"Selagi kau berbicara tentang kejujuran dan aib. Aku akan memberitahumu sebuah kenyataan."
Belum pernah sekalipun Vero berbicara dengan intonasi sangat serius. Ami hanya tahu Vero adalah kakak paling lembut dan tidak pernah marah padanya.
"Tentang perselingkuhan kakakmu tercinta. Arjuna Elderenbosh."
Mata Ameri terbelalak mendengar perkataan Taehyung. Bak disambar petir di siang bolong, gadis itu tiba-tiba saja mematung.
Vero mendekati Ameri dengan sorot mata tajamnya, membuat sang adik mundur beberapa langkah.
"Kebenaran yang dia sembunyikan darimu, dari keluarga kita," ucap Vero.
Amerie terus melangkah mundur saat sang kakak menghampirinya. Suasana berubah begitu kelam, dan tatapan tajam itu seperti menusuk sanubarinya. Amerie begitu takut. Takut akan kejutan yang sepertinya tidak berhenti disitu.
"Mungkin Bang Arjuna bisa menutupi kejahatannya dengan rapi."
"Tapi sayang, dia tidak bisa menyembunyikan hasil dari perbuatannya."
"Ve- Vero," Yuri menarik lengan lelaki itu, berharap adik iparnya berhenti berbicara. Akan tetapi Juni kembali menghalanginya.
Sakit.
Dada Yuri nyeri, rasanya seperti ada yang menaburkan garam pada lukanya yang tak terlihat.
Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Dengan lemah, dia memeluk dan menarik kain kemeja pria berambut hitam yang tengah memegangi lengannya. Perempuan itu menangis pilu di punggung Vero.
Vero menoleh kebelakang, lalu dengan lembut menarik perempuan itu kedepan dan memeluknya protektif. Kedua tangan Yuri memegangi lengan lelaki itu, rasanya jantungnya benar-benar tersayat.
Dia terlalu takut, benar-benar takut.
Kedua lelaki Elderenbosch itu tahu alasan Yuri menutupi semuanya.
Yuri menangis, wajahnya yang hancur dan tubuhnya yang lunglai benar-benar terlihat menyedihkan.
Meski begitu, Vero dan Juni tidak bisa menutupinya lagi. Setelah lima tahun penderitaan kakak ipar mereka, kedua lelaki itu merasa kali ini perlakuan Ameri sudah diambang batas wajar. Vero dan Juni tahu rahasia kelam mendiang sang kakak. Hanya saja, melihat sikap Yuri yang sabar, dan permintaannya mereka tidak jadi membeberkannya pada keluarga.
Mereka terlalu takut untuk menyakiti hati Yuri dan Amelia.
Vero dan Juni tak ingin Yuri dan keponakannya menderita lagi.
Lelaki bermata tajam itu menarik nafas, mengumpulkan segala keberanian dan rasa sakit.
Sementara itu, kepala Ameri seperti dihantam truk. Rasanya pening. Dia berdiri terpaku sambil bersimbah air mata menatap kakaknya tak percaya.
"Kau tahu apa hasil perbuatan kotor kakak kita?" tanya Vero.
Bertahun -tahun Yuri menutupinya. Bertahun- tahun perempuan itu mencoba berdamai dengan diri dan keadaan, menutupi aib suaminya. Berteman dengan luka yang tak akan pernah hilang. Kali ini rahasia itu harus terungkap dari mulut adik iparnya, Vero. Yuri semakin menangis terisak.
Wanita itu mundur beberapa langkah. Degup jantungnya seperti dipompa berkali lipat. Bahkan nafasnya terasa tercekat.
Juni yang sedari tadi memperhatikan Yuri langsung memeluknya erat.
Yuri masih tidak siap dengan ucapan yang akan dikatakan Vero selanjutnya.
"Anak itu adalah Amelia."
Seketika pandangan Ameri kabur, terlalu terkejut dengan ucapan Vero. Gadis itu jatuh tersungkur di atas karpet. Tapi sang kakak tetap melanjutkan perkataannya tanpa ampun.
"Anak hasil dari perselingkuhan kakak kita Arjuna dengan sepupu Yuri, Imelda."
Kenyataan yang terucap dari bibir Vero adalah pukulan telak bagi Ameri. Perempuan itu duduk bersujud di karpet, suara tangisan pilu terdengar menyayat hati.
Vero berjongkok di depan adiknya. Lelaki itu seperti tengah menusuk jantung Ameri dengan kenyataan.
Bahkan saat gadis itu menutup kedua telinganya, Vero menarik tangan adiknya agar mendengar.
"Selama Yuri bertugas di Singapura, Abang dan Imelda terus berhubungan," ucapnya terjeda,"aku dan Juni tahu itu. Tapi kami terlalu pengecut untuk memberi tahu Yuri. Sampai suatu ketika, abang panik karena Imelda hamil. Abang mencintai Yuri, tapi lelaki picik itu juga ingin kenikmatan dari perempuan lain."
"Sudah-"
"Aku mohon Ver, sudah-"
Isak tangis Yuri begitu memilukan.
"Seminggu sebelum Yuri pulang dinas. Imelda melahirkan dan meninggal." Vero mengambil nafas, "tidak ada keluarga Imelda yang mau merawat bayi itu. Abang pulang ke rumah, membawa bayi yang masih merah di gendongannya sambil menangis di hadapan Yuri yang baru pulang dinas. Mami dan Papi tahu semua tapi mereka tidak ingin merawat Amelia."
"Mereka terlalu malu, mereka terlalu meninggikan ego."
"Mi, bisa kau bayangkan bagaimana perasaan kakak iparmu waktu itu?"
"Hanya Yuri yang mau menerima bayi itu."
"Sekarang katakan padaku, Ami. Perempuan seperti itukah yang kamu sebut kotor? Perempuan yang sanggup menatap wajah selingkuhan suaminya pada anak yang ia bawa, membesarkannya seperti anak kandung? Perempuan yang bisa melihat kejahatan suaminya pada wajah anak yang memanggilnya 'Mama'?"
"Nggak," Ami menggelengkan kepala sambil bersimbah air mata.
"Abang, bunuh diri karena dia tidak mampu menahan rasa bersalahnya pada Yuri!"
"Nggak mungkin!!!!"
Ameri menjerit, gadis itu menjambak rambutnya sendiri. Tidak terima dengan kenyataan pahit yang dilontarkan sang kakak.Dia menangis sejadinya setelah mendengar penjelasan Vero.
Gadis itu meremas kain di dadanya sambil terisak. Begitu sesak dan menyakitkan menerima kenyataan. Dalam lubuk hati ia benar-benar merasa malu dan bersalah. Tapi, mulut yang terbiasa mengumpat itu kini hanya bisa gemetar, lidahnya terasa kelu bahkan tak mampu berucap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Turun Ranjang (completed)
RomanceForgiveness is the final form of love Bukan pilihannya menjadi janda di usia muda. Tapi Yuri hanya bisa bertahan menerima takdir-- biarlah dia yang menderita asal rahasia mendiang sang suami terjaga. Karena itu sudah tugasnya. Hanya saja Vero-- san...