Chapter 2

10K 562 8
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman...

Jangan lupa tinggalkan jejak...

***

Sesuai yang Gus Azam katakan kalau mereka akan ke pondok Abbahnya, selesai sarapan mereka langsung bersiap-siap menuju pondok. Jarak antara rumah sama pondok Abbahnya tidak terlalu jauh dan masih bisa dengan jalan kaki.

Pagi ini keduanya memilih untuk jalan dari pada menaiki kendaraan karena Nadhira bilang jalan pagi-pagi itu sehat, Gus Azam hanya mengikuti apa yang Nadhira katakan. Di perjalanan keduanya tidakk henti-hentinya mengobrol.

Sampai di depan gerbang pondok, Gus Azam langsung di sapa oleh orang-orang yang mengenalinya. Gus Azam dan Nadhira membalas sapaan itu kemudian melanjutkan perjalanannya menuju rumah Abbahnya, sampai di depan pintu mereka langsung mengucapkan salam.

''Assalamu'alaikum'' terdengar dari dalam ada yang menjawab salam mereka dan tidak lama kemudian pintu terbuka. Ummi Shafiyah tersenyum melihat Gus Azam dan langsung memeluknya.

''Ya ampun udah lama kamu gak pulang.'' ucap Ummi Shafiyah.

Ummi Shafiyyah mengajak anak dan menantu nya masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.

''Bagaimana kabar kalian?'' tanya Abbah Alfan yang baru saja bergabunh.

''Alhamdulillah baik Abbah.'' ucap keduanya.

Setelah selesai memberikan mereka jamuan Ummi Shafiyah langsung duduk dan ikut ngobrol.

''Azam,'' Panggil uminya

''Salwa pasti senang kamu ada di sini tar temui dia ya.'' ucap nya dengan tiba-tiba.

Nadhira yang lagi lagi selalu mendengar Umminya mengatakan tentang Salwa berusaha untuk baik-baik saja walaupun hatinya tergores dikit. Nadhira mengingat kejadiaan beberapa tahun yang lalu waktu pertama kali Gus Azam membawa Nadhira ke pondok Abbahnya, itu pertama kali nya Nadhira bertemu dengan Salwa.

***

''Nadhira istrinya Gus Azam,'' ucap Nadhira sambil tersenyum di balik cadarnya dan mengulurkan tangannya. Seketika wajah Salwa yang tersenyum menjadi datar. Nadhira mengetahui ekspresi itu namun dia segera berpikir positif

''Salwa," ucapnya pelan tanpa ada senyuman di bibirnya.

***

Nadhira akui Salwa memang cantik apalagi dia tidak menggunakan cadar sama sekali terlihat kulitnya yang putih bersih senyumannya yang manis, tapi Gus Azam mengatakan lebih cantikan Nadhira karena Nadhira menggunakan cadar jadi orang-orang tidak bisa berpendapat tentangnya.

Salwa masuk bersama Asya, sudah terlihat kalau Salwa kini tengah tersenyum melihat kehadiran Gus Azam.

''Gus Azam,''

Gus Azam hanya melihat Salwa sebentar kemudian menatap istrinya yang kini tengah menatapnya.

''Aku senang Gus bakalan tinggal di sini,'' ucap Salwa.

''Gimana kabarmu Salwa?'' tanya Gus Azam.

''Tentu saja baik,'' ucap Salwa lalu dia melihat Nadhira yang sedang menundukan kepalanya.

''Ning Nadhira,'' Salwa mengulurkan tangannya untuk salaman dengan Nadhira. Melihat itu Nadhira langsung mendongakkan kepalanya lalu menerima uluran tangan dari Salwa. Baru saja Salwa akan mencium tangan Nadhira tapi dengan cepat Nadhira menariknya lalu menggelengkan kepalanya.

''Salwa ayo nanti kita tela,'' bisik Asya sebelum Salwa berulah.

''Ya udah, Ummi, Abbah, Gus Azam, Ning Nadhira. Salwa sekolah dulu yaahh.'' Salwa berpamitan lalu berjalan keluar dengan Asya.

Semuanya hanya tersenyum melihat Salwa.
Asya dan Salwa pergi menuju sekolah, umur Salwa memang masih 18 tahun dia baru kls 12 SMA wajar saja jika dia masih seperti anak kecil karena dia dari dulu selalu di manjakan oleh Ummi dan Abbah di sana, tapi dia tidak manja selamanya dia juga gak mau menang sendiri bahkan Salwa juga gak pernah sombong karena dia dekat dengan Ummi Shafiyyah dan Abbah Alfan, semua sifat dan sikap ke kanak-kanaknya akan dia tunjukan hanya di depan Gus Azam doang ntah kenapa.

Namun, sedikit ada perubahan saat Gus Azam sudah menikah, Salwa gak pernah bersikap seperti anak-anak lagi kini dia sedang berlajar menjadi dewasa.

Sedangkan umur Gus Azam kini 25 tahun. Saat menikah umur Gus Azam 23 tahun, jarak antara umur Gus Azam dan Nadhira hanya beda 2 tahun.

Salwa dan Asya memasuki kelas nyaa kemudian dia duduk di kursi mereka.

''Sya,'' panggil Salwa tiba-tiba, Asya yang sedang membaca buku hanya menyahut tanpa melihat Salwa.

''Kira-kira Gus Azam bakalan ngajar di sini gak yaahh,'' ucapnya sambil mengetuk-ngetuk pena di atas mejanya.

''Lupakan Gus Azam Sal, masih banyak santri Abbah yang ganteng.'' Asya mengakhiri bacaan bukunya lalu meletakkannya di atas meja. Salwa hanya menatap Asya dengan sinis memang Asya gak akan pernah mendukung jika dia selalu mengatakan tentang Gus Azam. Semenjak Gus Azam nikah, Asya memang menyuruh Salwa untuk melupakan Gus Azam tapi Salwa selalu mengatakan gak akan bisa dan dia selalu bilang siap jadi istri keduanya Gus Azam.

''Aku paling males kalau kamu udah bahas Gus Azam,'' ucap Asya pelan

''Gus Azam udah punya istri Sal kamu harus ingat itu,'' untuk kesekian kalinya Asya mengingatkan Salwa tapi Salwa hanya bisa terdiam.

***

Masih lanjut?

Jangan lupa mampir ke Instagram
@aeeseeyah

Gus Azam [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang