17. Malaikat Maut

781 119 2
                                    

Semua orang selalu menatap aneh dan tidak suka setiap kali Dokja tertangkap mata mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang selalu menatap aneh dan tidak suka setiap kali Dokja tertangkap mata mereka. Aura anak itu suram seperti dikelilingi oleh kematian.

Dan bukannya tidak mencoba, tapi setiap kali ada orang yang ingin berteman atau sekedar bertukar sapa dengannya, mereka selalu dia hadiahi dengan keheningan panjang, dengan Dokja yang selalu terfokus pada layar ponselnya.

Membuat orang lain kesal lalu pergi menyumpah serapahi dirinya. Nyatanya anak itu selalu kesepian, begitu mendambakan seseorang dan hubungan pertemanan.

Tapi apa daya? Keselamatan orang lain jelas lebih penting daripada kesendiriannya.

"Apa kau puas?"

"Tentang apa?"

"Segalanya."

Sosok itu hanya menyeringai mendengar perkataan Dokja, terlampau mengerti apa yang dimaksud oleh anak ini.

Oh, dan bagaimana Dokja bisa lupa? Sosok ini selalu menempelinya sepanjang waktu, siap membunuh siapa saja yang berani mendekatinya.

'malaikat maut menyebalkan, tidak bisakah dia mengambil nyawaku saja daripada mengambil nyawa orang-orang yang berusaha berinteraksi denganku?' pikir Dokja jengah.











—Fin—

Fortelle | Orv FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang