Happy Reading
🌱🌱🌱"Tes, satu, dua, tiga."
"Tes! Oke anak-anak semua, Bapa harap semuanya duduk ditempat masing-masing. Bapa akan ngadain game yang seru dan tentunya menantang!"
"Dan pastinya akan ada hadiah."
Ika yang duduk dikursinya menggelengkan kepalanya saat IPA 1 berteriak heboh setelah mendengar kata hadiah.
"Jadi, peraturan pertama! Keluarkan selembar kertas dan pulpen diatas meja."
"Woy kita kudu menang! Biar nanti kalo yang ga menang tetep kebagian! Kita bagi-bagi." Ujar Mila yang diangguki semua orang. Termasuk Ika yang tersenyum.
"Sudah siap?"
IPA 1 memasang telinga dengan baik-baik, bahkan diantara mereka mengeluarkan ponsel yang tertuju dengan browser google.
"Tulis nama lengkap kalian dikertas itu!"
"Tuliskan kelas kalian dibawahnya!"
"Loh ko gini?" Tanya Jelita menatap teman sekelasnya yang memasang wajah bingung.
"Belum kesoalnya kali!" Ujar Agung yang membuat Jelita mengangguk.
"Tuliskan peraturan sekolah yang masih kalian ingat."
"Mungkin ini tulisan indah?" Celetuk Alia.
"Waktunya dua menit!"
Pa Wawan yang saat berada diruang BK, setelah meminta izin kepada Bu Mega yang mengambil cuti selama tiga hari. Terkikik geli saat mendengar rencana ketua OSIS itu.
Untung saja, hari ini pengajar sekolah mengadakan rapat yang tempatnya berada di sekolah lain. Memudahkan Pa Wawan maupun OSIS untuk menjalankan rencana yang mereka susun kemarin.
"Baik anak-anak ku sekalian, waktunya telah habis. Silahkan kalian balikan kertas itu dan berkumpul di lapangan khusus upacara."
Ika segera menyusul teman-temannya yang telah berjalan meninggalkan kelas, dan hendak menuruni tangga. Tangannya digenggam seseorang membuat Ika menoleh cepat.
"Devan! Bikin takut aja, kirain siapa."
"Ya aku yang. Kamu isi berapa peraturannya?"
"Aku tujuh, kalau kamu?"
"Aku delapan yang. Kamu ngerti ga apa maksudnya Pa Wawan itu."
Ika menggelengkan kepalanya, "Engga tau."
"Ka Ika."
Ika dan Devan menoleh, dan seketika raut wajah Devan berubah.
"Iya Alvaro."
"Aku denger waktu itu Kaka pingsan ya. Maaf ga jenguk."
Ika yang hendak menjawab, justru tersenyum malu mendengar jawaban ketus dari Devan.
"Ga usah! Lagian udah ada gue yang jagain." Dengan cepat, Devan membawa Ika pergi meninggalkan Alvaro yang terdiam dan diolok teman nya.
"Devan." Ujar Ika terkekeh, "Muka kamu serem kalau marah."
Devan merubah raut wajahnya "Maaf yang, ga maksud nakutin kamu." Ujarnya menatap Ika lembut, "Lagian aku tuh cemburu tau."
"Aku juga cemburu Devan, waktu kamu nganterin Aira dan nemenin dia."
Ika tersenyum mendengarnya, "Ayo kita baris."
"Emangnya ga perkelas?"
"Kamu lihat, ga ada yang perkelas semuanya bebas."
KAMU SEDANG MEMBACA
JESIKA [END][COMPLETED]
Dla nastolatków[Series Teen Fiction] "Kalau engga baik, bukan Ika namanya." Jesika yang kerap dipanggil Ika, gadis maniak stroberi, penyuka yupi dan barang-barang gemoy. Pemilik gingsul yang menambah kesan manis diwajahnya dengan pipi chubby. Ini kisahnya, memasuk...