17 - "Sekarang kan, sudah beda"

146 34 1
                                    

"Kak, kenapa semalam gak masuk sih? Semalam kan harus nya masuk! Kita kan satu kelompok praktek fisika. Jadi semalam aku, kak Jeongwoo sama kak Haruto jadi kesusahan gak ada kakak!" Doyoung tertawa ditempat nya, diantara mereka berempat, Doyoung paling suka jika Junghwan marah seperti sekarang.

"Ditanya malah ketawa, gak waras ih" Jawab Jeongwoo.

"Semalam tuh ada masalah, Wan, Woo. Makanya aku gak masuk" Jawab Doyoung.

"Ada masalah sama kak Hyunsuk kan?" Tanya Haruto.

"Kok tau?"

"Arubby ngasih tau, Arubby bilang kak Yoshi cerita ke dia. Katanya, kakak ada masalah sama kak Hyunsuk, sampe nangis." Jeongwoo dan Junghwan kembali menatap Doyoung.

"Gak ih! Aku gak nangis!"

"HAH? KAK DOYOUNG NANGIS? MASA IYA?"

"Gak!! Haruto bohong, masa percaya? Siapa juga yang nangis? Aku? Nangis? Gak dulu" Haruto tertawa renyah.

"Aku ada video nya kali kak, nih, dikirim kak Jaehyuk" Mata Doyoung melotot ketika Haruto menyodorkan ponselnya ke arah Jeongwoo dan Junghwan.

"Ih Haru!!" Doyoung langsung merebut ponsel Doyoung, tapi dengan sigap, Haruto langsung menjauhkan ponselnya.

"Nah, ini ada bukti di tangan. Terbukti kan siapa yang bohong? Hahaha!"

"Kok bisa sih? Kapan kak Jaehyuk ngerekam? Creppy" Tanya Doyoung.

"Waw waw waw, seorang kak Doyoung nangis. Speechless banget loh" Jeongwoo masuk menutup mulutnya.

"Apasih, kan aku udah pernah nangis?" Balas Doyoung.

"Dih, kapan? Gak pernah tuh" Jawab Junghwan.

"Waktu kak Yoshi dipukuli, aku nangis. Dirumah aku juga sering nangis, kalian nya aja yang gak tau!" Jawab Doyoung mulai kesal.

"Kok kesal? Hamil ya?" Tanya Haruto.

"Mulut" Sahut Jeongwoo.

"Bercanda"

"Hallo adik-adik gemoy, lagi ngapain nih??" Tiba-tiba Jaehyuk dan Asahi datang, datang membawa dosa.

Doyoung langsung menjauhkan dirinya dari Jaehyuk ketika Jaehyuk datang langsung merangkulnya. Doyoung kesal, kesal karena di videoin diam-diam oleh Jaehyuk.

"Eh? Kenapa?" Tanya Jaehyuk merasa bingung.

"Gak kenapa-kenapa" Jawab Doyoung jutek.

"Marah kali, lo kan semalam habis videoin dia diam-diam" Jawab Asahi.

"Kak Asa juga lihat video nya?!" Tanya Doyoung melotot.

"Lihat tadi, Jaehyuk ngasih tau. Tau gak Doy? Kamu tadi diketawain Jaehyuk karena nangis semalam, dia bilang 'Adik gue cengeng banget anjir, sumpah lucu banget gue lihat nya' Gituu"

"BRENGSHAKE! FITNAH BANGET LO JADI ORANG!" Asahi bersembunyi di punggung lebar milik Jeongwoo, duh serem kalo singa lagi ngamuk.

"Gak dek gak! Kakak gak ketawain kok!" Wajah Doyoung makin terlihat kesal.

"Kalo gak ngetawain kenapa aku nya direkam? Malu tau tadi dilihat sama teman aku! Terus kenapa ngirim ke Haruto? Ih jahat banget!" Doyoung pergi, sudah terlalu kesal pada kakak kelima nya.

"Doy, kakak gak ngerekam! Gak sengaja kerekam aja itu! Semalam kakak habis—"

"Udahlah Jae, maling mana ada maling yang mau nga—" Belum lagi Asahi menyelesaikan ucapannya, sudah lebih dulu dipotong oleh Jeongwoo, Haruto dan Junghwan.

"MALING MANA ADA YANG MAU NGAKU, YANG BENAR KAK ASA!!"

Asahi menggaruk kepalanya. "Hehe, mulut gue typo"

Jaehyuk mengusap wajah nya kasar, Doyoung sudah marah pada Hyunsuk dan ditambah sekarang marah padanya. Duh, membujuk Doyoung itu susah. Tapi tidak akan berlaku jika itu terjadi pada Yoshi. Hanya Yoshi yang bisa membujuk Doyoung dengan mudah.

"Gara-gara lo nih Sa adik gue jadi ngambek!"

"Loh? Kok gue sih?"

"Lo semalam nelfon gue anjir! Terus gue makan hati sama lo dan gak sadar gue ngerekam Doyoung lagi nangis! Nih juga! Haruto! Kok lo ngasih tau videonya ke Doyoung?"

"Ya salah sendiri ngirim ke gue"

"Gue kan udah bilang salah kirim, gue mau kirim ke kak Hyunsuk, mau dia minta maaf habis debat sama Doyoung. Mumpung tuh video gak sengaja kerekam, malah lo kasih lihat ke Doyoung. Duh, jadi gue kan yang bakal didiemin Doyoung" Jaehyuk mulai frustasi.

"Bubur udah jadi nasi Jae, tinggal minta maaf"

"Benar kak Jae yang kak Asa bilang, tapi maaf banget nih kak Asa. Cuma mau ngoreksi yang kakak bilang tadi, yang benar nasi yang udah jadi bubur kak, bukan bubur yang udah jadi nasi. Hehe"

"Sama aja Wan"

"Sama apaan anjir? Beda!" Jaehyuk ngengas.

"Sama tolol, sama-sama warna putih"

"Hadeuh mau kak Asahi, tapi ini heran" Semuanya frustasi, tidak sanggup harus melayani Asahi yang aneh nya sudah distadium terakhir.


• • •

"Yoshi, besok ulang tahun kamu kan? Gak ada niatan mau bikin apa gitu?" Yoshi mengeleng sebagai jawaban pertanyaan dari Mashiho. Ia tersenyum kecil dan menjawab. "Gak Mashi, kan sekarang sudah beda" Jawab nya serak.

"Beda apanya?" Tanya Yedam.

"Tahun lalu ada Ayah, dua tahun yang lalu ada Ibu, tapi tahun sekarang, dua-dua nya sudah gak ada"

Mashiho dan Yedam terdiam, ah.. benar. Mereka melupakan itu.

"Tapi, kamu bisa kok tiup lilin seperti tahun sebelumnya." Ujar Mashiho.

"Tanpa ada Jihoon lagi? Tanpa ada Junkyu lagi? Dan tanpa ada kak Hyunsuk lagi?" Tanya Yoshi.

"Yoshi..."

"Aku ingin mereka ada disetiap hari ulang tahun ku, setidaknya mereka selalu melihat ku meniup lilin" Yoshi menunduk, tahun lalu hanya dirinya, Ayah nya, dan kedua adik-adiknya yang merayakan ulang tahun nya. Sementara Hyunsuk, Jihoon dan Junkyu tidak. Ketiganya kasih membenci Yoshi, perihal ibu mereka yang telah meninggal dunia.

Setelah merayakan bersama keluarga nya waktu itu, Yoshi langsung mengajak Arubby ke danau untuk meniup lilin untuk kedua kali nya. Dan disaat itu juga, Yoshi menangis karena sadar bahwa sekarang dirinya benar-benar telah dibenci.

"Jangan sedih dong, aku ikutan sedih nih" Wajah Mashiho mulai murung, tidak bisa harus melihat Yoshi sedih seperti ini. Apalagi, Yoshi sudah terlalu banyak merasakan sakit.

"Besok pasti mereka melihat mu meniup lilin, kalo mereka gak ikut serta. Setidaknya mereka pasti melihat mu"

"Tahun lalu aku menyakinkan perkataan mu, tapi yang terjadi, mereka berada dikamar masing-masing" Yedam diam, dasar. Semesta tidak mendukung sekali waktu itu.

"Kalo tahun lalu mungkin semesta lagi kacau, tapi sekarang aku yakin semesta bakal baik ke kamu" Yedam tidak menyerah, ia harus membuat Yoshi percaya bahwa tahun ini akan lebih baik dari tahun yang sebelum nya.

Yoshi mengangguk sebagai respon.

"Benar yang Yedam bilang! Yakin aja oke? Besok pasti bakal jadi hari kamu banget" Yoshi terkekeh. "Kekekeke, iya Mashi iya" Senyum ketiga nya terbit, membawa tawaan untuk mengusir kegelisahan.

Banyak hal yang bikin aku terluka, tapi aku beruntung karena banyak hal juga yang bikin aku sembuh dari luka. Batin Yoshi seraya tersenyum menatap langit.

• • •


Detikan bersayap || YOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang