Membuka mata dengan perlahan, Yoshi merintih kesakitan ketika rasa sakit itu tiba-tiba tersentak.
Doyoung yang tadinya berada dimeja belajar Yoshi langsung datang menghampiri Yoshi ketika suara rintihan Yoshi bergema ditelinganya.
"Kak Yoshi" Doyoung langsung menolong Yoshi untuk memperbaiki posisi nya, kali ini Doyoung benar-benar ingin menjaga Yoshi.
"Ini dikamar?" Doyoung menggangguk.
"Semuanya sudah diurus sama kak Hyunsuk kak, siswa kelas 12 itu sudah dihukum dan dikeluarkan dari sekolah. Kak Yoshi gak perlu takut lagi"
"Mereka mengabaikan ku" Doyoung menunduk, ia tau siapa yang dimaksud oleh Yoshi. Tapi ia merasa seperti mengabaikan Yoshi juga ketika tidak berhasil menolong Yoshi.
"Maaf.."
"Hei, kenapa minta maaf? Adikku kan menolongku.."
"Tapi aku malah membuat semuanya semakin kacau, bahkan aku tadi menangis" Yoshi terkekeh, itu lebih baik dibandingkan hanya diam dan menonton tanpa ingin membantu.
"Sini peluk, Doyoung sudah sangat hebat tadi" Doyoung langsung masuk kedalam dekapan Yoshi, ia menangis, menangis karena Yoshi begitu sangat baik.
"Kenapa orang sebaikmu diperlakukan jahat oleh orang lain.."
Yoshi tersenyum manis dan mengusap rambut adiknya itu seraya menjawab. "Karena orang lain tidak tahu bahwa aku adalah orang baik"
Doyoung semakin memeluk Yoshi.
"Bagaimana dengan orang terdekat? Mereka bahkan memperlakukan kakak dengan jahat" Yoshi terdiam.
"Mereka, sama saja seperti orang lain" Lanjut Doyoung.
"Hei, mereka hanya membenciku.. mereka bukan seperti orang lain" Doyoung mengeleng pelan. "Mereka seperti orang lain, jika mereka adalah orang terdekat kita, seharusnya tadi mereka membantu mu" Yoshi tersenyum lagi, Doyoung sepertinya mulai membenci Jihoon dan Junkyu sedikit demi sedikit.
"Doyoung.. seperti apa yang sudah aku bilang tadi. Mereka seperti itu karena mereka membenciku.." Doyoung cemberut, Yoshi selalu saja begitu.
"Kenapa masih saja ingin berpikir hal baik tentang mereka? Mereka jahat padamu, kak Yoshi. Aku bahkan sekarang mulai ingin membenci mereka.."
"Jangan begitu, mereka kakak mu. Apa bedanya kamu dengan mereka jika kamu ikut membenci?"
"Tapi aku membenci mereka karena mereka membencimu"
"Jangan pedulikan aku, mereka akan menyayangiku kembali."
"Kapan? Kapan mereka berubah jadi orang baik? Sampai kapan mereka membenci mu?"
"Sampai mereka mengerti bahwa ikhlas adalah kunci dari semuanya."
• • •
"Kak Haru.. kira-kira dimana kak Yoshi? Kenapa tidak datang menemuiku?"
Haruto terdiam, haruskah ia memberi tahu Arubby bahwa Yoshi sedang sekarat? Haruto melihat kejadian tadi disekolah, dan Haruto sedikit kasihan pada Yoshi. Ah, tidak! Haruto tidak boleh kasihan pada Yoshi. Haruto harus tetap membenci Yoshi karena Yoshi itu sumber masalah.
"Dirumah mungkin, kamu jangan dekat-dekat kak Yoshi. Nanti kalo kamu dalam masalah gimana?"
"Masih? Masih ingin membuat aku berpikir untuk menjauh dari kak Yoshi?"
"Hm, kak Yoshi itu sumber masalah. Gak ingat? Dia penyebab Ibu sama Ayah dia meninggal" Jawab Haruto berlagak tau semuanya.
"Kak.."
"Aru, kakak gak mau kamu sampai kenapa-kenapa. Kakak nyuruh kamu menjauh dari kak Yoshi karna kak Yoshi itu bahaya. Kedua orang tua dia aja meninggal gara-gara dia, kakak gak mau sampai itu terjadi sama kamu"
"Kak stop.. bukan salah kak Yoshi atas kepergian orang tua kak Yoshi. Itu udah takdir dari Tuhan. Kakak gak boleh nyalahin kak Yoshi gitu aja.."
"Gak ada takdir-takdiran, kak Yoshi tetap biang dari masalah. Dia, tetap orang jahat yang harus dijauhi"
"Kak Yoshi orang baik, berhenti mengatakan hal buruk tentang kak Yoshi sebelum aku marah" Wajah Arubby mulai kesal, ia benar-benar tidak suka dengan apa yang telah dikatakan Haruto dihadapannya.
"Apa buktinya bahwa dia orang baik? Kamu gak tau gimana dia."
"Dia selalu menemaniku! Mengatakan hal indah padaku! Menerangkan apa yang sedang dilihat agar aku bisa berimajinasi didalam kegelapan ini! Dia selalu memberiku semangat, mengatakan bahwa aku harus memanfaatkan detik untuk berdoa! Suara lembutnya selalu bergema setiap kali aku kesepian. Setiap aku sendirian, dia datang menyapa ku dan duduk disampingku. Menceritakan hari nya yang indah, walau aku tau bahwa tidak pernah sekalipun kak Yoshi mendapatkan hari indah itu!"
Haruto bungkam, memandangi Arubby dengan tajam.
"Kak Yoshi bahkan mengajariku bagaimana caranya untuk bersyukur, menerima keadaan, dan berusaha untuk tidak takut dengan gelap yang hanya bisa aku lihat.." Lanjut Arubby.
"Kakak bilang aku harus menjauhi kak Yoshi karena kak Yoshi adalah penyebab Ibu dan Ayah nya meninggal, jadi apakah aku harus melakukannya juga pada kakak karena kakak adalah penyebab mengapa aku kehilangan penglihatan ku?"
Blush, Haruto semakin tidak bisa berkata-kata.
"Kakak adalah alasan mengapa aku seperti ini, kakak hanya minta maaf setelah aku dinyatakan buta oleh Dokter. Ketika kita pindah kesini, kakak tidak pernah sekalipun mengajariku untuk tidak takut dengan kegelapan.. kakak tidak pernah memberikanku semangat untuk tidak mengeluh dengan semuanya.. yang kakak lakukan hanyalah belajar untuk menjadi murid terbaik disekolah.. hal yang selalu aku lakukan ketika aku bisa melihat, sekarang hanya kakak yang melakukannya sendirian" Air mata Arubby terjatuh, tidak disangka hari ini akhirnya ia mengeluh pada Haruto yang hanya bisa meminta dirinya untuk menjauh dari Yoshi yang bahkan hanya Yoshi lah alasan mengapa Arubby senang untuk menunggu hari esok dan hari seterusnya.
"Memintaku untuk menjauh dari kak Yoshi? Jika aku melakukanmya, lalu siapa yang akan meyakinkanku untuk terus berpikir bahwa dunia ini indah? Kak Haru? Kakak bahkan selalu berada dikamar dan belajar, mengabaikan ku ketika aku tengah sendirian.. setiap aku meminta tolong, aku selalu mendengar hembusan nafas kakak yang menginsyaratkan bahwa aku mungkin adalah beban untuk kakak. Aku bingung harus apa, jika aku bisa melihat, aku bisa melakukannya sendiri. Tapi aku bisa apa? Aku sudah tidak punya penglihatan lagi"
"Aku menyayangi kak Yoshi seperti aku menyayangimu. Jadi aku mohon, berhenti meminta ku untuk menjauh dari orang yang selalu memanfaatkan detik untuk berharap"
"Jika aku mendukungmu untuk berpikir bahwa kak Yoshi adalah penyebab Ibu dan Ayah nya meninggal dan aku tidak harus menyalahkan takdir. Apakah aku harus melakukan nya juga padamu? Menyalahkan mu atas hilangnya penglihatan ku dan tidak perlu mengatakan bahwa itu adalah takdir"
"Jawab aku.."
"Apa aku harus menyalahkan kakak? Atau tetap menganggap semuanya adalah takdir?"
Tidak ada jawaban.
"Ah, sudahlah. Berdebat dengan kakak tidak ada gunannya" Arubby berdiri.
"Satu lagi, jika tidak ada kak Yoshi.. aku rasa sedari dulu aku sudah mengakhiri hidup ku sendiri" Final Arubby sebelum pergi dengan tongkat pengarah yang selalu menjadi alat untuk dirinya menuju sesuatu.
• • •
Nah loh Haruto, adiknya mau sama Yoshi malah disuruh menjauh.. ck ck ck
KAMU SEDANG MEMBACA
Detikan bersayap || YOSHI
Roman pour Adolescents❝ Dunia mu terlalu besar untuk menjadikan ku sebagai semesta ❞ - Arubby ❝ Tapi, mengenal mu adalah semesta bagi ku ❞ - Yoshi