19. Rindu

554 71 4
                                    

Warn!! Ini adalah chapter Rewrite dari cerita oneshoot kuroken milik saya dengan judul bab yang sama.

________________________

_________________

Kim Dokja, pemuda itu kini tengah berada di SMA Starstream lebih tepatnya gymnasium tempat tim Basket sering berlatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kim Dokja, pemuda itu kini tengah berada di SMA Starstream lebih tepatnya gymnasium tempat tim Basket sering berlatih.

Iris pekatnya memandang seisi gymnasium dimana banyak siswa tengah berlatih.

Rasanya seperti baru kemarin Dokja menjadi manager tim basket sekolahnya.

Rasanya seperti baru kemarin Dokja menyemangati teman-temannya yang berlatih keras bersama.

Rasanya seperti baru kemarin mereka mengadakan kamp pelatihan diruangan itu.

Rasanya seperti baru kemarin dirinya bertengkar dengan Kang Ilhun dan berakhir dengan siraman air.

Rasanya seperti baru kemarin dirinya mengeluh tentang lelahnya menjadi seorang manager.

Rasanya seperti baru kemarin dirinya bertemu Yoo Sangah dan bersahabat baik dengannya.

Rasanya seperti baru kemarin dirinya mendengar pembicaraan- pembicaraan serius dari Hyunsung dan pria bersurai hitam itu.

Rasanya seperti baru kemarin 'dia' menyita novelnya dan memaksanya makan.

Rasanya seperti baru kemarin 'dia' memaksanya untuk bergabung dengan klub basket dan menjadikannya manager mereka.

Rasanya, rasanya, dan rasanya.

Rasanya Dokja berindukan semua itu.

Tentang Basket, juga tentang pria bersurai hitam yang mudah depresi itu.

Dia rindu akan semua kerja keras yang mereka jalani bersama, susah senang.

Mengingatnya membuat Dokja sedikit tersenyum kala ingatan nyeleneh yang dilakukan teman-temannya terlintas begitu saja dikepalanya.

Sekarang mereka semua telah menempuh jalannya masing-masing.
Mereka menjadi sukses dengan caranya masing-masing.

Ah tidak terasa sudah 7 tahun sejak kelulusan mereka dari sekolah yang menyimpan sangat banyak kenangan itu.

Tentang keringat juga air mata yang mereka keluarkan, entah air mata kebahagiaan karena kemenangan juga air mata kesedihan akan kekalahan, pokoknya tempat ini menyimpan terlalu banyak hal untuk dikenang.

Juga tentang 'dia'.

'Dia' yang sangat berarti untuk mereka semua terutama untuk Dokja.

'Dia' yang namanya bahkan tak sanggup Dokja ucapkan.

'Dia' yang mengisi hari-hari Dokja dengan berbagai macam perasaan.

'Dia' yang menuntun Dokja memulai hal-hal baru.

Fortelle | Orv FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang