72.Break up and prepare

55 17 5
                                    

Happy Reading
🌱🌱🌱

Devan menatap ponsel dan bangunan didepannya sekali lagi, memastikan jika dia tidak salah tempat.

Kemarin malam, ada yang memberinya pesan lewat aplikasi instagram. Dengan Ika sebagai ancaman jika dia tidak datang.

Pesan pertama dikirim pada pagi hari, dan Devan hanya membacanya tanpa ada niatan menjawab. Berpikir jika orang yang hanya ingin bermain-main.

Dan pada malam harinya, Devan sangat terkejut saat pengirim pesan itu adalah Dion! Membuat Devan sungguh cemas dengan ancaman pemuda itu. Bahkan Dion mengirimkan foto anggota geng nya yang akan menculik Ika.

Devan yang seharusnya hari ini menemani Aira untuk membeli beberapa barang yang akan diperlukan untuk organisasinya saja menolak. Meski tidak mudah karena Khusni tetap ingin Devan menemani putrinya dengan dalih pertanggung jawaban.

Dengan terpaksa, dia berbohong dan menggunakan nama Rizky agar bisa membuat Khusni dan Aira percaya.

Devan bisa melihat, banyak pengunjung yang rata-rata adalah pemuda. Dia sempat bertanya kepada waiters agar menunjukan meja yang memang sudah dipesan.

Menatap kaca yang kini menampilkan kendaraan yang saling berlalu lalang. Pikirannya penuh dengan banyak hal.

Devan menekan tombol power, sehingga layar ponsel menyala dan memperlihatkan foto Ika yang sedang memakan cilok.

Dia geser layar itu, dan menampakan foto gadis lain. Foto yang telah lama diambil dan sama sekali dia tidak ubah. Aira, gadis itu.

Devan sadar jika dirinya brengsek! Devan pantas dipanggil dengan sebutan seperti itu.

Bagaimana keserakahan hatinya yang menginginkan dua perempuan ini dalam hidupnya. Devan tidak bisa memilih antara Aira dan Ika, keduanya sangat berharga setelah Dewi tentunya.

Namun perkataan Dewi mengenai Aira dan kejadian di kantin waktu itu membuat Devan bimbang, dia merasa jika Aira yang sekarang sangat berbeda dengan yang dulu.

Jika dulu, Aira memang sempat menjalin hubungan dibelakang Devan. Maka sekarang, Aira memasang wajah lain dibelakangnya. Itu hanya dugaan, dan dia harap tidak seperti itu.

Devan mengetikan pesan pada nomor Ika, sebuah pesan dengan emot hati.

Bunyi ponsel yang berdenting membuat Devan mengangkat kepalanya, dia perlahan menoleh dan tidak menemukan siapapun di cafe ini.

Devan membalikan badan, dan terkejut mendapati Dion bersama anggotanya yang berada diluar.

Dan alangkah lebih terkejutnya lagi, ketika dia melihat gadis yang pertama kali dilihat saat dia akan menghidupkan ponsel miliknya.

"Ika."

***

Dengan celana jiniso berwarna cream dipadukan atasan araide top blouse putih. Tak lupa sepatu loafers hitam yang begitu mengkilap serta topi bucket hitam polos.

Ika tersenyum tipis melihat Devan yang tertegun menatapnya.

Dengan rambut yang dikepang dua, Ika terlihat semakin menggemaskan. Membuat Syamsul bersorak heboh diluar sana.

"Hai Devan." Sapa Ika dengan menarik kursi tepat dihadapan Devan.

"Ha ... hai Ika."

"Bagaimana kabarnya, sehat?"

Ika mengangguk saat melihat Devan yang mengangguk dengan tatapan yang masih menatapnya.

Jelas spek bidadari ga bakal luntur terkena panas!

JESIKA [END][COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang