Happy Reading
🌱🌱🌱Part panjang 🦥
Ada catatan dari author dibagian bawah, harap baca sampai selesai ❤Abas berdehem, membuat sebelas orang yang kini duduk di lantai dengan berbagai macam makanan yang telah habis setengahnya menyengir.
"Eh Om." Ujar Bima yang masih mengunyah kue kering berbentu hati "Mau Om?"
Abas menatap Bima tidak menyangka, itu kue dari rumahnya kenapa Bima yang seolah-olah memilikinya.
Abas menggeleng "Engga, buat kamu aja. Nanti saya minta tolong istri buat bungkusin sekalian wadahnya." Sengaja menyindir karena melihat toples kesayangan istrinya yang dipeluk.
Bima mengangguk senang "Makasih Om. Alhamdulliah rezeki anak soleh."
Lily yang berada disamping Bima, mencubit bahu pemuda itu hingga menjerit.
"Ada nyamuk dibahu lo, makannya gue cubit nyamuknya biar mati. Malu-maluin soalnya, heheh iya kan Om."
"Kalian seangkatan Wildan ya?" Ujar Abas dan duduk dikursi, maklum sudah tua. Pinggangnya akan terasa sakit jika berlama-lama duduk tanpa kursi.
"Iya Om." Ujar Putra pelan.
"Om boleh tanya-tanya engga?" Ujar Abas membuat mereka ketar-ketir.
"Udy! Cepet dandannya elah!" Seandainya saja Ika bisa mendengar lewat telepati, maka seperti itulah yang akan mereka katakan sekarang.
"Boleh Om." Ujar Agam sebelum menelan ludahnya.
"Gini, kalian tau Wildan engga?"
Mereka mengerjap, tidak menyangka jika pertanyaanya serandom itu. Mereka pikir sebuah pertanyaan tentang kenapa mereka tidak lulus selama dua tahun.
"Wildan Mahesa bukan Om?"
Abas mengangguk senang, dia menjentikan jarinya "Bener yang itu, coba ceritain apa aja soal itu anak."
Abas mengelus dagunya, bukannya dia seorang mertua yang baik karena mencari informasi soal calon menantu.
Melirik Abas yang senyum-senyum sendiri dengan pandangan menuju langit malam yang membentang luas dipenuhi taburan bintang.
Hal itu digunakan Putra untuk berdiskusi.
Tak lama senyum miring sebelas orang dengan pakaian mewah itu tercetak. "Tau banget Om!" Ujar Bima dengan kedua tangan yang masih memegang tempat kue cinta itu.
"Om kasih pertanyaan nanti akan kita jawab." Ujar Putra membuat Abas mengelus telapak tangannya.
"Saatnya buka kartu aib kawan." Ujar Revan pelan membuat mereka terkekeh.
***
"Lo udah cek semuanya Aira?"
"Udah, dan ga ada sama sekali rekaman suara atau video dari orang yang lo curigai."
"Emangnya, lo yakin selain kita bertiga plus Ika masih ada seseorang di toilet?"
Mawar mengendikan bahunya "Mungkin perasaan gue aja. Btw, kita nikmatin promnight malam ini." Kedua tangannya merangkul Aira dan Ratna.
"Karena gue udah puas, ngancurin Ika dan kedua temannya itu."
***
Kedatangan Ika bersama Dblackclass mencuri perhatian semua orang disana. Baik alumni maupun kelas sepuluh dan sebelas yang kebetulan ingin datang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESIKA [END][COMPLETED]
Подростковая литература[Series Teen Fiction] "Kalau engga baik, bukan Ika namanya." Jesika yang kerap dipanggil Ika, gadis maniak stroberi, penyuka yupi dan barang-barang gemoy. Pemilik gingsul yang menambah kesan manis diwajahnya dengan pipi chubby. Ini kisahnya, memasuk...