Chapter 6

9.1K 517 5
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman...

Jangan lupa vote yaa..

Happy Reading♡♡♡

***


5 Bulan Kemudian...

''Mas Nadhira izin mau ke pasar,'' ucap Nadhira sambil tersenyum melihat Gus Azam.

''Tumben ada apa nii?'' tanya Gus Azam lalu meletakkan gelas di atas meja.

''Dhira lagi pengen keluar aja cari udara,''

''Iya, Mas izinin tapi kamu hati-hati yaa,'' ucap Gus Azam sambil mengelus kepala Nadhira.

''Iya tenang aja.'' Nadhira lalu berjalan menuju kamar untuk bersiap-siap sedangkan Gus Azam hanya tersenyum melihat istrinya.

Selesai memakai pakaiannya Nadhira segera pergi menuju pasar, Gus Azam sudah berangkat seperti biasa ngajar.

Sampai di pasar Nadhira segera menuju toko yang akan dia beli. Jakarta ini kali pertamanya dia keluar, biasanya dia selalu ngurung di rumah, gak mau keluar selain ke pondok Abbah. Beda saat Nadhira di Mesir yang selalu keluar dengan Gus Azam.

Selesai belanja Nadhira bersiap untuk pulang, tapi saat hampir menuju rumahnya, ibu mertuanya menghalangi jalan Nadhira.

''Ummi,'' gumam Nadhira.

''Assalamu'alaikum Ummi,'' sapa Nadhira sambil tersenyum.

''Wa'alaikumussalam,'' jawab Ummi Shafiyyah.

''Ummi ngapain?''

Ummi Shafiyyah menatap tajam Nadhira lalu berkata, ''Kamu yaahh saya kan udah bilang bujuk suami kamu agar mau menikahi Salwa.''

Nadhira menghembuskan nafasnya kasar.

''Ummi bukankah Dhira sudah bilang kalau Mas Azam gak mau,'' ucap Nadhira dengan sopan.

''Coba kamu bujuk lagi,''

Nadhira hanya memejamkan matanya hatinya mengucapkan istighfar tanpa henti, dia berusaha agar tidak terpancing emosinya.

''Silahkan Ummi ngomong langsung sama Mas Azam,''

''Azam itu anak saya, jadi harusnya Azam itu nurut sama saya bukan sama kamu. Kamu pengaruhi apa pada dia?'' ucap Ummi Shafiyyah di akhiri pertanyaan membuat Nadhira semakin lemas.

''Ummi, Nadhira capek,'' ucap Nadhira dengan lirih dan air mata yang dia tahan kini lolos membasahi pipinya yang terhalang cadar.

''Ummi selalu nuduh Nadhira yang nggak-nggak, Ummi. Kalau memang Ummi gak suka sama Nadhira. Nadhira minta tolong sama Ummi jangan tuduh Nadhira kayak gitu, Nadhira juga punya hati Ummi, kalau hanya karena masalah keturunan Nadhira juga gak tau, mungkin Allah belum kasih kepercayaan.'' Nadhira akhirnya mengeluarkan unek-unek yang sudah dia tahan.

''Sekarang kamu udah berani ya ngomong di depan saya.'' Ummi Shafiyyah menatap tajam Nadhira.

''Kamu jangan nangis kalau Azam dan Salwa nanti menikah,'' lanjut Ummi Shafiyyah.

''Mas Azam udah janji sama Nadhira kalau Mas Azam gak akan nikah lagi dan Nadhira yakin Mas Azam akan tepati janji itu,'' ucap Nadhira seolah yakin dengan apa yang Gus Azam katakan kala itu.

''Omong kosong,'' ketus Ummi Shafiyyah.

''Saya akan tetap bujuk sampe Azam mau menikah dengan Salwa,'' tegas Ummi Shafiyyah kemudian pergi.

Namun, saat akan menyebrang ada sebuah mobil yang sedang melaju dengan cepat, Nadhira yang melihat mobil itu segera berjalan mendekati Ummi Shafiyyah.

''Ummi.'' Nadhira lalu mendorong tubuh Ummi Shafiyyah.

Brukk..

Tubuh Nadhira terlempar jauh dari tempatnya tertabrak, Ummi Shafiyyah yang melihat itu seketika tubuhnya bergetar dan dengan cepat dia bangun lalu berlari ke arah Nadhira.

Sampai di sana Ummi Shafiyyah langsung jongkok dan memangku kepala nadhira

''Nadhira,'' panggil Ummi Shafiyyah dengan panik.

''Ummi gak papa?'' Ummi Shafiyyah hanya menggelengkan kepalanya.

Nadhira meremas gamisnya, Ummi Shafiyyah melihat darah mengalir di bagian bawah gamis Nadhira seketika menjadi semakin panik.

''Tolong bawa ke rumah sakit,'' ucap Ummi Shafiyyah meminta bantuan pada warga yang ada di sana.

Semuanya langsung bergegas menuju rumah sakit, di dalam mobil Nadhira sudah pingsan, Ummi Shafiyyah segera mengabarkan keluarganya untuk segera datang ke rumah sakit

''Ummi gimana Nadhira?'' tanya Gus Azam dengan panik.

''Dokter belum juga keluar,'' jawab Ummi Shafiyyah.

''Azam sabar,'' Gus Azam hanya menganggukan kepalanya.

Beberapa menit kemudian Dokter keluar, semua orang langsung berdiri dan mendekati Dokter dengan wajah yang tidak bisa di tebak.

''Gimana keadaan istri saya Dokter??'' tanya Gus Azam.

Dokter itu menghembuskan nafasnya pelan. ''Pasien mengalami keguguran dan koma,''

Semua yang mendengar ucapan itu merasa terkejut terutama Gus Azam seluruh tubuhnya terasa lemas tidak berdaya, ketiga kakaknya Gus Azam segera menahan agar Gus Azam gak jatuh.

''Saya permisi,'' pamit Dokternya kemudian pergi.

''Nadhira,'' ucap Gus Azam dengan lirih dan air mata yang mengalir deras di pipinya.

''Tenang Zam istighfar,'' ucap Gus Abyan kaka pertama Gus Azam.

''Aarrggghhh,'' teriak Gus Azam. Dan Abbah Alfan langsung memegang bahu Gus Azam sambil menatapnya dengan tajam

''Azam,'' tegur Abbah dan Gus Azam seketika terdiam..

Vote gaayss jangan pelitt atuuhh..

Jangan lupa mampir ke Instagram
@aeeseeyah

Gus Azam [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang