Haloooo guyssss, gimana sampai sejauh ini ceritaku? Semoga terhibur ya! Tapi tolong dukung aku dengan. Vote dan komen. Apalagi kalau kalian mau promosikan ceritaku 💜💜
Well satu chapter lagi kisah Yuri dan Vero akan berakhir.
Akhirnya hutangku lunas pada kalian hahahaha!!!!
***
Lorong panjang yang sepi serta bau khas obat-obatan medis menusuk hidung menyambut kedatangan sepasang kekasih. Waktu menunjukan pukul 10.00 pagi, karena itu belum banyak orang berlalu-lalang di rumah sakit ini. Vero dan Yuri berdiri tepat di depan ruangan dokter. Yuri terlihat ragu, kedua tangannya meremas kain rok satin berwarna biru yang dikenakannya.
Perempuan itu memejamkan mata, ragu untuk melangkah masuk ke dalam ruangan. Sampai kehangatan kulit seseorang terasa di tangannya. Aliran hangat itu berasal dari genggaman tangan kekasihnya, Vero. Yuri menatap lelaki itu.
Vero tersenyum tegas, seolah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Lelaki itu menuntun calon istrinya masuk kedalam ruangan dokter Heidi.
"Tapi dok, saya sudah beberapa kali mandi. Dan kejadiannya sudah dua hari lalu. Apakah masih bisa dilakukan visum?" tanya Yuri.
Dokter berjilbab merah muda itu tersenyum, "Insyaallah masih bisa ibu, memang visum terhadap kasus pemerkosaan lebih baik dilakukan kurang dari 24 jam. Itu untuk menemukan sampel DNA pelaku yang kemungkinan masih tertinggal dalam tubuh korban. Mohon maaf seperti jejak sperma, atau bekas luka. Tapi pada kasus ibu, kami akan memeriksa apakah benar ada bekas kekerasan seksual atau tanda ibu mengalami itu. Karena mohon maaf, saya mendengar ibu dalam keadaan tidak sadar pada saat kejadian."
Mendengar penjelasan dokter, Yuri merasa tenang. Setidaknya dia akan tahu apakah lelaki gila itu sudah melakukan hal keji padanya atau tidak.
"Lalu dok, sa- saya takut hamil. Dan- dan takut terkena penyakit,"
Dokter Heidi tersenyum makhfum.
"Untuk itu, ibu beruntung karena masih kurang dari 72 jam. Kita bisa melakukan prosedur PEP atau post exposure prophylaxis. Ini adalah prosedur pencegahan paling cepat yang harus dilakukan setelah mengalami hubungan beresiko."
Rasa tenang juga menjalar di hati Vero. Pria itu tidak bisa membayangkan bagaimana nasib perempuan diluar sana jika mengalami hal serupa Yuri. Bukan hanya masalah kehormatan, tapi juga efek yang diakibatkan setelah pemerkosaan itu sangat luas dan mengerikan.
Kejiwaan, kehamilan yang tak diinginkan, penyakit menular belum lagi stigma masyarakat pada korban pemerkosaan. Bagaimana mereka bisa bertahan hidup? Jauh rasanya jika berbicara soal keadilan. Tidak semua korban memiliki akses dan biaya untuk melakukan visum.
Yuri telah selesai melakukan pemeriksaan medis dan visum. Ketiganya kini berjalan di lorong rumah sakit. Dokter Heidi mengantar pasangan itu sampai lobi depan.
"Bapak dan Ibu tenang, terus berdoa dan tawakal kepada Allah."
"Dan Ibu, apapun hasilnya nanti ingatlah bahwa Ibu ini wanita kuat. Saya paham betul bagaimana perasaan ibu, saya juga pernah menjadi korban," ucap dokter Heidi.
Yuri memandang dokter cantik dengan senyuman indah itu. Tidak terlihat bahwa perempuan itu pernah mengalami hal menyakitkan serupa dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun Ranjang (completed)
RomanceForgiveness is the final form of love Bukan pilihannya menjadi janda di usia muda. Tapi Yuri hanya bisa bertahan menerima takdir-- biarlah dia yang menderita asal rahasia mendiang sang suami terjaga. Karena itu sudah tugasnya. Hanya saja Vero-- san...