Chapter 8

9.5K 515 16
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman..

Jangan lupa tinggalkan jejak..

Kira-kira pembaca lama baca ulang gak yaa??

~Revisi setelah end

Happy Reading♡♡

***

3 Tahun Kemudian

Seorang wanita paruh baya tengah berjalan menelusuri jalanan yang sangat gelap, dia tidak mengetahui tujuannya saat ini. Namun, langkahnya terhenti di saat kakinya tersandung oleh sebuah ranting.

''Bukannya aku udah pernah bilang untuk menjodohkan anakku dengan anak, Ummi?''

Lagi-lagi ucapan itu yang selalu di dengarnya. Wanita paruh baya itu menatap sekelilingnya walaupun sangat gelap.

''Keempat anakku sudah menikah,''

Dan jawaban itu yang selalu dia ucapkan.

''Ummi udah terlanjur bilang iya sama aku,''

''Kalau kamu mau, Ummi bakalan cariin dia laki-laki lain,''

''PEMBOHONG!!''

***

Ya, wanita itu adalah ummi Shafiyyah yang selalu ditemui seseorang, lebih tepatnya adalah ibunya Salwa. Dia selalu datang dalam mimpi ummi Shafiyyah.

Ummi Shafiyyah terbangun dari tidurnya, keringat panas dingin membasahi badannya, jantungnya berdetak dengan kencang. Ummi Shafiyyah lalu merubah posisinya menjadi duduk.

''Mimpi lagi?'' tanya abbah Alfan yang baru saja kembali dari kamar mandi sehabis wudhu untuk shalat tahajud. Ummi Shafiyyah hanya menganggukkan kepalanya, badannya bergetar karena ketakutan.

Abbah Alfan mengambil gelas yang berisi air putih lalu di berikannya pada ummi Shafiyyah.

Melihat itu ummi Shafiyyah segera mengambilnya. ''Terimakasih.''

''Udah di bilangin kalau mau tidur baca do'a dulu,'' ucap abbah Alfan sambil menatap istrinya yang tengah meminum air.

Selesai minum ummi Shafiyyah meletakkan kembali gelas di meja lalu menatap suaminya. ''Abbah juga denger Ummi setiap mau tidur selalu baca do'a.''

''Ya udah sekarang bangun terus wudhu, Abbah tunggu di mushola.'' Abbah Alfan melangkahkan kakinya menuju mushola kecil yang ada di dalam rumahnya.

Ummi Shafiyyah turun dari kasurnya lalu mengambil kerudungnya dan memakainya kemudian berjalan ke kamar mandi yang terletak di dapur.

Selesai wudhu ummi Shafiyyah kembali memakai kerudungnya lalu membuka pintu kamar mandi, seketika badan ummi Shafiyyah melemas dengan nafas yang sulit untuk di keluarkan di saat melihat seseorang yang berdiri di depannya. Dadanya naik turun dan detak jantungnya berdetak dengan tidak normal, entah halusinasi atau nyata ummi Shafiyyah tidak bisa berpikir dengan jernih.

Tubuhnya sudah tidak bisa di tahan lagi dan seketika ummi Shafiyyah ambruk di lantai hingga akhirnya tidak sadarkan diri.

***

Gus Azam [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang