Part 25

465 23 7
                                    

“Mama, kata Papa susunya diminum.” Amelia naik ke atas ranjang. Gadis itu mulai membuka selimut dari atas perut Yuri. Sepertinya dia kelelahan karena seharian berenang dan bermain bersama Vero. 

Saat Vero dan Yuri selesai mengucap ijab kabul, orang yang paling berbahagia adalah Amelia. Gadis kecil itu sampai menangis karena terharu. Baginya memiliki keluarga yang utuh adalah impian. Setelah berbagai kesulitan dan penderitaan dilalui, rasanya mendapati Vero dan Yuri bersatu bagaikan mimpi.  Begitu melegakan dan membahagiakan. 

Yuri beranjak dari tempat tidur, membuka jendela menatap sekeliling taman. Rumah itu bukanlah rumah yang besar seperti rumah besar Elderenbosch. Tapi bagi Amelia dan Yuri, rumah ini adalah surga. Kebahagiaan mereka yang sempurna.

Yuri membuat taman kecil, aneka bunga berwarna-warni tumbuh di sana. itu adalah impiannya. Mendiang ibu Yuri memiliki banyak koleksi bunga mawar, itu sebabnya dia menata taman kecilnya seperti sang ibu. Rumah itu terletak di dekat danau kecil. Dari kamar Amelia, Yuri bisa melihat pemandangan indah. Rumah mereka dikelilingi oleh pohon tinggi dan hamparan bunga. 

Yuri mencium kening putrinya yang mengantuk. Ada rasa syukur dalam setiap helaan nafasnya. Dulu sekali, saat melihat wajah tertidur Amelia dirinya sering merasa sedih. Penderitaan yang harus dipikulnya selama bertahun-tahun itu kini terkikis. Dirinya telah melewati banyak hal dalam hidup, dikhianati, ditinggal selamanya oleh takdir, mengurus Amelia, kesulitan ekonomi dan hampir menjadi korban darupaksa telah dirasakannya. Tapi semua yang terjadi padanya membuat diri Yuri semakin kuat dan sabar. Dia belajar ikhlas di setiap keadaan. 

Melihat Amelia tumbuh besar, juga setiap hari bisa bangun disamping suaminya, Vero. Bagaikan mimpi. 

Sekarang Jika Amelia minta diceritakan tentang Arjuna Yuri sudah tidak merasa sakit hati lagi. Dia belajar untuk lebih bersyukur dengan semua yang diterimanya saat ini. 

Seperti saat ini, Yuri akan menunggu kepulangan suaminya di taman. Setiap sore perempuan itu akan duduk di sana, ditemani secangkir teh chamomile dan beberapa potongan buah-buahan. Karena nafsu makannya bertambah sejak dirinya mengandung anak Vero.

Rasanya, ini lebih dari yang diinginkan. 

Sebuah kecupan lembut terasa di ceruk leher perempuan itu, dia membalikkan badan memeluk suaminya. Rambut lelaki itu menutupi sebagian mata. Yuri merapatkan tubuh mereka mempererat pelukan. 

"Aku sudah pindahin Amel ke kamarnya," Vero menarik bahu Yuri dengan lembut. Memeluk erat seraya membawanya ke kamar mereka. Alunan musik mengalun indah ditelinga, Yuri memgembangkan senyum kala mendengar suara Lee Hi dengan lagunya my only one. Lagu itu menjadi lagu mereka berdua. Sambil tertawa Vero memutar tubuh Yuri, mereka berdansa pelan. 

Dalam rengkuhan Vero, Yuri merasa aman. 

Akhir-akhir ini menikmati senja bersama suaminya terasa sangat menyenangkan dan romantis. Dulu sekali hal itu hanya ada dalam angan-angannya saja. 

"I want to be with you fo the rest of my life. Melihat anak-anak kita tumbuh lalu menua bersama. Aku tidak bisa berjanji bahwa pernikahan kita akan adem terus. Pasti akan ada ujian, tapi aku pastikan sampai maut menjemput aku akan berada bersamamu, Yuri." 

"Insyaallah," 

Yuri menengadahkan wajahnya, tertawa senang. Sebuah ciuman lembut mendarat di lehernya. Dimatanya, Vero terlihat begitu seksi saat ini. Bukan hanya pandangan subjektif semata. Pria itu memang gagah, kulit honeynya yang terlihat cerah, hidung mancung dengan mata tajam yang indah serta bibir kotaknya yang manis. 

Yuri mencium bibir suaminya. 

"Wow, agresif sekali istriku. Apa karena kali ini laki-laki?" Vero mengusap perut Yuri yang membesar.

Perempuan itu tertawa renyah.

"Saat bersamamu aku merasa menjadi lebih kuat, sekarang aku tidak takut lagi berbicara atau melangkah. Terimakasih suamiku. Karena telah mengajarkanku untuk berpikir positif dan menerima diriku." 

"Kamu meyakinkan aku bahwa aku dicintai," 

Sebuah cincin titanium dengan ornamen mahkota melingkar manis di jarinya. Terlihat sangat anggun dan indah, tapi cincin itu tidak sendiri. Vero memakai cincin yang sama. 

Vero mencium bibir istrinya dengan lembut, "I love you, Yuri." 

Kalimat yang tidak akan pernah bosan untuk didengar, 

"I Love you too, Vero." 

---Tamat---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Turun Ranjang (completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang