Assalamu'alaikum teman-teman..
Jangan lupa tinggalkan jejak..
~Revisi setelah end
Happy Reading♡♡
***
Nadhira terbangun dari tidurnya saat dia merasakan badannya yang sakit, merubah posisinya menjadi duduk dan menatap sekelilingnya. Di hembuskannya nafas, pantes saja badannya sakit karena Nadhira ketiduran disofa ruang tamu karena menunggu Gus Azam pulang
''Mas Azam gak pulang.'' Nadhira lalu berdiri dan berjalan menuju dapur.
Sampainya didapur Nadhira menatap meja makannya yang mana disana masih ada makanan yang tertata rapi bahkan masih utuh, seketika Nadhira tersenyum miris.
''Aku lupa ternyata sekarang istrimu bukan cuma aku,'' gumam Nadhira kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Nadhira berusaha agar dirinya tidak lagi mengeluarkan air mata. Nadhira segera berjalan menuju kamar.
Semalam Nadhira sudah menyiapkan makanan kesukaannya Gus Azam. Nadhira juga menunggu Gus Azam untuk makan bareng. Tapi Nadhira melupakan satu hal kalau ternyata istrinya Gus Azam bukan cuma dirinya.
Sampainya dikamar Nadhira segera menuju kekamar mandi, tidak lupa mandi dan wudhu, dirinya merasa kesal karena dia kesiangan kemudian Nadhira mengqodo shalat subuh dan dilanjutkan shalat duha setelahnya dia mengaji.
Jam menunjukan pukul 08:00 Nadhira seperti biasa akan menerima setoran para santri.
Selesai menerima setoran Nadhira melihat sebuah pesan masuk.
Zauji
Sayang, kenapa pintunya dikunci?
Mas kan bawa kuncinya.
Enggak, sayang. Mas lupa.
Minta tolong bukain yaa.Nadhira meletakkan ponselnya lalu berjalan kearah pintu dan membuka kuncinya lalu membukakan pintunya.
Nadhira langsung menyalami Gus Azam.Gus Azam merangkul bahu Nadhira lalu keduanya masuk setelah menutup pintunya.
''Kemarin Mas mau ngasih tau kamu tapi ternyata hp-nya gak ada kuotanya terus Mas udah pinjem hp Kak Byan tapi kamu gak angkat,'' tutur Gus Azam setelah keduanya duduk.
Nadhira mengambil ponselnya dan melihatnya ternyata benar kalau ada nomer tidak dikenal menghubunginya hanya saja tadi malam ponsel Nadhira ada dikamar sedangkan Nadhira ada diruang tamu.
''Nungguin?'' Nadhira menganggukkan kepalanya.
''Maaf,''
Nadhira menghela nafasnya, lagi maaf yang suaminya itu ucapkan.
''Kamu puasa?'' Nadhira hanya mengangguk rasanya sangat malas berbicara karena hatinya masih kesal dengan Gus Azam.
''Jalan-jalan mau?''
''Udah siang, panas.'' Nadhira menyenderkan tubuhnya di sofa.
''Sore gimana?''
''Mas gak da jadwal di pondok?''
''Gak ada, ya udah sore yaa sekalian beli makan buat buka puasa biar kamu gak masak.''
Nadhira tersenyum lebar lalu memeluk Gus Azam dari samping. ''Tapi Salwa ikut yaa?''
Gus Azam menunduk untuk melihat Nadhira. ''Nadh.''
''Aku pengen bertiga,''
''Lain kali aja yaa? Sekarang Mas pengen berdua sama kamu,''
''Ya udah,''
***
Sesuai yang Gus Azam katakan kalau mereka berdua bakalan keluar sore. Keduanya jalan-jalan disekitar taman setelah itu Nadhira mengajak Gus Azam untuk membeli cemilan buat buka puasa.
Hanya cemilan karena Gus Azam mengatakan soal makanannya sudah dia siapkan, Nadhira hanya menuruti ucapan Gus Azam.
Saat adzan maghrib berkumandang keduanya tidak pulang dan Gus Azam mengajak Nadhira shalat di masjid yang ada disana setelah memabatalkan puasanya dengan air dan beberapa cemilan.
Selesai shalat maghrib Gus Azam mengajak Nadhira kesuatu tempat untuk makan, Nadhira masih pokus dengan cemilannya sedangkan Gus Azam pokus nyetir dan menerima suapan dari Nadhira.
Sejenak mereka berdua melupakan masalah yang sedang dialaminya.
Gus Azam memarkirkan mobilnya setelah sampai ditempat tujuan kemudian turun dan membukakan pintu untuk Nadhira. Melihat itu Nadhira tersenyum lalu turun dari mobil.
Gus Azam menutup pintu mobilnya lalu mengambil kain untuk menutup mata Nadhira yang sudah dia siapkan, Nadhira mengerutkan keningnya saat dia melihat itu tapi lagi Nadhira menuruti Gus Azam saja, lalu Gus Azam menutup mata Nadhira dengan kain itu.
Selesai, Gus Azam memapah Nadhira hingga akhirnya mereka sampai di tempat tujuannya. Perlahan Gus Azam membuka kain yang menutupi mata Nadhira dan Nadhira membuka matanya.
Seketika Nadhira terdiam saat melihat semua yang ada dihadapannya saat ini.
''Mas?''
''Gak suka?''
Nadhira menggelengkan kepalanya. ''Masyaa Allah bagus banget.''
''Udah laper kan? Ayo makan.'' Gus Azam menarik kursinya dan mempersilahkan Nadhira duduk.
''Makasih sayang,'' ucap Nadhira lalu duduk.
Gus Azam juga duduk dikursi yang berhadapan dengan Nadhira.
Nadhira masih terdiam melihat sekelilingnya yang membuat dirinya tidak bisa berkata apa-apa, Nadhira senang? Entah lah rasa apa yang saat ini dia rasakan.
''Makan sayang,''
Nadhira menatap Gus Azam. ''Mas nyiapin ini kapan?''
''Siang tadi,''
''Kenapa gak bila—''
''Makan buru nanti isya loh, kamu udah telat berapa menit ini.'' Gus Azam memotong ucapan Nadhira.
''Kenapa milih di pantai?'' tanya Nadhira sambil memulai makannya.
''Makan dulu baru habis itu kita ngobrol lagi,''
Nadhira menganggukkan kepalanya lalu mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya. Gus Azam tersenyum melihat Nadhira yang dengan lahap makan.
'Mungkin ini aja gak cukup buat nyembuhin rasa sakit hati kamu, Nadh.'
Gus Azam juga memakan makanannya sambil sesekali melihat Nadhira yang pokus dengan makanannya.
Tidak ada yang bersuara, hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring dan suara ombak di Pantai.
Entah apalagi yang akan terjadi hari esok tapi keduanya sama-sama menikmati hari ini.
***
Banten 14-05-2022
Revisi 16-08-2023Jangan lupa main keinstagram
@aeeseeyah
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Azam [Revisi]
Short StoryFOLLOW DULU BARU BACA!! KALAU GAK MAU BACA GAK USAH, UDAH MAH BACANYA LONCAT EHH MALAH GAK VOTE LAGI!! PERATURAN 1. Bacanya gak boleh emosi 2. Komennya jangan kasar 3. Jangan bencii dengan orang yang ada didalam cerita 4. Gak boleh nuduh sembarangan...