#41. Today

5 0 0
                                    

Simon terus masturbasi. Ia tak habis pikir apa yang ia lakukan malam ini. Bukan karena video porn ini menggila melainkan hari ini benar-benar sial.

Siang itu, Simon mencari cara menarik perhatian Rian.

Jam istirahat.

Semua orang di sekolah melakukan kegiatan lainnya di waktu senggang. Ekskul, belajar, atau pacaran.

Tiba-tiba suasana sekolah ramai.

Anak-anak sekolah berkumpul dan tengok di jendela.

Simon penasaran, lirikan matanya tertuju pada laki-laki yang ia sukai. Merapatkan gigi geraham, kekesalannya mencapai puncak.

Rian dan Pak. Michael berada di lapangan.

Kagome menjadi anak baik. Dia berada diantara dua orang. Pria tua dan anak laki-laki remaja.

"Kagome, kembali padaku." Perintah Pak. Michael.
"Kagome, jangan dengarkan dia." Rian berkata.
"Apa yang kau katakan pada keponakanku?! Beraninya kau sebut nama depannya!" Pak. Michael membentak.
"Berani menyebut nama depannya... Hah, astaga, seorang pria dari salah satu anggota keluarga tidak perlu terlalu lengket pada anak adikmu sialan. Kau mahkluk rendahan paling jelek. Pantas saja kau pantas disebut kuli bangunan daripada guru-." Ucapan Rian terhenti.

Pukulan maut Pak. Michael dahsyat sekali. Rian terpental jauh sekitar 20 meter dari tempatnya berdiri. Bangkit susah payah, menyiapkan kuda-kuda.

Kini Rian siap menghadapi musuh yang berada dihadapannya sekarang.

Suasana makin memanas.

Sorak-sorai terdengar jelas layak penonton sedang menikmati dua orang saling adu tinju di gladiator.

Tunangan Kagome melihat aksi heroik Rian untuk memperebutkan hati gadis drakula setengah manusia burung.

Pertarungan antara laki-laki manusia dan pria siluman anjing.

Siapa yang akan menang?

Tidak ada yang tau.

Tak ada aba-aba.

Mereka berdua melesat jauh ke depan. Beradu tinju. Jurus jitu untuk menjatuhkan masing-masing lawan. Kagome tipikal anak bermulut kasar tapi cinta damai. Ia sempat kabur dari mereka.

Rian datang, bawa jauh dari Pak. Michael.

Penculikan bisa selesai karena Pak. Michael menendang perut untuk merebut Kagome dari pelukan Rian.

"Makin seru saja, nih."
"Ah, andaikan aku diculik seperti Kagome."
"Aku juga."
"Wow, manusia itu tangguh juga."
"Iya, dia benar-benar jagoan."

Ms. Wanda datang, ia melihat murid pindahan sedang berkelahi dengan guru sejarah.

Ibu angkat Simon yang merupakan Kepala Sekolah ini benar-benar kecewa berat pada murid pindahan pilihan Ms. Wanda dan murid teladan itu.

"Arg, apa yang sebenarnya terjadi?!" Wanita tua itu membentak!

"Mereka memperebutkan Kagome, Bu."
"Iya, Kagome mencuri perhatian semua orang."

Kagome teriak, ia dilempar ditangkap seperti bola mainan. Rian tangkap, Pak. Michael tendang untuk mengamankan Kagome di tempat lain.

"Apa yang terjadi?"
Kagome dilanda kebingungan.
"Jangan bergerak. Tetap disini. Aku segera kembali."
Pak. Michael beri peringatan penting untuk Kagome tetap berada di kursi ini dan jangan bergerak.

Rian terjatuh, berguling-guling di tanah hingga tabrak tiang lampu. Kepalanya kena. Itu sangat fatal. Ms. Wanda sempat menjerit, menutup mulut dengan dua tangan. Dia sudah merawat pria tua selalu muda itu agar alat di tengkuk lehernya tidak terkena air atau serangan kejutan membuatnya jatuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psycho In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang