Happy Reading
🌱🌱🌱Dengan rambut panjang nya yang kini selalu diikat, Ika melangkahkan kakinya masuk kedalam perpustakaan. Harum buku tercium, seolah menyambut kedatangannya.
Dengan empat buku didekapannya, Ika menyusuri setiap rak untuk menemukan seseorang.
"Hayoh! Lagi cari apa?"
Ika tersenyum, "Cari Ibu dong, mau kembaliin buku."
Ibu Wanti, seorang penjaga perpustakaan sejak lima tahun terakhir ini mengelus perutnya yang kini semakin buncit, "Ayo kedepan."
Ika mengikuti langkah wanita itu dari samping, sesekali meringis saat melihat tonjolan yang bergerak, "Ibu itu ga sakit?"
Ibu Wanti nampak menatap bingung, namun melihat arah pandang Ika membuatnya mengerti, "Awal-awalnya memang sakit terus linu, tapi karena mungkin udah tujuh bulan. Jadi terbiasa."
Ika menganggukan kepalanya meski tidak mengerti, pura-pura ngerti aja.
"Oh iya, Ibu kemana kemarin?" Tanya Ika meletakan buku itu diatas meja yang kemudian Bu Wanti scan kode yang terdapat dihalaman belakang.
"Kemarin ngambil cuti dulu, karena harus jadwalnya cek kandungan."
Ika melihat kardus yang telah disusun rapih menjadi teringat tujuan dirinya datang kemari selain memngembalikan buku, "Ibu, apa kelas D waktu itu datang kesini?"
Ibu Wanti yang mengelus perutnya, menjentikan jari.
"Bener! Ibu kaget banget mereka masuk perpus, lebih takut lagi kalau bikin kekacauan disini. Mana bisa Ibu larang."
Ika mengerjapkan matanya, "Jadi mereka justru membuat kekacauan."
Ibu Wanti menggeleng tegas, "Belum selesai! Dengerin dulu!" Yang dibalas anggukan oleh Ika.
Wanita hamil itu mengambil cemilan berupa biskuit dan membukanya, "Sambil makan dengerin ceritanya."
Ika yang hendak mengambil mengingat peraturan dimana tidak boleh membawa makanan ke perpustakaan.
"Ibu. Bukannya ga boleh bawa makanan ya?"
"Ditulisnya dilarang bawa makanan, bukan makan makanan. Lagian udah dua hari biskuit ini dilaci. Jadi ga papa." Elak wanita hamil yang sudah mengemil itu.
Ika mengambil satu biskuit dan memakannya.
"Jadi, waktu Ibu lagi nyalin data datangnya buku ke laptop. Mereka tiba-tiba datang ke perpus, katanya disuruh Ika buat kesini."
"Ya Ibu kaget dong, ga mungkin kalau Ika mau apa-apain Ibu kan. Nah sewaktu mereka lagi debat, Ibu kabur pelan-pelan."
"Belum juga nyentuh pintu, Ibu kaget waktu mereka sadar kalau Ibu mau pergi. Yang lebih bikin kaget lagi itu! Waktu mereka minta tunjukin buku mana yang mau disusun."
"Ya Ibu melongo dong! Ibu cubit tangan sediri takutnya mimpi. Dan saat Ibu mau jongkok buat bantuin mereka, justru mereka larang Ibu. Katanya kasihan sama dede bayi kalau Ibu kecapean."
"Mereka nyuruh Ibu, diem duduk dikursi. Terus Ibu dibeliin makanan sama air. Bayangin! Ibu kaya diperlakuin ratu banget sama mereka. Nah biskuit ini juga dari mereka."
Ika menganggukan kepalanya, jangan terlalu cepat menyimpulkan seseorang. Pikir Ika untuk dirinya sendiri.
"Pokoknya berita tentang desas-desus Dblackclass hilang dari pikiran Ibu setelah melihat mereka. Makannya, Ibu dua hari ini jarang kumpul sama guru-guru yang lain. Terlebih yang suka jelek-jelekin mereka." Ujar Bu Wanti dengan kedua tangan mengepal, "Benci aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
JESIKA [END][COMPLETED]
Teen Fiction[Series Teen Fiction] "Kalau engga baik, bukan Ika namanya." Jesika yang kerap dipanggil Ika, gadis maniak stroberi, penyuka yupi dan barang-barang gemoy. Pemilik gingsul yang menambah kesan manis diwajahnya dengan pipi chubby. Ini kisahnya, memasuk...