Chapter 3

9.3K 516 4
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman..

Jangan lupa follo, vote dan komen..

Happy Reading♡♡

***

Gus Azam tersenyum ketika melihat Nadhira yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. ''Nadh, besok Mas mulai ngajar di pondok Abbah.'' Gus Azam lalu duduk di samping Nadhira.

''Iya,'' respon Nadhira sambil menatap Gus Azam.

''Abbah juga bilang kalau kamu mau ngajar gak papa itu lebih bagus,'' tambah Gus Azam.

''Kayaknya Dhira tetap di rumah deh Mas, Dhira kan harus nerima setoran santrinya Ummi Zayn,'' ucap Nadhira dan Gus Azam menganggukkan kepalanya.

Pekerjaan Nadhira memang menerima setoran para santri. Dulu Nadhira mondok di pondok Al-Ikhlas dan Nadhira mendapatkan bimbingan langsung dari Ummi Zayn. Hingga saatnya dimana Nadhira mendapatkan beasiswa kuliah di Mesir, dan di situlah Nadhira di pertemukan dengan Gus Azam. Sama-sama asal Indonesia tapi di pertemukan di negara lain.

Walaupun kuliah, Nadhira selalu menyetorkan hafalannya pada Ummi Zayn lewat online. Selesai kuliah Nadhira juga selesai hafalannya. Dan saat selesai itu Gus Azam langsung melamar Nadhira, walaupun udah selesai Nadhira tetap memurajaah hafalannya bersama Gus Azam terkadang Nadhira lupa ''Murajaah rasa ziyadah,'' itu lah ucapan Nadhira.

***


Pagi ini Salwa sudah rapi dengan seragam sekolahnya lengkap. Salwa langsung mengambil makan dan makan bersama teman-temannya yang lain.

''Gimana Wa hafalanmu udah selesai?'' tanya Dicka tiba-tiba.

Salwa yang tidak biasa makan sambil bicara hanya menatap Dicka tanpa menjawabnya kemudian dia melanjutkan makannya kembali. Selesai sarapan seperti biasanya para santri akan menuju kegiatan mereka masing-masing, ada yang sekolah, kuliah dan yang di asramapun tetap ada.

''Sal hafalamu udah selesai?'' tanya Asya dia ingat saat makan pertanyaan Dicka belum Salwa jawab.

Salwa tersenyum kemudian mengangguk. ''Alhamdulillah.''

''Berarti nanti kamu tasmi dong?'' tanya Asya sedangkan Salwa hanya tersenyum.

***

''Abbah minta tolong, panggilin Salwa yaa.'' ucap Abbah pada santri.

Salwa yang di panggil oleh Abbah merasa kaget, setahunya dirinya tidak membuat masalah apa-apa tapi, Salwa menggelengkan kepalanya dia tidak boleh memikirkan hal yang aneh. Dan kemudian Salwa memutuskan untuk segera menemui Abbah Alfan.

Sampai di tempat Abbah Alfan. Salwa mengucapkan salam dan di jawab. Kemudian Salwa langsung duduk setelah di persilahkan duduk.

''Hafalan kamu sudah selesai?'' tanya Abbah dan Salwa mengangguk.

''Abah manggil kamu ke sini Abbah ingin ngasih tahu kamu, Salwa. Sekarang kamu sudah besar kamu harus berpikiran dewasa sedikit,'' Abbah Alfan menghentikan ucapannya dan menarik nafasnya lalu dia melanjutkan kembali ucapannya.

''Abbah tahu kamu menyukai Azam, tapi kamu juga harus ingat kalau Azam sudah punya istri pilihannya sendiri orang yang dia cintai setelah Umminya. Jadi Abbah minta kamu jangan seperti anak kecil lagi ketika di hadapan Azam. Kamu juga harus ngerti bagaimana perasaan Nadhira,'' lanjut Abbah Alfan.

Salwa terdiam, dirinya merasa kaget saat mendengar Abbah Alfan mengatakan itu, kalau seperti ini berarti berita tentang dia suka sama Gus Azam udah tersebar bisa-bisa nanti dia malu.

''Iya Abbah Salwa minta maaf,'' cap Salwa pelan Abbah hanya menganggukan kepalanya

1 Minggu sejak Salwa di panggil Abbah Alfan dan dari situ lah Salwa mengubah dirinya untuk melupakan Gus Azam. Walaupun baginya itu sangat lah berat tapi dia akan tetap mencoba.

Asya yang tahu Salwa di tegur oleh Abbah merasa lega karena sahabatnya sudah tidak terlalu membahas tentang suami orang lagi tapi Asya juga merasa kasihan sama Salwa.

Hari ini adalah hari di mana Salwa akan mentasmi 'kan hafalanya kepada Abbah Alfan. Salwa memang sudah menyiapkannya dari jauh hari jadi Salwa merasa dirinya yakin bisa.

''Bismillah Sal aku bantu do'a semoga lancar,'' ucap Asya sambil tersenyum.

''Iya makasih Asya,'' ucap Salwa sambil tersenyum juga.

Selesai membereskan kamarnya Salwa langsung pergi ke Masjid bersama Asya untuk melaksanakan shalat subuh berjama'ah seperti biasa.
Selesai shalat Salwa langsung di panggil Abbah untuk mentasmi 'kan hafalannya, di mulai dari subuh hingga selesai ba'da isya. Itu pun berhentinya saat shalat dan makan saja.

Salwa berjalan menuju kamarnya dan di sambut hangat oleh Asya, Salwa langsung memeluk Asya sambil menangis, Asya yang di peluk pun ikut nangis.

''Selamat yaa Sal,'' ucap Asya setelah melepaskan pelukannya Salwa hanya menganggukan kepalanya lalu dia duduk, Asya menyodorkan segelas air kemudian Salwa meminumnya, pikirannya kembali ke masa lalunya yang di mana saat dia kecil bersama dengan Gus Azam.

''Nanti kalau kamu udah selesai hafalannya dan aku juga udah selesai, aku mau menikah dengan kamu,'' ucap Gus Azam sambil tersenyum pada Salwa.

''Kalau aku telat gimana?'' tanya Salwa.

''Kemungkinan aku sudah nikah dengan wanita lain,'' jawab Gus Azam, Salwa hanya menatap Gus Azam tanpa ekspresi apapun.

''Dan sekarang itu menjadi kenyataan, aku telat kamu sudah menikah dengan wanita lain,'' gumam Salwa pelan tapi Asya masih bisa mendengarnya. Asya yang mendengar gumaman Salwa hanya tersenyum getir dia merasa kasihan pada sahabatnya yang mencintai bertepuk sebelah tangan.

***

Jangan lupa main ke Instagram
@aeeseeyah

Gus Azam [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang