Assalamu'alaikum teman-teman
Jangan lupa main ke instagram
@aeeseeyahSampainya di rumah Abbah Alfan, Gus Azam dan Nadhira langsung masuk. Keduanya disambut hangat oleh keluarga Abbah Alfan, lalu Nadhira dan Gus Azam masuk ke dalam kamar Salwa.
Salwa yang melihat kehadiran Gus Azam seketika tersenyum, kemudian Salwa menyalami Gus Azam dan Nadhira.
Gus Azam menatap anaknya yang tengah tertidur diatas kasur, Gus Azam mengecup kening Salwa.
''Gimana keadaan kamu?'' tanya Gus Azam.
''Alhamdulillah baik,''
''Kamu sudah punya nama untuknya?'' tanya Gus Azam.
''Belum,'' ucap Salwa dengan pelan.
''Boleh aku kasih nama?'' tanya Gus Azam lagi dan Salwa menganggukan kepalanya.
''Rayn.'' Ucap Gus Azam sambil tersenyum.
Gus Azam menatap Nadhira yang ada disampingnya.
''Bagus,'' ucap Nadhira, ''semoga Rayn bisa sekuat namanya.''
Salwa menghela nafasnya lalu menganggukkan kepalanya.
Nadhira tersenyum lalu menatap Salwa. ''Sal, maaf yaa kemarin Mas Azam gak bisa nemenin kamu di rumah sakit, gara-gara mbak.''
Salwa hanya bisa diam, bingung harus mengatakan apa untuk sekarang.
''Yaudah, Mas. Dhira keluar dulu yaa,''
''Mau ngapain?''
''Mas mungkin ada yang mau di omongin sama Salwa,'' jawab Nadhira lalu keluar dari kamar Salwa menyisakan Gus Azam dan Salwa.
Nadhira juga keluar dari rumah Abbah Alfan karena diruang tamu sudah tidak ada siapa-siapa lagi, Nadhira berhenti tepat di taman yang ada di samping rumah Abbah Alfan.
Nadhira kemudian duduk disana sambil melihat para santri berlalu lalang, seketika Nadhira mengingat kembali dirinya dulu.
Masa-masa di pesantren membuat Nadhira kangen. Kamar mandi antri, mau makan ngantri, apa-apa harus ngantri.
Nadhira merindukan semua itu...
Lamunan Nadhira terhenti ketika ada seseorang yang menepuk bahu nya. Ia segera menatap pelaku itu, ternyata Khadijah– kakak ipar nya yang kemudian langsung duduk di samping Nadhira.
''Kita mungkin gak pernah kenal sebelumnya, karena kamu baru tinggal di Indonesia dan langsung koma,'' ucap Khadijah tiba-tiba.
Khadijah kemudian menatap Nadhira yang kini tengah menatap nya juga.
''Tapi aku tau semua tentang kamu,'' lanjut Khadijah.
''Maksud mbak?'' tanya Nadhira tidak mengerti.
''Kamu gak mengenaliku,'' ucap Khadijah membuat Nadhira tambah bingung.
''Bagaimana bisa aku kenal Mbak yang sebelumnya belum pernah aku lihat,'' ucap Nadhira.
Kahdijah segera melihat kiri kanannya, aman. Kemudian dia segera membuka niqob nya dan senyuman manis yang Nadhira lihat di sana tak asing lagi namun Nadhira segera mengingat-ngingat siapa.
''Aku punya Adek perempuan dan biasanya orang-orang bilang aku sangat mirip dengan dia. Aku gak yakin kalau kamu gak ngenali aku,'' ucap Khadijah kemudian ia segera memakai kembali niqob nya.
''Syafa??'' tanya Nadhira dengan ragu-ragu.
''Iya benar sekali.'' Ucap Khadijah sambil tersenyum.
''Mbak nya syafa??'' tanya Nadhira kembali.
''Iya, Aku Khadijah Mbaknya Syafa teman kamu.'' Ucap Khadijah membuat Nadhira menatapnya tak percaya.
''Syafa yang cerita semua tentang kamu sama Mbak. Awalnya Mbak gak tau kalau itu kamu setelah Syafa ceritain semuanya dan menyebut nama kamu dari situ Mbak berpikir apakah istri yang di ceritakan Syafa itu suaminya Gus Azam dan ternyata iya. Tadinya masih ragu-ragu setelah di lihatkan fotonya yah ternyata benar itu kamu,'' jelas Khadijah dengan panjang lebar.
Nadhira hanya bisa tersenyum setelah mendengar semua itu.
''Nadhira gak nyangka bakalan ketemu Mbak di sini bahkan ternyata kita saudara. Nadhira benar-benar ngerasa gak punya teman di sini Mbak,'' ucap Nadhira sambil menatap Khadijah.
''Enggak, Dhir. Kamu punya Mbak di sini, kamu mungkin bisa ceritain panjang lebar sama Syafa tapi kamu gak bisa memeluknya, kalau bisa Mbak yang akan gantiin dia buat kamu cerita dan di peluk,'' ucap Khadijah sambil mengelus ngelus punggung Nadhira.
''Nadhira gak tau lagi Mbak harus gimana,'' ucap Nadhira dengan pelan tapi semua itu menusuk hati Khadijah.
''Mbak gak tau gimana perasaan kamu sekarang, Nadh. Tapi Mbak tau itu semua sangat menyakitkan,''
''Nadhira gak bisa kayak yang lainnya yang bisa ngasih keturunan,''
''Belum, Nadh. Belum bisa bukan nggak, kamu tau kan itu ujian dari Allah buat kamu seorang penghafal Al qur'an, mungkin Allah bakal ngasih kamu kejutan yang benar-benar gak kamu ketahui nanti,'' ucap Khadijah.
''Iya Mbak,''
''Terus lah berdo'a dan meminta sama Allah jangan putus asa.'' Ucap Khadijah lagi dan di balas anggukan Nadhira kemudian mereka kembali berpelukan.
***
Jangan lupa kasih vote yaa guys supaya
makin semangat nulisnya.Jangan jadi pembaca gelap🔪
Maaf kalau ada typo
Dan iya komen juga jan lupa😁
03‐07-2022
Revisi 25-05-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Azam [Revisi]
Short StoryFOLLOW DULU BARU BACA!! KALAU GAK MAU BACA GAK USAH, UDAH MAH BACANYA LONCAT EHH MALAH GAK VOTE LAGI!! PERATURAN 1. Bacanya gak boleh emosi 2. Komennya jangan kasar 3. Jangan bencii dengan orang yang ada didalam cerita 4. Gak boleh nuduh sembarangan...