Dokja duduk dibelakang sepeda yang sedang dikayuh oleh Yoo Joonghyuk, menikmati perjalanan ke sekolah dalam diam, sambil sesekali bercanda dengan pemuda didepannya.
Tangannya ia kaitkan pada pinggang Yoo Joonghyuk yang cukup berotot untuk anak seusianya, kepalanya iya sandarkan pada punggung tegap itu.
"Kim Dokja, kau berat"
"Ah benarkah? Tapi itu salahmu yang terus memberiku makanan enak setiap hari" jawab Dokja
Yoo Joonghyuk hanya mendengus mendengar nya.
"Oh? Atau haruskah aku berdiet? Itu bukan ide yang buruk kurasa" ucap Dokja kemudian, matanya menggerling jahil.
"Apa yang kau katakan bodoh? Tubuhmu sudah bagus seperti ini, tidak kurus kerempeng seperti tengkorak pada lab IPA dulu"
Astaga, lihatlah dia, beberapa saat yang lalu mengatakan apa, dan sekarang mengatakan apa.
"Kau labil Yoo Joonghyuk, padahal kau bilang aku berat"
"Tidak. Aku lebih menyukaimu yang seperti ini"
"Ah~ maksudmu kau tidak menyukai aku yang sebelum-sebelumnya?" Ucap Dokja, ah lihatlah, dia benar-benar jahil.
Yoo Joonghyuk mengerem sepedanya tiba-tiba, membuat Dokja yang asik menyusun rencana dikepalanya untuk menjahili pemuda didepannya ini buyar seketika.
Yoo Joonghyuk berbalik, kemudian menangkup kedua pipi Dokja yang sekarang terlihat chubby.
"Jangan main-main Kim Dokja, kau tau aku sangat dan sangat menyukaimu bahkan saat kau hanya terdiri dari tulang dan kulit tanpa daging, karena aku menyukaimu, karena aku mencintaimu, karena itu aku memberimu banyak makan agar setidaknya kau tidak cepat mati, bodoh."
"Jangan pernah mempertanyakan rasa cintaku, Kim Dokja."
Cup
Sial! Awalnya kan Dokja yang ingin menjahili kekasihnya itu, kenapa sekarang rasanya dia yang dibuat tidak bisa berkutik? Aishhh jinjja Yoo Joonghyuk sialaaan!
Tik tok tik tok
Kim Dokja terbangun kala suara detak jarum jam berdentang dengan keras. Matanya menyipit, sebelum akhirnya ia terdiam membisu. Sesaat kemudian, senyum nanar menghiasi sudut bibirnya.
Ah, mimpi macam apa yang baru saja dia alami? Benar-benar menggelikan.
Menjadi kekasih Yoo Joonghyuk? Ahaha, ingin rasanya Kim Dokja tertawa, menertawakan perasaannya yang tak pernah terbalas itu. Mana mungkin si protagonis gila itu juga menyukainya.
Apalagi latar dalam mimpi itu, sangat berbanding terbalik dengan kehidupan sekolahnya dulu. Benar-benar mimpi yang munafik.
Ah, benar juga.
Kim Dokja menoleh kesamping dan tersenyum kecil, bagaimana bisa dia memimpikan hal semacam itu untuk menjadi kenyataan? Sedang dia sendiri saat ini tengah terkurung dalam lorong kereta yang sunyi.
Hanya bisa mengamati lewat kotak-kotak transparan, mengenai perjuangan teman-temannya.
-Fin-
Happy, kan..... ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortelle | Orv Fanfiction
Storie breviUntaian kata itu terurai, saling membelit hingga merangkai sebuah kalimat, kemudian menyambung menjadi alunan paragraf hingga sebuah kisah terbentuk. Salam wahai Nona-nona dan Tuan-tuan, selamat datang di Omniscient Readers View Point The "Fortelle"...