part 22

226 13 14
                                        

Vote dulu ya Wilders 💜💜

Sura gemericik air pancuran kolam renang membuat udara Jakarta terasa sejuk. Tak ada makhluk bernama manusia yang berlalu lalang disana. Hanya bentangan kolam renang dan rentetan pepohonan tropis menghiasi pandangan mata. 

"Sampai kapan kamu mau tahan aku disini, El?" tanya Yuri. Perempuan itu tengah duduk di sebuah kursi santai pinggir kolam renang. 

Bulir air masih membasahi tubuh lelaki berambut ash  blonde itu. Seringai nakal terkembang dari sudut bibirnya yang tipis, barisan gjgi putih yang rata serta gummy smile menambah nilai plus bagi tampangnya yang rupawan. 

Lelaki itu mengeringkan tubuhnya dengan handuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Tanpa rasa segan dia berdiri tepat di depan Yuri yang tengah melihatnya dengan tatapan sinis. 

"Apa tujuan kamu, dan dimana anakku?" tanya Yuri. 

Perempuan itu kini berdiri, menahan rasa takut dan tangisnya. Beberapa penjaga berpakaian jas lengkap dengan atribut komunikasi serta bertampang seram tampak berjaga - jaga di seluruh penjuru tempat. 

"Santailah, Ri. Dia itu anak mendiang suamimu," ucap lelaki itu cuek. Tanpa menoleh Elliot melingkarkan handuk di pinggangnya. Lelaki itu mengambil segelas minuman di atas meja dan meminumnya. 

"Kalau kamu dendam sama aku. Incer aku aja, jangan anakku. Sekarang bilang, dimana anakku?"gertak Yuri. 

Elliot mendecih, lelaki itu menatap wajah Yuri lekat. Menyimpan kembali gelas Champagne di meja. 

"Cih, kamu pikir aku bawa kamu kesini karena kamu berharga? No, aku punya tujuan yang lebih besar dari itu. Bocah kecil itu nggak ada untungnya buatku. Anak itu sudah aku buang." 

Aliran darah ditubuh Yuri terasa panas membara. Membuat degup jantungnya berdetak kencang hingga emosinya memuncak.

"Jahat, kamu!" hardik Yuri seraya menampar pipi mulus lelaki itu. 

Ibarat pohon kokoh lelaki itu tak bergeming. Seringai licik dari sudut bibirnya semakin mengembang. Dengan hanya sekali tarik tubuh Yuri terdorong ke depan hingga jatuh ke dalam kolam renang. Perempuan itu bergerak tak beraturan, hingga tubuhnya hampir tenggelam. 

Lelaki itu hanya menonton sampai tubuh Yuri tidak berontak lagi ke permukaan. Elliot segera masuk ke dalam kolam dan membawa Yuri dari sana. 

Yuri merasa saluran nafasnya terisi air, mengakibatkan ia terbatuk saat Elliot dengan mudahnya membaringkan tubuhnya di atas tepian kolam renang. Dengan nafas terengah, perempuan itu menatap tajam ke arah Elliot yang tertawa.

"Jangan marah-marah gitu, Sayang." 

Elliot menghampirinya, mengangkat tubuh perempuan itu dengan begitu mudah untuk berdiri. Lelaki itu mendekap Yuri, lalu menempelkan keningnya di kening perempuan itu. Satu tangan menempel di pinggang ramping Yuri, sedang yang lainnya mengusap lembut perut rata perempuan itu. 

Turun Ranjang (completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang