part 10

253 19 4
                                    

Rengekan yang sudah terdengar setengah jam lamanya itu menghiasi ruangan apartemen Vero. Amelia melipat kedua tangannya di dada, bibirnya mengerucut dan kakinya dihentak-hentakan. Khas anak kecil yang sedang tantrum.

"Gak mau, aku mau punya Papa!" 

Yuri tengah memilihkan baju balerina yang akan dipakai Amelia untuk pentas balet minggu depan. Perempuan itu pura-pura tidak mendengar teriakan si kecil. Membiarkan anaknya merengek tanpa merespon. 

"Aku mau punya Papa, Ma. Ayok beli Papa baru!"  

Yuri hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis. 

Antara ingin tertawa dan sedih mendengar keinginan putri semata wayangnya. Amelia sejak pagi tiba-tiba ngotot ingin punya Papa baru. Bukan tanpa alasan, semua ini terjadi karena obrolan anak-anak kecil di tempat les balet seminggu yang lalu. 

Seminggu yang lalu.

"Kamu nanti diantar siapa?" tanya seorang anak bernama Queena. 

"Aku diantar sama Mommy - Daddy," sahut anak berambut kepang dengan ceria. 

"Aku juga diantar sama Papi aku, terus Mami aku nyusul. Kata Papi, kalau tarianku bagus Papi mau belikan aku baju Elsa Frozen." 

"Aku juga, Daddy sama Mommy bilang mau ajak aku ke Jepang. Kata Daddy kita mau ke Disneyland." 

Amelia belum pernah mendengar tempat itu, dahi gadis kecil itu mengernyit. 

"Tempat apa itu, Lola?" tanya Amelia penasaran. 

"Amel belum pernah kesana?" 

Gadis berkepang dua itu menggelengkan kepala. 

"Itu seperti taman bermain, di sana banyak mainan. Ada Jet Coaster, merry go round, pokoknya banyak. Ada princess juga." 

"Princess?" 

"Ada Elsa dan Anna juga?" 

"Iya, semua princess Disney." 

Obrolan mereka terhenti saat seorang pria memanggil nama Amelia. 

"Amelia. My princess." 

Seorang pria bertubuh tinggi dan berambut hitam memakai jas coklat melambaikan tangannya. Dengan riang gadis kecil itu berlari ke arah pria bersenyum kotak itu. 

"Halo, Princesses." 

Vero menyapa kelima anak perempuan yang tengah bercengkrama itu. Keempat anak kecil itu sampai melotot melihat wajah Vero. Bahkan Amima, gadis kecil yang sedang mengunyah biskuit itu sampai menganga. 

"Waktunya pulang, princess. Ayo pamit sama teman-teman." 

Amelia langsung berpamitan, "Aku pulang dulu ya teman-teman." 

Tapi tak ada yang menjawab, keempat gadis kecil itu seperti terhipnotis dengan kehadiran paman Amelia. Bahkan belum ada yang berkedip diantara mereka. 

Vero menggendong Amelia, sambil membawa tas unicorn kecilnya. Andi, sopir pribadi Vero langsung membawakan tas gadis kecil itu dan membukakan pintu mobil untuk keduanya. Mereka masuk ke dalam mobil ford hitam milik Vero. 

Jalanan Ibukota saat itu lumayan tidak terlalu macet. Biasanya Amelia akan terdengar cerewet dengan celotehannya yang menggemaskan. Tapi Vero merasakan hal yang berbeda hari ini. Gadis kecil itu lebih banyak diam. Beberapa kali Vero memergoki Amelia menatapnya diam-diam, seperti ada sesuatu yang ingin disampaikannya.

Turun Ranjang (completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang