9 - ⚘

1.5K 296 5
                                    


Fokus Minho sedari tadi cuma ke Changbin. Bukan dia naksir tapi dia mau mastiin kalau temannya itu baik-baik aja dan gak kalap ngelakuin sesuatu.

Mana tau kan Changbin bakal bablas kayak tempo hari? Ngabisin 3 botol sekaligus dan berakhir keliyengan seharian lebih.

Sudah sejam mereka duduk di sofa yg letaknya paling ujung. Gak minum apa-apa, gak bicara sedikit pun. Kompak diam merhatiin pengunjung bar dan segala kegiatan yg orang-orang lakuin di sana.

Minho mengerjabkan mata.


Dejavu.













Dia ngusap keningnya. Hela napas kasar yg untungnya Changbin gak denger. Suaranya teredam sama musik penuh beat yg dimainin oleh salah satu Dj bar. Untungnya.

Minho cuma reflek hela napas sekeras tadi, takutnya Changbin ngerasa kalau dia keberatan nemenin dia tanpa alasan gak jelas gini.

Sedikitpun nggak.

Nggak pernah Minho keberatan.

Dia tau gak ada yg bisa dilakuin buat bantu Changbin selain ini. Selalu mastiin dirinya ada buat cowok Seo itu.

Karena sudah seperti yg sudah Minho sadarin selama ini, kalau semua gk ada yg baik-baik aja.

Gak ada yg ngerasa baik-baik aja.








Dejavu lagi.












Dia persis ingat kapan pernah liat scene begini. Jamnya juga sama, posisi duduk juga bahkan suasana yg gak begitu ramai juga buat Minho seolah lagi ngulang adegan serupa.

"Ayo balik"

Dan persis,

sewaktu Changbin beranjak dan jalan menuju keluar bar, sementara Minho masih diam ditempatnya. Natap kalut punggung temannya itu, sudah lebih duluan ngelangkah pergi buat lari dari semuanya.

"WOI BURUAN!"

"SABAR ANJIR!"

-






















"Tumben mau di babuin kak Yubin"

"Kagak, ngapain gue mau di suruh dia. Kemauan- nih tangkep"

Minho nyodorin keranjang tangannya ke depan dan bungkusan oat nya masuk keranjang dengan sempurna.

Dari awal masuk kesini alis Minho bertaut gak berhenti, masih gak percaya sama apa yg dia liat sekarang.

Seo Changbin belanja bulanan.

Buat pertama kali setelah berbulan-bulan lamanya.

"Udah nyadar kalau kulkas lo gak layak pakai?" Minho ketawa kencang.

Changbin mendelik, ngelempar 2 pack mie instan tanpa aba-aba ke Minho.

Sementara cowok dibelakangnya berhasil nangkap benda lemparannya, hampir limbung jatuh.

Biarin, lagian bicaranya suka bener walau Changbin greget pengen depak Minho dari bumi.

Udah bener nusuk pula.

Dia curiga Dalbin bergaul sama si cowok tengil- yg sekarang masih aja ngomentarin soal isi kulkasnya. Tau begini, mending dia aja yg ngurusin anak itu bukannya di titipin ke Minho.





raison d'être ⚘ | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang