Happy Reading
🌱🌱🌱Sebelas murid yang kini berada ditengah koridor membalikan badannya setelah mendengar teriakan yang menggetarkan tanah. Mereka terpaku melihat seseorang yang tergeletak dilapangan dengan posisi menyamping.
Rosiana segera berlari dan berjongkok disebelah Ika, kedua tangannya mengguncang tubuh sang idola yang kini tergeletak begitu saja.
"Kaka Ika! Aduh Kak, hey! Kaka Ika bangun yu, nanti aku kasih yupi deh sama stroberi. Terus nanti aku kasih jumpa boneka olaf deh. Kaka Ika liaht ini bonekanya aku bawa!"
Matanya mengedar, mencoba menemukan seseorang yang bisa membantu dirinya mengangkat Ika ke UKS.
Dan saat mendapati sekumpulan murid di koridor, Rosiana yang hendak membuka mulutnya. Harus terpaksa menelan kembali teriakannya.
"Mati gue! Jangan sampe! Jangan sampe!"
Langkah kaki yang mendekat membuat Rosiana mendongkang dan menemukan salah satu anggota eskulnya.
"Ketua OSIS kenapa?" Tanya seorang Murid kelas XI menatap Ika dan mengecek tangannya serta bagian hidung, "Pingsan."
Rosiana yang melamun menganggukan kepalanya, "Iya Ka Ika pingsan, makannya kita harus bawa ke UKS ehh tapi Ka Ika punya asma juga. Gimana dong?"
Mata Murid itu membulat, dia mendekatkan kepalanya dengan dada Ika, namun sebelum mendekat. Justru kepalanya ditahan oleh tangan Rosiana.
"Eh! Kamu ngapain! Jangan nyari kesempatan dalam kesempitan dong! Maen mau ngedusel digunung aja, ini ketua OSIS loh!"
"Ka, gue juga cewe. Lagian buat apa gue ngedusel gunung orang kalau gue bisa megang gunung sendiri."
Rosiana menggeplak kepalanya sendiri, seakan kembali tertipu dengan penampilan Siswi didepannya. Memangkas rambutnya menyerupai gaya laki-laki dengan suara yang sedikit berat dibandingkan dengan gadis lainnya, oh! Jangan lupakan tinggi tubuhnya yang sepantaran dengan kaum adam.
Apa ini definisi waktu dalam kandungan diperiksa cowo dan yang lahir sebagai cewe.
Rosiana dan mungkin hampir sebagian murid disini, merasa tertipu dengan penampilannya yang cool. Kalau dia laki-laki sudah pasti akan dia gebet dari awal.
"Asmanya kambuh." Ujar Meta.
Mendengar itu, Rosiana mengerjapkan matanya menyadarkan jika Murid didepannya ini tidak mungkin bisa menjadi miliknya.
Ga akan enak dong kalau sama!
"Kita bawa ke UKS!"
Rosiana mengangguk, "Biar aku pegang kepa--
"Gue bisa sendiri, lebih baik Kaka panggil bidan yang disebelah sekolah." Ujar Meta yang kini lari dengan Ika dalam gendongannya.
"Anjay! Itu cewe apa cowo, keren bat gila."
"Asli cuy! Gue merasa insikur."
Rosiana menoleh, sejak kapan mereka ada disini?
"Bukannya lo harus manggil bidan?"
"Ta ... tapi Ika pingsan ngapain harus panggil bidan. Kenapa ga ke dokter aja?"
"Lo tau, anak orang tadi asmanya kambuh. Kalau nunggu dokter yang jelas jauh keburu gimana tu anak. Lagian bidan bisa pertolongan pertama, gih."
Rosiana mengangguk, dengan terbirit-birit dia menjauhi mereka.
"Lah tas nya kelupaan."
"Gila! Dia bawa aer tiga botol."
KAMU SEDANG MEMBACA
JESIKA [END][COMPLETED]
Dla nastolatków[Series Teen Fiction] "Kalau engga baik, bukan Ika namanya." Jesika yang kerap dipanggil Ika, gadis maniak stroberi, penyuka yupi dan barang-barang gemoy. Pemilik gingsul yang menambah kesan manis diwajahnya dengan pipi chubby. Ini kisahnya, memasuk...