Warn!! Abovers!
Kacau.
Penampilan Yoo Joonghyuk saat ini sangat kacau. Rambut acak-acakan dengan jas yang tidak terpasang dengan benar, serta dada yang naik turun dengan cepat, napasnya nampak berderu tak karuan.
Dia sangat amat panik.
Bagaimana tidak panik? Baru saja dirinya selesai rapat di kantor, omega manisnya menelpon dengan suara tangis dan terdengar sangat resah.
Omeganya berkata bahwa anak mereka, yang baru berusia 4 bulan tiba-tiba saja mengalami kejang dan suhu badannya sangat tinggi.
Mendengar hal tersebut, Yoo Joonghyuk tanpa basa-basi langsung bergegas menuju parkiran dan mengendarai mobilnya dengan cepat untuk sampai ke rumah.
Klik
Begitu pintu rumah terbuka, Joonghyuk berlari menghampiri suara tangis yang terdengar hingga teras rumah.
"Hicc huuu.... Hyuk, Hyuk-ah"
Begitu sampai, Yoo Joonghyuk langsung di perhadapkan dengan wajah sang omega yang memerah dengan deraian air mata.
Merengkuh Dokja dengan lembut, Joonghyuk mencoba menenangkannya. Rambut Dokja di elus perlahan hingga suara sesenggukan berkurang meski lirih tangis masih terdengar.
"Hyuk hiks"
"Sst udah sayang, udah gapapa okeey? Everything we'll be fine" ucapnya sambil mengecup kening Dokja.
"Kita periksa dedeknya dulu ya sayang?" Lembut, sangat teramat lembut saat Joonghyuk berbicara pada Dokja, sangat berbanding terbalik dengan image yang selama ini di tampilkan nya.
Kim Dokja mengangguk patuh sambil terus mengeratkan pelukannya pada sang bayi, begitupun dengan Yoo Joonghyuk yang merengkuh keduanya.
Dengan sebelah tangan dirinya mengambil handphone dan menelpon dokter pribadi mereka.
"Cup cup, udah ya sayang, jangan nangis lagi, aku udah telpon dokter buat kesini. Jangan nangis ya? Kasian dedeknya ikutan nangis ngerasain bunanya nangis juga" Joonghyuk lagi-lagi mencoba menenangkan.
______________________
"Udah ya nangisnya? Tadi dokternya bilang si dedek cuma demam biasa kok oke?"
Anak mereka telah tertidur dengan bye-bye fever di keningnya, dokter bilang bahwa Gilyoung, anak mereka hanya terkena demam biasa, tapi suhu badannya memang cukup tinggi. Kim Dokja masih menangis sedih bahkan setelah dokter yang memeriksa pulang.
"Emm" gumam Dokja sambil mengangguk-angguk tangannya menyentuh tangan Joonghyuk yang bertengker di pipinya menghapus lelehan air mata.
"Tadi aku panik banget" ucapnya mulai bercerita.
Yoo Joonghyuk dengan perlahan membawa Kim Dokja untuk duduk di pangkuannya pada kasur mereka, bersebelahan dengan kasur si dedek bayi, dengan punggung menghadap dadanya.
"Aku tadi lagi ngurusin beberapa kerjaan pas dedeknya tiba-tiba nangis. Aku pikir dia lapar, aku kasih nen dia gamau, mana susu formulanya lagi habis"
"Tangisnya makin keras aku bingung dong, jadi tetap aku paksain dia nen, tapi hyuk, aku kaget pas bibirnya nyentuh nen aku, rasanya panas banget, terus gak lama dedek kejang-kejang, aku takut banget hiks..."
"Sstt gapapa sayang gapapa, our kid is okay now, he's okay. "
"Emm, tapi hicc aku beneran takut banget Joonghyuk, I was so scared, and my mind went blank, aku gak bisa mikir apa-apa waktu itu" Dokja membalik badannya menghadap Joonghyuk dan memeluk tubuh suaminya itu dengan sedih.
"Iya, Dokja gapapa, you did well without leaving our kid alone and wrapping him with a blanket, kamu nangis juga bukti kalau kamu sayang banget sama dedek kan? You do really did a good job. "
Sekali lagi, Yoo Joonghyuk mengecup pucuk kepala Dokja dengan penuh kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortelle | Orv Fanfiction
Short StoryUntaian kata itu terurai, saling membelit hingga merangkai sebuah kalimat, kemudian menyambung menjadi alunan paragraf hingga sebuah kisah terbentuk. Salam wahai Nona-nona dan Tuan-tuan, selamat datang di Omniscient Readers View Point The "Fortelle"...