Chapter 28

10.1K 508 33
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman

Mampir ke Ig
@aeeseeyah

Happy Reading♡♡♡♡

***

Syafa terus mengikuti langkah Nadhira yang terus memasuki area pemakaman, dari tadi Syafa bertanya tapi Nadhira tidak menjawabnya sama sekali.

''Fa,'' panggil Nadhira sambil menatap Syafa.

''Aku yakin, di sekitar sini pasti ada makamnya Nadhia jika memang Nadhia udah meninggal,'' ucap Nadhira.

Satu persatu Nadhira lihat makam yang ada di dekat Eliyana hingga matanya tertuju pada salah satu makam yang memang itu seperti makamnya seorang bayi yang jauh dari makam yang lainnya.

Kaki Nadhira kemudian melangkahkannya ke sana, lalu jongkok tepat di depan makam itu. Dia melihat nama yang tertulis di batu nisan begitu pun Syafa.

Nadhia Sherlliana Bratama

''Dhir,'' ucap Syafa dengan pelan.

''Jadi Papa benar udah bunuh Nadhia,'' lirih Nadhira sambil melihat Syafa kemudian kembali menatap kuburan Nadhia.

''Selama ini semua orang gak pernah cerita sama aku Fa, aku benar-benar gak tau. Apa maksud mereka?''

''Dhir, tadi kamu denger kan Om Reza aja gak tau dimana Nadhia,'' ucap Syafa.

''Setidaknya Om kasih tau aku kalau aku punya kembaran,'' ucap Nadhira.

''Dokter yang menanganinya mengatakan kamu gak punya kemabaran,''

''Karena Papa tega udah bayar Dokter itu Fa,''

''Aku udah hilangkan rasa benci sama Papa karena udah ninggalin aku. Tapi sekarang aku—'' Nadhira menghentikan ucapannya dan kembali menangis.

Syafa yang melihat itu dirinya juga ikut meneteskan air matanya kemudian memeluk Nadhira.

''Dhir, yang di lakukan Papa kamu itu emang salah dan alasannya juga gak masuk akal. Hanya karena takut seperti dirinya dia rela membunuh anaknya sendiri. Tapi Dhir, dia tetap Papa kamu, mungkin sekarang kamu kecewa dan rasa benci itu kembali muncul. Aku harap untuk saat ini doang setelahnya kamu gak benci papa kamu lagi,'' ucap Syafa sambil mengelus-ngelus punggung Nadhira.

''Aku tau Papa sayang sama anak-anaknya, Fa. Tapi kenapa harus dengan cara membunuh?''

''Terkadang rasa takut itu yang membuatnya nekat melakukan hal mengerikan seperti ini,'' ucap Syafa.

Nadhira melepaskan pelukkan Syafa kemudian menatap kembali makam kembarannya.

''Nadh, maaf aku baru tau kalau aku punya kembaran. Gimana kabar kamu? Pasti kamu tenang kan di sana? Kamu bahagia di sana kan? masih bayi belum ada dosa udah meninggal bahkan meninggalnya karena di bunuh Papa nya sendiri,'' ucap Nadhira sambil menghapus air matanya.

''Beruntung karena kamu yang meninggal. Walaupun kamu di bunuh tapi setidaknya gak seperti aku yang di bunuh tapi gak mati,'' lirih Nadhira

''Aku pamit Nadh, In Syaa Allah kalau ada waktu luang tar aku ke sini lagi,'' ucap Nadhira.

''Udah?''

''Ayo,''

Seseorang yang dari tadi mengikuti Nadhira seketika mengepalkan kedua tangannya, matanya menatap tajam Nadhira.

''Semua orang udah anggap gue mati,''

***

Nadhira memasuki rumahnya dengan lemas. Pikirannya terus melayang tentang Reno, niat Nadhira tadi dia akan pergi menemui Reno tapi sayangnya Nadhira gak tahu di mana rumahnya. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke rumah.

Gus Azam [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang