Assalamu'alaikum teman-teman.
Jangan lupa komen, follow dan vote yaa..
Happy Reading♡♡
***
1 Bulan sudah Gus Azam dan Nadhira berada di indonesia.
Seperti biasa setiap pagi Gus Azam pasti akan pergi untuk ngajar di pondok pesantren Abbah Alfan, setelah Gus Azam pergi. Nadhira membereskan rumah, sudah selesai Nadhira duduk di sofaa bersiap-siap untuk menerima setoran santrinya.
Nadhira menerima setoran santri yang berjumlah sekitar 15 orang. Nadhira bisa di katakan ustadzah yang paling sabar di antara ustadzah-ustadzah yang lainnya. Karena Nadhira tidak pernah memarahi santri-nya, tapi Nadhira sekalinya marah semua santri akan merasa bersalah.
Selesai menerima setoran Nadhira mendengar pintu di ketuk, dia berpikir sejenak kemudian menatap jam. Gak seperti biasanya Gus Azam pulang jam segini. Nadhira beranjak dari duduknya kemudian berjalan mendekati pintu dan membukanya. Nadhira tentu terkejut karena itu bukan Gus Azam melainkan Ummi Shafiyyah atau ibu mertuanya, Nadhira yang tak memakai cadarnya tersenyum menyambut kedatangan ibunya.
''Ummi,'' Nadhira lalu menyalami tangan Ummi Shafiyyah.
''Kamu tidak mengizinkan saya untuk masuk,'' seperti biasanya Ummi Shafiyyah akan berbicara dengan nada ketus kepada Nadhira.
Nadhira tersenyum lalu mempersilahkan Ummi Shafiyyah untuk masuk. Nadhira mengikuti Ummi Shafiyyah dari belakang, setelah itu dirinya menawarkan minum tapi Ummi Shafiyyah hanya menggelengkan kepalanya.
''Saya ke sini mau bilang sesuatu sama kamu,''
Nadhira terdiam, dia berpikir apakah Umminya akan membicarakan hal yang selalu dia bicarakan itu? membuat Nadhira sangat takut pada Umminya.
''Saya akan tetap datang ke sini dan meminta kamu untuk mengizinkan Azam dan Salwa menikah.'' Ummi Shafiyyah menatap Nadhira dengan tajam.
Nadhira sudah menduga kalau Ummi Shafiyyah akan membahas soal ini. Nadhira menghembuskan nafasnya lalu menundukkan kepalanya dan berkata, ''Ummi bukan kah Mas Azam bilang kalau Mas Azam gak akan menikah lagi?''
''Dia gak mau nikah lagi itu pasti gara-gara kamu kan? Kamu yang pengaruhi dia agar dia menolak perintah Umminya,'' ucap Ummi Shafiyyah dengan nada tinggi.
''Mas Azam sendiri yang—''
''Kamu itu gak bisa beri keturunan buat anak saya. Kamu gak lihat kakak-kakanya Azam, mereka semuanya sudah punya anak, tapi kamu mana?'' ucap Ummi Shafiyyah di akhiri pertanyaan.
''2 tahun ini bukan waktu yang sebentar, kamu gak kasihan sama Azam yang terus nunggu,'' lanjut Ummi Shafiyyah.
Nadhira tidak memberikan respon apapun pada Ummi Shafiyyah, dirinya hanya menundukan kepalanya lebih dalam lagi. Ini lah ujian pernikahan mereka, Nadhira juga merasa gagal menjadi istri karena gak bisa memberikan Gus Azam keturunan tapi Gus Azam gak pernah mempermasalahkan soal itu walaupun Nadhira tahu kalau Gus Azam sebenarnya juga sedang menunggu seorang anak.
***
Hari menjelang sore Gus Azam pulang ke rumahnya, saat sampai di rumah dia tidak melihat istrinya yang seperti biasanya akan menyambutnya di depan pintu. Dengan rasa khawatir Gus Azam menaiki tangga menuju kamarnya.
Gus Azam membuka pintu kamar dengan pelan, dia melihat istrinya yang duduk di atas sajadah dengan Al- qur'an yang terbuka tapi Nadhira tidak membacanya melainkan dia melamun dan air mata yang terus mengalir di pipinya.
Gus Azam yang melihat istrinya menangis langsung berjalan menghampiri Nadhira lalu duduk di samping Nadhira.
''Nadh,'' panggil Gus Azam pelan sambil memegang bahu Nadhira yang sedikit bergetar. Nadhira tidak menyautinya karena dia tidak sadar kalau ada Gus Azam di sampingnya.
''Nadhira,'' panggil Gus Azam untuk kedua kalinya dia sedikit mengeraskan suaranya. Nadhira yang mendengar ada yang memanggilnya langsung menoleh dan terkejut saat melihat Gus Azam di sampingnya. Segera Nadhira menghapus air matanya dan melihat Al-Qur'an yang terbuka dan ia segera menutupnya.
''Mas udah pulang,'' Nadhira lalu mencium tangan Gus Azam.
''Kamu kenapa?'' tanya Gus Azam.
Nadhira segera menggelengkan kepalanya lalu dia bangkit dari duduknya dan membereskan tempat shalatnya lalu mengganti mukenanya dengan kerudung.
''Dhira bikinin teh ya Mas,'' ucap Nadhira dan akan pergi tapi Gus Azam menahan tangan Nadhira.
''Bilang sama Mas ada ap?'' tanya Gus Azam untuk kedua kalinya.
''Gak papa,''
''Terus tadi kenapa?''
''Ya emngnya kenapa kalau Dhira do'a terus nangis,'' ucap Nadhira sambil menatap Gus Azam.
Gus Azam menghembuskan nafasnya lalu mengangguk dan tersenyum.
''Jangan pernah menyembunyikan masalah apapun sama suamimu, Nadh.'' ucap Gus Azam sambil memegang bahu Nadhira lalu pergi menuju kamar mandi.
Nadhira melihat Gus Azam yang berjalan ke kamar mandi hingga Gus Azam hilang di balik pintu kamar mandi.
''Maaf Mas,''
Nadhira berjalan menuju dapur untuk membuatkan teh buat suaminya.
Follow, Vote dan Komen..
Jangan jadi tuyullllFollow Ig
@aeeseeyah
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Azam [Revisi]
القصة القصيرةFOLLOW DULU BARU BACA!! KALAU GAK MAU BACA GAK USAH, UDAH MAH BACANYA LONCAT EHH MALAH GAK VOTE LAGI!! PERATURAN 1. Bacanya gak boleh emosi 2. Komennya jangan kasar 3. Jangan bencii dengan orang yang ada didalam cerita 4. Gak boleh nuduh sembarangan...