**
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, ini sudah waktunya makan malam. Dengan langkah pelan seorang wanita keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga satu persatu hingga sampai di ujung tangga dia melihat ke sekeliling rumah besar dengan ornamen vintage mewah khas gaya rumah Eropa klasik terlihat sepi dan sunyi.
Dia mengarahkan langkah kakinya menuju ruang makan dimana dia berharap jika bisa melihat ayah dan ibu menunggu nya untuk makan malam bersama, namun itu hanyalah sebuah khayalan semu dan tidak akan pernah terjadi didalam hidupnya.
Karena Elea tidak pernah di anggap ada.
Bagi orang tuanya, Elea tidak berarti apa-apa. Tidak dianggap dan tidak pernah di pedulikan.
Dia menghela nafas pelan tangannya terulur untuk menarik kursi dan mulai mengisi piring kosong di hadapannya dengan menu malam ini kemudian seperti biasa dia akan makan sendirian.
Sepanjang hidupnya dia selalu sendirian.
Dia mengunyah sambil melamunkan ucapan temannya tadi siang yang terus berputar-putar didalam kepala seolah memaksa nya untuk segera mengutarakan keinginan yang sejak lama dia ingin katakan.
Tuk ! Tuk !
Gerakan tangannya tiba-tiba terhenti saat mendengar suara langkah sepatu heels yang menuruni tangga. Dengan cepat dia menoleh dan mendapati ibunya yang sudah rapi bersiap-siap untuk pergi.
Seolah tak ingin membuang kesempatan dia pun berlari menghampiri ibu nya untuk mengutarakan maksud yang sejak tadi ingin dia katakan.
"Ibu.."
Panggilnya pada seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik dan terawat di usia senjanya.
"Ada apa?"
Dia tertunduk pelan dan berucap ragu. "Aku berencana untuk membeli apartemen-"
"Berapa harganya?" Tanya ibunya tanpa basa-basi.
"Tidak ibu, aku sudah mengurus pembelian nya"
"Lalu ?"
"Aku ingin meminta izin untuk mulai hidup sendiri dan pind-"
"Tidak perlu meminta izin, lakukan saja apa mau mu" jawabnya dengan senyum tipis.
Sejenak Elea terdiam karena jawaban ibunya yang sangat terlihat jika tidak peduli tentang keberadaan anak semata wayangnya ini.
"Iya ibu, terimakasih"
"Itu saja?"
Elea mengangguk dan bergeser saat ibunya berlenggang pergi sambil menenteng tas mahal di tangannya.
Walaupun sudah terbiasa menerima perlakuan seperti ini tapi tetap saja dia mendambakan kasih sayang dan larangan dari kedua orang tua yang tidak pernah dia dapatkan selama dia hidup.
Namun Elea terus mencoba tersenyum seolah dia baik-baik saja. Seolah semuanya baik-baik saja.
Perlahan tangannya mengambil ponsel dari dalam saku dan menghubungi temannya tadi.
Tut ..
Nada sambung terdengar.
"Halo ?"
"Mejiwo aku akan pindah ke apartemen minggu ini"
**
Prolog dulu yaa..
Sabar lagi, nunggu I want you ending baru masuk chapter satu 💜
Elea Lee
And her sunshine
.Jhope.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope | Jhope JHoseok [END] ✓
FanficCOMPLETE ✅ IDOL LIFE. [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] Tidak ada matahari yang menyukai awan gelap.. Ya, kau memang terlalu terang untuk hidupku yang segelap malam. Jhope - Ellea Love story.