"Ah, maaf! Sudah nunggu lama?" Yoshi berhenti tepat dihadapan Arubby. Mengatur nafas nya karena sudah membuat Arubby menunggu.
"Ah, enggak kok. Aku baru aja nunggu disini"
"Maaf ya Aru, tadi Jaehyuk sama Doyoung gak mau berhenti meluk kakak. Jadinya telat deh nemuin kamu"
"Tidak masalah, lagian kak Yoshi sudah datang. Jadi ayo ke danau" Yoshi tersenyum, ia mulai meraih tangan Arubby dan menggenggam dengan sangat erat. "Ayo" Balas nya semangat.
Keduanya sama-sama melangkahkan kaki menuju danau, karna tempat nya tidak terlalu jauh dari rumah mereka, mereka rasa jalan kaki tidak masalah.
Diperjalanan, tidak ada keheningan sama sekali, Yoshi terus berbicara dan bercerita betapa seru nya hari nya hari ini. Ia tak pernah lepas dari senyuman, mengingat apa saja yang ia dapat hari ini, Yoshi benar-benar senang akan hal itu. Apalagi tadi Hyunsuk, Jihoon dan Junkyu melihat dirinya meniup lilin, ah.. Yoshi sedikit lega karena Tuhan memberikan hal kecil namun berharga untuk nya.
Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya keduanya sampai. Yoshi membantu Arubby untuk duduk di kursi panjang dimana disana bisa melihat danau dengan tenang. Namun sebelum membantu Arubby, Yoshi di bikin bingung oleh keberadaan kue ulang tahun yang tergeletak diatas kursi panjang tersebut.
"Ayo duduk disini" Arubby mengangguk, namun Yoshi masih penuh akan tanda tanya.
"Aru, disini ada kue ulang tahun. Seperti nya kursi nya sudah ada yang—"
"Itu kue ulang tahun kakak dari ku, aku yang membuatnya, ah, maksud ku, aku meminta ibu untuk membuatnya untuk mu. Seperti nya kak Haru sudah menjalankan tugas nya dengan baik, jadi, selamat ulang tahun, kak Yoshi."
Boleh kah Yoshi menangis lagi untuk kesekian kali nya? Boleh kah ia bersyukur dengan sangat bahwa hari ini benar-benar membuatnya banyak tersentuh? Yoshi bahagia, bahagia karena diberikan kesempatan untuk tersenyum bahagia lagi.
"Hei? Kenapa hanya diam? Kue nya tidak cantik ya?" Yoshi mengeleng, tidak, kue nya bahkan sangat cantik.
"Aru, boleh kah aku memeluk mu?" Arubby menoleh pelan kesamping, kenapa Yoshi tiba-tiba ingin memeluk nya?
"Boleh, sebagai hadiah untuk mu" Yoshi mulai berdiri, mensejajarkan tubuh nya dihadapan Arubby dan mulai memeluk Arubby dengan sangat lembut.
Hari ini, boleh kah Yoshi berkata jujur pada Arubby? Boleh kah Yoshi mengatakan bahwa dirinya mencintai Arubby?
Arubby membalas pelukan Yoshi, ini pertama kali nya, ya. Ini pertama kali nya mereka berdua berpelukan.
Arubby tersenyum, tidak tau maksud dari pelukan ini. Namun ia merasakan nyaman dan hangat didalam sana. "Selamat ulang tahun, laki-laki yang tak ku ketahui wajah nya namun menjadi alasan mengapa aku tetap hidup" Yoshi mengeratkan pelukan nya, menangis memeluk Arubby yang berhasil membuat nya tersentuh sore ini.
"Jangan menangis, hari ini kan hari bahagia kak Yoshi.."
Yoshi tak membalas, ia masih memejamkan matanya dan membiarkan air mata nya mengalir begitu saja.
"Mau sampai kapan memeluk ku? Mau jadi seperti kak Jaehyuk dan Doyoung ya? Yang tidak mau berhenti untuk memeluk kakak?"
"Karna terlalu bahagia, aku tidak sanggup melepaskan pelukan ini" Jawab Yoshi bergetar.
"Lalu bagaimana dengan kue nya? Kakak tidak mau tiup lilin?"
"Mendapatkan pelukan seperti ini lebih penting, aku bisa saja meniup lilin lagi tahun depan, tapi aku tidak tau aku bisa atau tidak memeluk mu lagi seperti ini di tahun depan" Arubby terdiam sejenak setelah mendengar balasan Yoshi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detikan bersayap || YOSHI
Jugendliteratur❝ Dunia mu terlalu besar untuk menjadikan ku sebagai semesta ❞ - Arubby ❝ Tapi, mengenal mu adalah semesta bagi ku ❞ - Yoshi