"Mau kemana?"
Joonghyuk bertanya saat melihat Dokja berada didekat pintu dengan berbalut mantel tebal juga sepasang sepatu terpasang apik pada kakinya.
"Pergi."
"Ini jam dua pagi"
"Aku tahu"
"Kemana kau akan pergi sedini ini?"
Dokja hanya menggeleng dengan wajah polos, yang membuat Joonghyuk faceplam seketika.
Dokja itu memang unik, kadang pikirannya sangat random.
"Tunggu sebentar aku akan ikut denganmu" ucap Joonghyuk, dia masuk kekamar dan mengganti pakaiannya lalu kembali kehadapan Dokja.
"Pakai ini" ucapnya sambil melingkarkan sebuah syal pada leher Dokja.
Dokja hanya diam, membiarkan Joonghyuk memasangkan syal dilehernya.
Setelah itu, kedua orang itu berjalan keluar rumah, menikmati angin malam yang membuat kulit bergidik kedinginan.
Dokja berjalan disebelah Joonghyuk sambil sedikit menenggelamkan wajahnya pada syal, napasnya berembun dengan sedikit rona merah pada hidung dan pipinya, tanda kedinginan.
"Hyuk, ayo ke minimarket"
"Kau ingin membeli sesuatu?" Tanya Joonghyuk
Dokja hanya mengangguk mengiyakan, kemudian berjalan sedikit lebih cepat memasuki minimarket 24 jam didepannya.
Berdiri didepan rak berisi cemilan, Dokja mulai mengambil beberapa cemilan dan permen, sedangkan Joonghyuk berjalan ke rak disebelahnya untuk mengambil beberapa minuman.
"Dokja, kau mau ramen?"
"Tidak, ramen dirumah kita masih banyak Hyuk"
"Baiklah, kalau begitu aku hanya akan mengambil minuman"
Dokja mengangguk dan kembali memilih beberapa cemilan untuknya dirumah, lumayan untuk menemaninya saat sedang membaca.
"Sudah semua?" Tanya Joonghyuk sambil mengambil alih belanjaan Dokja dan meletakkannya pada meja kasir didepan.
"Um" Dokja mengangguk kecil.
"Mau kembali kerumah?"
"Ya, ayo kembali Joonghyuk"
"Ah" setelah beberapa saat berjalan keluar dari minimarket, Dokja berhenti karena sepertinya melupakan sesuatu.
"Ada apa?"
"Hyuk, aku lupa membeli hotpack."
"Aku akan kembali membe-" perkataan Dokja terpotong oleh tangan Joonghyuk yang menarik lengannya saat dia akan berbalik untuk kembali ke minimarket.
"Bodoh. Kalau kedinginan harusnya kau bilang padaku" ucap Joonghyuk sambil menautkan jari-jarinya pada jari-jari Dokja, menggenggam mereka erat, kemudian memasukkannya pada kantong mantelnya, membiarkan kedua tangan itu saling bertaut untuk berbagi kehangatan.
Dokja kembali membiarkan wajahnya tenggelam diantara syalnya yang tebal, wajahnya merona merah entah karena kedinginan atau merasa malu dengan perkataan dan perlakuan Joonghyuk.
"Um, ayo pulang" ucapnya sambil semakin mengeratkan genggaman pada tangan Joonghyuk.
"Ya, ayo pulang."
-Fin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortelle | Orv Fanfiction
Short StoryUntaian kata itu terurai, saling membelit hingga merangkai sebuah kalimat, kemudian menyambung menjadi alunan paragraf hingga sebuah kisah terbentuk. Salam wahai Nona-nona dan Tuan-tuan, selamat datang di Omniscient Readers View Point The "Fortelle"...