[ Twit : Twoucan ]
"Yoo Joonghyuk, kau memelukku terlalu erat, ini waktu untuk melepaskan." Ucap Kim Dokja sambil mengelus Surai hitam Joonghyuk perlahan, jari-jarinya yang halus dan lentik menyisir rambut itu lembut, membuat si empunya semakin mengeratkan pelukannya, enggan melepaskan."Ada apa Yoo Joonghyuk? Bukan kah ini sudah biasa? Hal seperti ini sudah sering terjadi bukan?" Kim Dokja berkata lagi, menunggu pria yang memeluknya untuk mengeluarkan setidaknya sepatah kata.
Kemudian Yoo Joonghyuk mendongak, menatap netra companionnya itu dalam.
"Sudah biasa? Tidak ada yang terbiasa Kim Dokja." Ucapnya tajam.
"Bahkan jika hal yang sama berkali-kali terjadi. Persetan dengan kalimat waktu itu akan menyembuhkan! Karena nyatanya, Waktu itu tidak bisa menyembuhkan, dia hanya membuatmu terbiasa. Sehingga apa yang awalnya terasa menyesakkan kini berubah menjadi makanan sehari-hari yang harus kau telan." Yoo Joonghyuk berkata sembari menundukkan kepalanya.
"Tapi, tidak ada yang terbiasa dengan hal itu Kim Dokja"
"Tidak ada yang terbiasa dengan rasa sakit kehilanganmu, tidak satupun..."
"Tidak aku, tidak juga mereka."
Yoo Joonghyuk kembali mendongak, menatap lagi mata sejernih langit malam itu, "Permintaan kami–Permintaanku hanya satu, cukup kau kembali bersama kami. Bukankah kami ini rumahmu?"
Kim Dokja tersenyum, mengelus perlahan tepi mata yang mulai berkabut itu.
"Tak semua rumah harus dijadikan tempat menetap. Bagiku kalian berharga, sangat. Sampai titik dimana aku merasa saking berharganya kalian, aku tidak bisa sembarang menginjakkan kakiku pada halaman itu, atau aku akan mengotorinya."
"Dan Yoo Joonghyuk, kau pun tau, aku tak bisa kembali." Kim Dokja berucap dengan senyum sendu.
Dia menatap pada wajah pria yang selalu menjadi alasannya hidup.
"Tugasku telah usai, akhir dari cerita telah ditentukan, ini waktunya untuk pergi Yoo Joonghyuk, kuharap kita bisa bertemu lagi, bukan pada garis dunia lain, tapi benar-benar pada kehidupan selanjutnya, dimana kita hidup biasa, tanpa ada skenario apapun" ucapnya
"Selamat tinggal dan terimakasih..."
"..Yoo Joonghyuk."
Tanpa Joonghyuk sadari, air matanya jatuh, bersamaan dengan tubuh Kim Dokja yang perlahan menghilang, berubah menjadi butiran cahaya, tertiup angin layaknya bunga dandelion.
Yoo Joonghyuk menunduk, berkata dengan suara bergetar,
"Ya, ayo kita bertemu lagi, dikehidupan yang lebih baik, sampai saat itu tiba, aku akan berusaha sebaik mungkin disini."
"Sampai jumpa lagi, Dokja–ku."
-Fin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortelle | Orv Fanfiction
Historia CortaUntaian kata itu terurai, saling membelit hingga merangkai sebuah kalimat, kemudian menyambung menjadi alunan paragraf hingga sebuah kisah terbentuk. Salam wahai Nona-nona dan Tuan-tuan, selamat datang di Omniscient Readers View Point The "Fortelle"...