🍳 • 2(S3) • 🍳

209 32 14
                                    

"APA TUNANGAN?!" Teriak Luffy, yang lain hanya bisa sweat drop dan tepuk jidat melihatnya. "Maaf aku tidak mengatakannya padamu lebih awal, aku pikir kejadian ini tidak akan terjadi" Luffy diam, ia menatap Zoro dengan penuh arti, lalu kembali makan








Zoro menatapnya sendu, walaupun terlihat tidak peduli tetapi ia tetap bisa melihat perubahan ekspresi nya yang tersirat perasaan sedih juga kunyahan nya menjadi lebih cepat, Zoro tau semua detail detail tentang Luffy, bahkan seberapa banyak tahi lalat di tubuhnya ia juga tau








Hening.... Masih belum ada yang berbicara 'apakah Luffy akan menjadi pendiam seperti dulu? Padahal kupikir ia akan kembali seperti dulu lagi' pikir Nami "mmm..... Anu sensei, apa anda boleh menunjukkan kamar untukku?" Tanya Millie








"Oh ya, maaf, mari" Reyligh mengantar Millie ke kamar bekas Law pakai letaknya tak jauh dari kamar Luffy dan Zoro(Luffy sama Zoro literli satu kamar, tapi kasur tingkat) Zoro berjalan mendekati Luffy. Tapi Luffy malah berdiri dan menjauh darinya








"Luffy tung-" tangannya di tahan oleh Nami sambil menggeleng "biarkan dia sendiri dulu, dia pasti ingin melakukan sesuatu biarkan dia sendiri untuk berfikir" Zoro diam, ia jadi mengurungkan niatnya untuk mengejar Luffy








Disisi lain, Luffy mengejar Millie dan Reyligh"TUNGGU! Lo bercanda kan! Yang tadi" Millie diam 'oh? Apakah dia orang yang Mihawk-san maksud?' Millie berdehem "gue ga bercanda yang tadi itu benar kok"








Luffy diam, pikirannya kacau "kalau begitu.... Gue duluan ya" Reyligh menunjukkan kamar milik Millie meninggalkan Luffy sendiri berdiri menatap kosong "harus kah?" Tanya nya pada dirinya sendiri








Tanpa ia sadari, Millie sedang memperhatikannya dengan pandangan sedih "maaf"  gumamnya, namun Reyligh dapat mendengarnya "maksudmu?" Tanya Reyligh. Millie tersentak "a- ah bukan apa apa" balas nya gugup








"Ada apa dengan pertunangan mu dengan tuan Zoro?" Tanya Reyligh dengan nada mengintrogasi. Millie menghela nafas dengan tubuh sedikit di bungkuk kan lalu ia menatap Reyligh yang sedang melihat nya









.








.








Setelah itu Luffy kembali ke kamar nya, ia merebahkan dirinya di ranjang yang cukup lebar karna sekarang ia tidur ber2 dengan zoro. Ngomong ngomong, kamar yang ada di asrama ini sudah seperti hotel, ada kamar mandi yang tidak terlalu besar, tempat untuk menyeduh minuman, kursi dan meja yang cukup untuk satu orang dan kasur








Dan sisanya diisi sendiri oleh penghuninya, seperti Luffy, ia menambahkan lemari dan meja belajar karna baginya meja kecil saja tidak cukup, juga ada kulkas tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, hanya satu pintu untuk menyimpan makanan ringan dan juga minuman








Kamarnya dihias oleh Sabo dengan tambahan tambahan detail lain, seperti gorden, tanaman di pojok ruangan, akuarium di atas meja kecil televisi jam dinding dan karpet. Dan dengan pintarnya Ace menambahkan komik juga film kesukaan Luffy serta foto keluarga di meja belajar Luffy








Sisanya Luffy lakukan sendiri, ia menambahkan lampu LED berwarna bisa di ganti menjadi warna warm white, merah, hijau, biru, dan ungu. Beberapa poster anime, film, dan anime kesukaannya, keset, dan juga tempat sampah








Kamarnya terlihat begitu asyik di banding yang lain, karna terdapat lemari kaca yang berisi figure yang memberikan vibes gamer dan wibu EHEHHEHHEEHHEHEH (sebenernya ini di buat berdasarkan kamar impian gwehj, tapi cuma impian aja. Pengen? BANGET LAH WOI TAPI GA ADA DUIT)








Ia menutup wajahnya dengan sebelah tangan. Luffy menghela nafas berat. Ia menatap dinding dinding atap kamarnya yang gelap dihiasi lampu galaxy star. Tetap seperti itu selama hampir setengah jam








Kegiatannya tersebut diganggu oleh Zoro yang mengetuk pintu kamarnya sebanyak dua kali "boleh aku masuk?" Tanya Zoro dari luar. Luffy memilih untuk diam, di luar Zoro mengecek apakah pintunya di kunci 'tidak terkunci....?' "aku masuk ya...? Dia tidur?"








Luffy memilih untuk diam berpura pura tidur saja dan malah tidur beneran. Zoro duduk di sampingnya sambil memegang kening Luffy, ia mengusap nya hingga ke sela sela rambut lalu mengecupnya singkat. Luffy yang mendapat perlakuan lembut seperti itu sedikit mengerang








Ia menggenggam tangan kekar itu lalu memeluknya seakan menahan Zoro untuk tidak pergi "......gi" gumamnya pelan "apa?" Tanya Zoro "jangan pergi bersamanya tangan tinggal kan...." Zoro sedikit terkejut dengan apa yang Luffy katakan barusan 'lucunya...'








Terbesit ide jahil terlintas pikiran Zoro "aku akan pergi bersamanya dan meninggalkan mu" mata Luffy yang tadinya terpejam tiba tiba saja terbuka dengan wajah yang syok  dan membuat kepala mereka terbentuk karena tiba tiba Luffy bangun








"Aduh.... *Ittai... Apa sih tadi?!" Iya tambah terkejut melihat Zoro di samping nya sambil sedikit memijat keningnya "Zo- Zoro??" Ia reflek sedikit menjauhkan dirinya dari Zoro "apa kau baik baik saja?"

*Sakit








"A- aku baik baik saja, tidak terlalu sakit" jawab Luffy gugup "bukan itu maksudku, apa hati mu baik baik saja?" Tanya Zoro lagi "ah itu...." Luffy menjeda kalimat nya "bukan kah lebih baik kamu bersama dengannya? Dia-" Zoro memotong omongan Luffy sambil mencengkram kedua pundak yang belum kecil darinya








"JANGAN BERBICARA HAL YANG ANEH LUFFY-" "DIAM! AKU TAU! aku tau... Aku tau kamu juga mencintai ku tapi bukankah lebih baik kamu bersamanya? Dia cantik, memiliki tubuh yang bagus, dan mungkin dia memiliki sifat yang lebih baik dari ku dan ku dengar dia adalah seorang model terkenal dan juga pintar, Hawkins tadi memberi tau ku hak itu. Dan.... Dan dia juga seorang wanita"








Dadanya terasa sesak begitu mengucapkan kalimat-kalimat itu "dan... dan dia bisa menghasilkan keturunan untukmu" Luffy tau, keturunan merupakan hal yang penting dalam bidang bisnis untuk menjadi penerus, seperti ayahnya, bibi yang bekerja di rumahnya pernah bilang








Ayahnya sangat senang begitu ia di karuniai dua bayi laki laki yang kembar. Walaupun entah kenapa ayahnya itu lebih memperhatikan kasih sayangnya pada Luffy, mungkin karna ia khawatir Luffy akan merasa kurang mendapat kasih sayang karena ibunya telah meninggal begitu ia lahir








"Lebih baik kita putus saja... Ya?"







TBC



TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anything for you, of course? -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang