Setelah berbincang banyak pada Junkyu, Yoshi duduk ditepi kasurnya dengan sebuah hadiah di tangannya. Ia menatap hadiah tersebut, sebuah kotak besar berwarna biru yang diatasnya terdapat sebuah kertas kecil dengan tulisan rapi.
Yoshi selalu mengagumi tulisan Junkyu, tulisan nya sangat indah dan rapi. Bahkan Yoshi sempat iri pada Junkyu dulu.
Yoshi mulai membaca kertas itu, sudut bibirnya terangkat. Mungkin setelah ini ia akan dibuat menangis lagi.
' Hadiah ini mungkin suatu hal yang mendadak buat lo, tiba-tiba ya Yosh gue ngasih hadiah nya? Padahal dua tahun lalu gue gak ngasih apa-apa. Tapi, gue harap lo suka sama hadiah nya, didalam ada surat, jangan lupa dibaca. Dan di setiap benda, dibelakang nya ada tulisan, jangan lupa dibaca juga. Selamat ulang tahun.. kak Yoshi'
Blush.
Air mata Yoshi terjatuh ketika membaca dua kata terakhir dari kertas itu.
"Kak Yoshi" Ujar Yoshi membaca kembali dua kata itu.
Yoshi menghapus air matanya, mulai membuka hadiah nya yang ntah apa isi nya.
Ketika hadiah itu sudah terbuka, Yoshi meraih benda yang menjadi hadiah untuknya. Ia mengelusnya dengan lembut, lagi, ia dibuat senyum lagi oleh Junkyu.
"Jiun, Ajun, Oci" Ujar Yoshi ketika melihat tiga orang anak laki-laki berusia tujuh tahun didalam bingkai foto yang menjadi hadiahnya.
Yoshi membalikan bingkai nya, ia kembali membaca apa yang ada dibelakang nya.
' Ini waktu kita bertiga main bola, ingat gak? Waktu Jihoon ambil bola nya terus jatuh? Kita ketawa paling kencang, sampai Ayah gemes sendiri terus kita difotoin '
Yoshi mengangguk, ia ingat.
Yoshi meraih bingkai lagi, bisa dibilang, Junkyu banyak memberikan bingkai foto berisi foto mereka semua. Junkyu menyimpan semua foto-foto kecil mereka. Dulu, Junkyu suka memotret, hal-hal indah selalu Junkyu potret. Waktu kecil, Junkyu belum boleh memiliki kamera sendiri, jadi Junkyu hanya bisa meminjam kamera milik Ayah nya yang notabe nya juga suka memotret.
Setelah beranjak dewasa, Junkyu sudah memiliki kamera sendiri. Ia selalu memotret saudara-saudara nya, waktu itu, Ibu masih ada. Junkyu selalu mengambil gambar dengan senyuman di bibirnya. Ia bahagia karena bisa melakukan hobi nya dengan bebas, Junkyu bisa kapan saja memotret sesuatu sesuka nya.
Namun, ketika Ibu meninggal. Junkyu tak lagi memanfaatkan kamera nya. Ia menyimpan kamera nya, membiarkan kamera nya berdebu tanpa ingin menggunakan nya lagi. Mungkin suatu saat nanti akan Junkyu keluarkan, iya nanti, jika rasa benci nya sudah menghilang.
Dan saat itu, Ayah datang menemui Junkyu. Berkata pada Junkyu bahwa benci tidak akan membuat Junkyu bahagia. Junkyu belum bisa menerima keadaan, ia mengiyakan ucapan Ayah nya, namun ia belum bisa melakukan nya. Dan pada saat akhirnya, Ayah memberikan kamera nya pada Junkyu. Kamera dimana banyak sekali foto-foto kecil anak-anak nya. Junkyu bingung, mengapa kamera itu di berikan padanya. Dan Ayah menjawab, agar Junkyu bisa melihat betapa indah nya anak-anak Ayah nya yang saling menyayangi.
Yoshi tersenyum lagi, ia meraih bingkai yang berisi enam orang anak laki-laki.
Yoshi membalikan bingkai nya dan membaca tulisan nya lagi.
' Ini diambil waktu ulang tahun gue, gue bahagia karena ulang gue selalu ada kalian. Gue selalu tiup lilin dan kalian lihat gue ngelakuin itu. Gue minta maaf karena lihat lo tiup lilin gak langsung didepan lo. Tapi sejujurnya, gue lihat lo tiup lilin karena gue mau. Bukan karena hal terpaksa atau ketidaksengajaan. '
Dibingkai ketiga, berisi Yoshi bersama Junkyu.
' Sebelum foto ini diambil, gue kesal karena Jihoon ngeledekin gue karena makan belepotan. Gue gak suka kalo gue di ledekin, terus lo datang, meluk gue dan bilang kalo apa yang gue lakuin gak masalah. Jihoon nya aja yang nakal, terus Ayah datang bawa kamera, ngefotoin kita berdua yang lagi pelukan di bawah pohon. '
![](https://img.wattpad.com/cover/306924394-288-k944386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Detikan bersayap || YOSHI
Ficção Adolescente❝ Dunia mu terlalu besar untuk menjadikan ku sebagai semesta ❞ - Arubby ❝ Tapi, mengenal mu adalah semesta bagi ku ❞ - Yoshi