02 - "Kenapa ramai sekali?"

221 55 13
                                    

"Yoshi" Memanggil nama Yoshi dengan datar, Hyunsuk datang menghampiri Yoshi yang sekarang tengah berdiri didekat jendela dengan mata yang tertuju pada langit. Hyunsuk baru saja pulang, tadinya ia ingin langsung masuk kedalam kamar nya, tapi melihat Yoshi yang belum tidur sedikit membuat niat Hyunsuk terkurung.

"Ah, kak Hyunsuk.. maaf, aku gak lihat kakak pulang" Hyunsuk mengangguk kecil, namun tidak ada senyuman dibibirnya.

"Kenapa kau belum tidur?"

"Belum ngantuk kak, aku juga sedang berdoa" Balas Yoshi.

"Buang-buang waktu, tidurlah. Berdoa terus, Tuhan akan bosan padamu" Jawab Hyunsuk lalu pergi kekamarnya.

Yoshi membuang nafas nya, jika sudah seperti itu, bisa ia pastikan, sekarang Hyunsuk juga sudah membencinya. Karena sebelum Ayah nya meninggal, Hyunsuk selalu memuji Yoshi karena selalu berdoa dan meminta banyak permintaan pada Tuhan. Tapi sekarang.. Hyunsuk jauh berbeda.

Yoshi tersenyum, lalu kembali menatap langit. "Buang-buang waktu kata kak Hyunsuk? Jika aku tidak berdoa pada Tuhan, siapa yang akan memberikan ku bahagia? Kalian? Bahkan kalian membenciku.." Yoshi menunduk, sampai kapanpun ia tak akan berhenti untuk meminta pada Tuhan. Karena Yoshi selalu yakin, hanya Tuhan yang bisa bantu Yoshi.

"Ayah, baru kemarin Yoshi memeluk Ayah, tapi sekarang.. Yoshi sudah tidak bisa lagi" Yoshi menahan diri agar tidak menangis, tidak, ia tidak boleh menangis lagi. Cukup sore tadi ia menangis didepan Arubby.

Yoshi berbalik arah, ia melangkah menuju kamar nya dan pergi tidur. Jika ia meminta pada Tuhan untuk menjadikan hari ini hanyalah sebuah mimpi buruk, apa Tuhan akan mengabulkannya? Ah, Yoshi rasa, itu terlalu nyata untuk sekedar dijadikan mimpi oleh Tuhan.

• • •

"Ayo kesekolah" Ujar Jihoon pada adik-adiknya yang baru saja selesai sarapan bersama. "Tapi kak, kak Yoshi belum selesai dikamarnya" Sahut Doyoung mengenggam tangan Jaehyuk.

"Gak peduli, ayo. Kalo kalian gak mau terlambat" Balas Jihoon acuh tak acuh lalu keluar dari rumah.

Hyunsuk sedikit membuang nafas nya kasar setelah melihat sikap ketidakpedulian adiknya barusan. Ia ingin marah, tapi ia tidak bisa. Jihoon membenci Yoshi karena itu kesalahan Yoshi, jadi Hyunsuk tidak bisa melarang.. karena sejujurnya, Hyunsuk juga sudah membenci Yoshi dihari dimana Ayah mereka dinyatakan meninggal dunia.

Setelah kepergian Jihoon, Junkyu, Jaehyuk dan Doyoung. Yoshi keluar dari kamar nya, ia menatap Hyunsuk dan mencari dimana saudara-saudara nya yang lain.

"Kak Hyunsuk? Dimana yang lain?"

"Kau lambat, mereka sudah pergi" Jawab Hyunsuk lalu berdiri dan masuk kedalam kamarnya. Hari ini ia ingin beristirahat untuk mengisi tenaga nya. Hyunsuk harus tidur banyak sebelum mengurus perusahaan Ayah nya.

Sementara Yoshi? Anak itu menurunkan kepalanya, biasanya setiap pagi Yoshi akan disambut dengan sapaan lembut dari Ayah nya, menyuruh Yoshi untuk sarapan sebelum pergi kesekolah dan mencium dahi Yoshi sebelum pergi kesekolah bersama yang lain.

"Apa yang aku tunggu? Payah, bahkan aku lupa kalo Ayah sudah tidak ada" Yoshi melangkah pelan, ia menatap makanan yang ada diatas meja, Yoshi lapar.. tapi jam sudah menujukan waktu dimana bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. "Aku harus pergi" Yoshi berlari keluar dari rumah, ah sial. Walaupun melewatkan sarapan, Yoshi lupa bahwa pak supir sudah pergi bersama saudara-saudara nya kesekolah.

• • •


Tidak sesuai harapan, Yoshi dihukum berdiri dilapangan sampai bel istirahat pertama berbunyi.

"Hah.." Terik matahari diatas sana begitu terang dan panas, Yoshi benci siang hari, Yoshi benci ketika harus merasakan begitu panas nya kulitnya. Yoshi, lebih suka malam dibandingkan siang.

Yoshi mengelap keringat yang ada dipelipisnya, pagi ini ia pergi kesekolah jalan kaki dan ditambah lagi dihukum berdiri dilapangan, apalagi tadi ia tidak sempat sarapan. Yoshi yakin sebentar lagi ia akan pingsan jika tidak dibiarkan beristirahat sejenak.

"Kak Yoshi.." Keluar dari toilet, mata Doyoung langsung mendapati sosok Yoshi yang berdiri ditengah-tengah lapangan. Ia maju beberapa langkah, ingin menangis tapi Doyoung sadar ia tengah berada disekolah.

"Maaf kak Yoshi, tadi aku sudah maksa kak Jihoon untuk nunggu kakak sebentar lagi. Tapi, kak Jihoon nya gak mau.. ditambah lagi, kak Junkyu ada jadwal piket pagi. Aku gak bisa buat mereka nungguin kakak pagi tadi. Maaf kak, gara-gara aku, kakak kena hukum" Doyoung menyalahkan dirinya sendiri, padahal disini, Doyoung tidak salah apa-apa.

Doyoung langsung menyerkap air mata nya ketika merasakan ada sesuatu yang terjatuh dari matanya, sungguh. Melihat Yoshi menahan terik nya matahari disana, benar-benar membuat hati Doyoung terluka.

"Aku harus apa?" Tanya Doyoung pada dirinya sendiri.

"Ah! Aku harus beliin kak Yoshi minum" Utus Doyoung sebelum pergi kekantin untuk membeli sobotol air.

Sementara itu, Yoshi terus menahan kaki nya untuk tidak terjatuh. Jujur saja, Yoshi benar-benar menggunakan semua tenaga nya untuk terus berdiri tegak. Yoshi harus menunggu sampai jam pelajaran pertama habis, baru setelah itu Yoshi boleh pergi dari lapangan.

"Argh.. aku benar-benar tidak kuat" Yoshi memejamkan matanya, sungguh, berada disini benar-benar terasa menyakitkan.

Yoshi berusaha untuk mengatur nafas nya, semuanya bisa Yoshi rasakan sekarang. Pusing, mual, pegal, sakit perut, semuanya datang secara bersamaan. Dan Yoshi, tidak bisa menahan semua itu lama-lama.

Sebelum cahaya yang Yoshi lihat berubah jadi gelap, Yoshi terjatuh ketika badannya benar-benar sudah berada diambang kesakitan.

Semua murid yang berolahraga datang menghampiri Yoshi, melihat tubuh Yoshi yang tergeletak tanpa ada yang mau menolongnya.

Doyoung kembali, melihat keramaian disekeliling tempat dimana tadi Yoshi berdiri.

"Kenapa ramai sekali?" Tanya nya penasaran.

Doyoung berlari, perasaannya sudah tidak enak.

"Kak Yoshi, kak Yoshi!" Doyoung menerobos kerumunan, dan sampai akhirnya ia melihat tubuh Yoshi yang tergeletak dengan hidung yang sudah dipenuhi dengan darah.

"Kak! Bangun kak! Hiks, bangun kak Yoshi!" Doyoung menangis, tidak peduli dengan orang-orang yang melihat nya menangis seperti anak kecil.

Doyoung mengangkat kepalanya menatap anak kelas 11 dan 12 yang memiliki jadwal olahraga pagi ini. "Apa yang kalian lihat?! Kalian gak lihat kak Yoshi pingsan?! Kenapa kalian gak bawa kak Yoshi ke UKS? kenapa kalian cuma lihat aja? Kenapa kalian semua jahat? Kak Yoshi pingsan, harusnya kalian langsung bawa kak Yoshi ke UKS!" Doyoung marah, marah karena semua orang hanya bersikap acuh tak acuh pada kakak laki-lakinya.

"JANGAN DIAM AJA! BAWA KAK YOSHI KE UKS!" Doyoung berteriak, sontak membuat beberapa murid mendekat dan mengangkat Yoshi menuju UKS.

Doyoung menghapus air matanya, ia benci Jihoon, ia juga benci Junkyu. Gara-gara mereka berdua, Yoshi jadi terluka lagi.

• • •

Detikan bersayap || YOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang