Sebelum lanjut yuk Follow aku dan Vote ceritanya, gratis kok!!!
"Ini Papanya Amel!" Gadis kecil itu berteriak, memejamkan mata sambil mencengkram erat tangan Vero seakan takut kehilangan.
Waktu berlalu begitu saja, membutuhkan waktu 15 menit untuk membujuk Amelia agar mau berlatih bersama teman-temannya. Gadis itu terus-terusan bergelayut manja di pangkuan Vero. Tidak terasa sudah satu jam Vero menemani Amelia berlatih balet. Pria itu terus memotret keponakannya dengan kamera ponsel. Sesekali Vero tertawa melihat gerakan lucu anak-anak itu.
Ini adalah kali pertama Vero melihat Amelia merajuk dan tantrum. Gadis kecil itu terus-terusan memegangi lengan Vero sambil memanggilnya papa. Sebenarnya Vero merasa sedih melihat itu. Bagaimanapun akan ada dampak psikologis pada keponakannya akibat ketidaklengkapan keluarga. Sebagai paman kandung, lelaki itu tidak keberatan jika Amelia memanggilnya demikian. Tapi yang jadi masalah, adalah Yuri. Entahlah, dia setuju atau tidak Vero tidak ingin memikirkannya sekarang.
"Permisi." Seseorang menyapa pria itu.
Seorang perempuan dengan rambut panjang tergerai serta kulit putih bak balerina itu menyapanya.
"Ya?" jawab Vero.
"Anda Bapak Alvero Elderenbosch dari perusahaan COMMA Corp. kan?"
Vero membalikkan badan untuk melihat siapa yang menyapanya. Perempuan itu mengulurkan tangan, "Saya Linda, dari PT. Macross. Tempo hari kita pernah bertemu, Pak."
Vero tidak begitu mengingat perempuan itu, "PT. Macross?"
Perempuan berbaju hitam itu tersenyum, "Bali, saat itu perusahaan kita sama-sama diundang Kementerian Pariwisata, Pak. Kebetulan saya asisten Pak Haryadi Novel," ucap perempuan itu.
"Ah, iya. Saya ingat," jawab Vero kemudian membalas jabatan tangan perempuan itu.
"Pak Vero sedang menunggu siapa?" tanya perempuan itu.
"Oh, saya nunggu Amelia. Tuh yang berdiri di paling kanan," tunjuk Vero.
"Mbaknya, nunggu siapa?"
"Oh, saya nunggu keponakan saya Lola. Itu pas sebelahnya Amelia." Perempuan bernama Linda itu menunjuk seorang anak yang bertubuh gemuk yang tengah menjulurkan lidahnya pada Amelia.
Vero dan Linda tertawa melihat keduanya, sepertinya kedua gadis itu sedang bertengkar. Pertengkaran kecil khas anak-anak. Amelia yang tampak kesal terlihat mondar mandir mencari tempat baru, sedangkan Lola terus mengikuti Amelia walau tahu temannya tidak suka.
lelaki itu asyik memfoto keponakannya seakan tidak peduli ada Linda di sampingnya. Perempuan itu maju satu langkah mensejajarkan diri dengan lelaki tinggi itu.
"Pak, Vero rajin ya. Nganter anak padahal ini hari kerja."
Vero menghentikan kegiatannya, pria itu melihat ke arah Linda sambil tersenyum.
"Ya mumpung jadwal tidak padat, Mbak. Amel juga sedang manja sama saya," jawab Vero.
Ya manjalah, kalau bapaknya sekeren kamu, aku juga mau dimanjain. Batin Linda.
"Mbaknya belum menikah?" tanya Vero basa-basi.
Sebenarnya Vero kurang begitu suka didekati perempuan yang tidak dikenal. Tapi pria itu memilih untuk bersikap ramah.
"Belum, Pak." Linda tersipu malu, dia menunduk sambil menarik anak rambutnya ke belakang telinga.
"Padahal, Mbaknya cantik."

KAMU SEDANG MEMBACA
Turun Ranjang (completed)
RomanceForgiveness is the final form of love Bukan pilihannya menjadi janda di usia muda. Tapi Yuri hanya bisa bertahan menerima takdir-- biarlah dia yang menderita asal rahasia mendiang sang suami terjaga. Karena itu sudah tugasnya. Hanya saja Vero-- san...