Happy Reading
🌱🌱🌱Tidak seperti tahun sebelumnya, dimana Dila dan Abas datang ke sekolah dengan raut wajah ceria. Kali ini, mereka ditambah Rere menatap datar bangunan sekolah itu.
Bahkan mereka bertiga, tidak perlu repot-repot memasang wajah manis saat beberapa rekan yang sempat mendatangi kantor menyapa mereka.
Kabar, jika Abas memegang perusahaan mendiang Alex membuat senang beberapa orang yang memang ingin bekerja sama.
Rere?
Dia sama sekali tidak menerima satupun kolega bisnis baru selain yang telah menjadi rekan bisnis Alex. Masih ingat jika jiwa Rere adalah badgirl sewaktu mudanya, dia tidak bisa menahan diri jika mendengar mereka hanya ingin untung sendiri saja.
Akan Rere pastikan, jika mereka yang berkhianat akan babak belur ditangannya sendiri!
Maka dengan pergantian Abas, berharap hal itu akan memudahkan mereka.
"Mama! Papa! Nene! Ade!" Ika dengan pakaian khas kelulusan untuk Siswi, dengan bawahan rok serta atasan seragam serta jas yang tidak kebesaran.
Wajah yang semula datar menjadi hidup mendengar pekikan seorang gadia yang kini melambaikan tangan kearah mereka.
"Cantik banget cucu Nene." Puji Rere tersenyum haru dengan kedua tangan mengelap sudut mata.
"Iya Bu, kan nurun dari aku." Ujar Dila dengan kedua tangan membentuk finger heart.
Abas tidak bicara, namun kedua matanya berkaca-kaca saat menyadari jika Ika sudah dewasa.
Padahal menurutnya baru kemarin dia menggantikan popok untuk Ika, namun sekarang. Putri kecilnya berubah menjadi seorang putri yang siap menanti pangeran.
Abas tidak bisa membayangkan, jika rumah akan sepi jika Ika sudah menikah nanti. Dia berharap, jodoh Ika belum datang dalam waktu dekat ini.
Nanti saja ya Wildan nikahin Ika nya.
Sejak kejadian di kantin waktu itu, Ika seolah mendapat dukungan kembali meski tidak sepenuhnya. Buktinya beberapa orang tertawa melihat Ika yang melambaikan tangan dengan semangat.
"Lucu banget sih Ka."
Ika terkekeh "Aku memang lucu." Ujarnya percaya diri yang semakin membuat mereka terkekeh.
"Rahasianya apa nih biar lucu." Celetuk gadis disampingnya.
Ika mengerjap mata bingung dengan telunjuk mengetuk dagu, "Entahlah. Minta ke allah aja kali ya."
Penampilan Ika yang kini sukses membuat banyak pasang mata melirik kearahnya. Dengan rambut berponi yang dibuat curly bagian bawahnya, ditambah Ika yang hari ini memanjakan rambut matanya hingga centik tanpa bantuan rambut mata palsu dan mascara.
Membuat Ika yang berpapasan dengan Devan yang tangannya digandeng Aira tersenyum tipis, melihat Devan yang menganga. Berakhir dengan Aira yang langsung bete.
Apa benar, jika sudah menjadi mantan. Maka seseorang akan semakin glow up?
Kalau iya ... rasakan!
"Lo jelek Dy! Malu diliatin!" Damar menarik tangan Ika agar mengikutinya untuk duduk kembali. Sejak tiga puluh menit yang lalu, dia menjadi baby sister dadakan untuk menjaga bayi besar.
Ika menggeleng tidak terima "Aku cantik! Apa kaka harus pake kacamata? Liat! Aku ga dandan medok! Natural begini!"
Bayi besar yang suka membuat telinganya berdengung dikarenakan pekikan yang begitu menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESIKA [END][COMPLETED]
Подростковая литература[Series Teen Fiction] "Kalau engga baik, bukan Ika namanya." Jesika yang kerap dipanggil Ika, gadis maniak stroberi, penyuka yupi dan barang-barang gemoy. Pemilik gingsul yang menambah kesan manis diwajahnya dengan pipi chubby. Ini kisahnya, memasuk...