Warn!! Chapter ini adalah chapter Rewrite dari cerita oneshoot kuroken milik saya dengan judul bab 'its not you, it's me, i have you'.
______________________
________________
CTAK!
CTAK!
CTAK!
BUK!
TRAAK!
PRAAK!
PRAANG!
Suara cambukan, pukulan dan lemparan terdengar memenuhi sebuah ruangan kedap suara, seorang pemuda tinggi bersurai hitam memandang puas pada sosok pemuda yang lebih kecil saat ringisan kesakitan keluar dari mulut pemuda itu.
"Inilah yang terjadi kalau kau tidak mendengarkan aku" ucapnya sambil mengelus luka goresan akibat pecahan kaca pada pipi pemuda satunya.
"Sssh..." Kim Dokja refleks meringis kecil saat merasakan sensasi perih dari luka yang disentuh oleh pemuda didepannya, dengan cepat menjalar keseluruh tubuhnya.
"Sakit? Itu salahmu, aku kan sudah memperingatkanmu, Kim Dokja." Ucapnya sambil mencengkram pipi Dokja kuat, membuat cairan bening terlihat dipelupuk matanya.
"Hah, benar-benar payah" Ucapnya, kemudian berlalu meninggalkan Dokja sendirian didalam ruangan minim cahaya tersebut.
Setelah Joonghyuk pergi, seseorang yang sepertinya pelayan berjalan masuk dan mengobati luka-luka yang diterima oleh Dokja, membersihkannya dan membalutnya rapi dengan perban.
Setelah selesai, pelayan tersebut pamit undur diri, matanya sedikit menampakan rasa gentar kala bersitatap dengan manik hitam pekat milik Dokja.
Dokja melirik luka-luka ditubuhnya dengan perasaan aneh, luka-luka itu sangat menyakitkan seolah tubuh Dokja dicabik menjadi bagian yang tercerai-berai.
Saat menggerakkan anggota tubuhnya, terasa seperti air laut sedang menyirami luka-lukanya, membuat Dokja seketika jatuh bertumpu ke lantai, menyebabkan suara 'dak' yang sangat keras, seolah tulangnya patah, tapi ekspresi Dokja tetap sama, diam dan tenang.
Seolah dia terbiasa dengan rasa sakitnya, walau dihadapan pria itu dia berubah menjadi penuh eskpresif, didepan siksaan yang pemuda itu berikan, dia berubah menjadi manusia perasa, menikmati setiap sensasi perih dan robek dari permukaan kulitnya.
Seperti yang Kim Dokja bayangkan, siksaan pemuda itu adalah yang terbaik dari yang terbaik.
Memikirkan ekspresi pemuda itu saat mencambuk dan memukulnya membuat sebuah senyuman muncul diwajah rupawan bak malaikat itu.
'aku semakin menyukainya.'
___________________
Pelayan yang keluar dari kamar Dokja tadi memandang ke arah Yoo Joonghyuk yang tengah menenggelamkan kepalanya diantara lutut dengan pandangan khawatir dan simpati.
Sedikit banyak mengerti apa yang pemuda itu rasakan.
Sementara itu, Joonghyuk memandang tangannya sendiri dengan gemetar, isaknya hampir keluar kala mengingat kondisi sang kekasih yang jauh dari kata 'sehat'.
Setelah Joonghyuk memukul dan menyiksanya hari ini, keesokan pagi saat Dokja bangun, dia hanya akan merasakan rasa sakit berkepanjangan, dia tidak akan ingat apa yang terjadi hari ini dan hari-hari lainnya.
Kepribadian ganda, dan Stockholm Syndrome.
Alter ego Dokja menyukai kekerasan, dia akan jatuh cinta dan menyukai orang yang menyiksanya.
Jadi, Joonghyuk tidak punya pilihan lain karena dia mencintai Dokja.
-Fin-
Menurut kalian, what if aku taruh explicit konten di book ini setuju nggak? Explicit in plusplus way i mean, gimana?
Tapi aku gak jago :')
Dan ingat ya, masih 'what if'
So, jangan banyak berharap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortelle | Orv Fanfiction
Historia CortaUntaian kata itu terurai, saling membelit hingga merangkai sebuah kalimat, kemudian menyambung menjadi alunan paragraf hingga sebuah kisah terbentuk. Salam wahai Nona-nona dan Tuan-tuan, selamat datang di Omniscient Readers View Point The "Fortelle"...