri di sudut kamar apartemennya. "What the-" "POKOKNYA DADDY ABIN HARUS BAIKAN SAMA PAPA FELIX!!!" "-actual fuck?!" ◈ ━━━━━...